c

Selamat

Selasa, 4 November 2025

KULTURA

09 Juli 2022

08:19 WIB

Penelitian: Tato Dan Tindik Tandai Pengalaman Kekerasan Di Masa Lalu

Sekitar 40% partisipan setidaknya memiliki satu tato atau tindik dan 25% di antaranya mengalami kekerasan dan diacuhkan pada saat kanak-kanak.

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

Editor: Rendi Widodo

Penelitian: Tato Dan Tindik Tandai Pengalaman Kekerasan Di Masa Lalu
Penelitian: Tato Dan Tindik Tandai Pengalaman Kekerasan Di Masa Lalu
Ilustrasi wanita dengan tato dan tindikan. Pixabay

JAKARTA - Tato dan tindik merupakan salah satu hal yang populer selama beberapa tahun terakhir. Tato dan tindik sendiri telah dilakukan selama berabad-abad silam, baik untuk keperluan dan keinginan pribadi atau berkaitan dengan budaya tertentu.
 
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam BMC Psychology di 2022 menunjukkan bahwa mereka yang melakukan tato dan tindik untuk alasan pribadi diketahui pernah mengalami kekerasan dan sering diacuhkan pada saat masih anak-anak. Penelitian tersebut dilakukan di Jerman pada lebih dari 2100 keluarga.
 
 Partisipan ditanyai soal tato dan tindik, dan juga menyelesaikan survei mengenai trauma masa kecil. 

Hasilnya, sekitar 40% partisipan setidaknya memiliki satu tato atau tindik dan 25% di antaranya mengalami kekerasan dan diacuhkan pada saat kanak-kanak. Sementara itu hanya ada 35% partisipan yang memiliki tato dan tindik yang dilaporkan tidak alami kekerasan anak.
 
 Jenis kekerasan dan tidak dipedulikan pun berkaitan dengan jumlah tato dan tindik yang dimiliki oleh partisipan. Semakin parah bentuk kekerasan dan ketidakpedulian yang diterima, maka akan semakin banyak tato dan tindik yang partisipan peroleh.
 
"Penelitian ini mendukung kaitan tato dan tindik pada kekerasan dan pengabaian pada masa kanak-kanak. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan kekerasan fisik dan seksual, tetapi juga membentuk trauma emosional yang lebih dini," kata para peneliti dikutip dari Psypost.
 
 Dengan hasil temuan ini, para peneliti berharap dapat membuka jalan baru untuk mendukung para seniman tato dan penindik dan melakukan skrining. 

Semisal apabila klien mengalami trauma pada masa kecil, staf studio tato dan tindik dapat memberikan informasi terkait penyedia layanan konseling. Meski begitu, klien tetap menjadi pemegang keputusan, apakah ingin lanjut tato atau tindik, atau menjalani konseling.
 
Walau demikian, penelitian ini masih memiliki sejumlah keterbatasan. Seperti penelitian ini merupakan cross-sectional study sehingga mungkin memiliki interpretasi yang berbeda. Selain itu, kekerasan dan pengabaian yang dialami pada masa kanak-kanak merupakan laporan mandiri dan lokasi tato dan tindik partisipan tidak diketahui.
 
 Sebelumnya, penelitian lainnya juga pernah menemukan bahwa mereka yang melakukan tato dan tindik yang dilakukan untuk alasan pribadi diketahui memiliki kepercayaan diri yang rendah. Untuk itu, mereka membutuhkan sesuatu yang membuat diri mereka lebih unik, salah duanya adalah melalui tato dan tindik.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar