c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

16 November 2022

18:57 WIB

Penikmat BDSM Miliki Lebih Sedikit Masalah Seks

Penelitian menunjukkan kalau mereka yang melakukan BDSM malah lebih sedikit mempunyai permasalahan seksual dibandingkan populasi umum.

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

Editor: Rendi Widodo

Penikmat BDSM Miliki Lebih Sedikit Masalah Seks
Penikmat BDSM Miliki Lebih Sedikit Masalah Seks
Ilustrasi BDSM. Pixabay

JAKARTA - BDSM merupakan salah satu fetish unik yang lumayan sedikit naik daun belakangan ini. BDSM merupakan singkatan dari Bondage and Discipline, Dominance and Submission, Sadism and Masochism, yang melibatkan tindakan mengikat dan diikat, mengontrol dan dikontrol, serta melibatkan rasa sakit demi meraih kepuasan seksual.

Fetish ini populer sejak beberapa tahun lalu, meskipun sebenarnya perilaku seksual seperti ini telah ada sejak lama. Banyak orang mengira orang dengan fetish BDSM memiliki masalah seksual. 

Namun, ternyata hal itu tidaklah tepat. Berdasarkan sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Sex Medicine pada 2019 menunjukkan kalau mereka yang melakukan BDSM malah lebih sedikit mempunyai permasalahan seksual dibandingkan populasi umum.

Penelitian tersebut dilakukan pada 266 partisipan yang melakukan BDSM dan 200 partisipan umum. Partisipan pria dilaporkan berperan dominan, sementara wanita sering kali menjadi submisif. 

Hanya sekitar 30% partisipan yang bersedia untuk bertukar peran, baik menjadi dominan dan submisif.

Hasilnya, mereka yang melakukan BDSM memiliki masalah seksual yang lebih sedikit dibandingkan populasi umum, atau mereka yang tidak melakukan BDSM. Sementara itu, partisipan yang bertukar peran diketahui memiliki kepuasan seksual lebih tinggi dibandingkan kelompok submisif dan populasi umum. 

Bukan itu saja, partisipan BDSM juga dilaporkan mempunyai level stres yang rendah terkait gaya hidup seks mereka.

"Pesan utama yang ingin kami bagikan adalah BDSM bukan patologis atau parafilia, dan tidak ada hubungannya dengan masalah psikologis. Kami menemukan mereka yang memiliki fantasi seksual seperti ini secara seksual lebih puas dan memiliki masalah seksual yang lebih sedikit," kata peneliti dari Institute of Clinical Sexology Roma Italia Filippo Maria Nimbi PhD dilansir dari Psypost.

Meski demikian, penelitian ini masih memiliki keterbatasan. Salah satunya adalah praktisi BDSM yang menjadi subyek penelitian berasal dari Italia. 

Tentunya, hal ini tidak bisa digeneralisir karena setiap daerah dan negara memiliki budaya yang berbeda sehingga bisa mempengaruhi hasil penelitian. Untuk itu, dibutuhkan penelitian lainnya terkait BDSM dari negara lain.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar