25 Agustus 2021
20:31 WIB
SURABAYA – Motivasi dan apresiasi kepada atlet paralimpiade Indonesia yang sedang berjuang di Tokyo Palimpyc 2020 berdatangan dari sejumlah pihak. Bukan hanya bonus uang dari pemerintah buat para pendulang medali, beasiswa pendidikan gratis pun disiapkan buat mereka.
Universitas Negeri Surabaya (Unesa) misalnya, menyiapkan program pendidikan gratis bagi atlet-atlet Indonesia yang tengah berjuang dalam ajang Paralimpiade Tokyo 2020, guna menambah motivasi dan semangat mereka. Penyerahan program pendidikan itu dilakukan oleh Rektor Unesa Prof. Nurhasan bersama dengan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Supratomo, kepada salah seorang atlet bulu tangkis Indonesia asal Jawa Timur Khalimatus Sa'diyah yang sedang berada di Tokyo, Rabu (25/8) seperti dilansir Antara.
Kepada Khalimatus, Nurhasan berpesan agar ia dapat bertanding senyaman mungkin, tanpa beban dan tanpa tekanan.
"Urusan juara itu bonus, yang penting nikmati pertandingan dengan sepenuh hati, lakukan yang terbaik, dan hasilnya pun akan baik. Sampaikan kepada teman-teman lain, kami di sini terus mendukung dan mendoakan yang terbaik," kata Nurhasan.
Pria yang akrab disapa Cak Hasan itu mengaku bangga mendengar nama putra-putri Jatim dan Indonesia, bisa sampai di Tokyo dan berjuang di ajang bergengsi tersebut. Sebagai bentuk apresiasi, ia mengatakan Unesa akan memberikan penghargaan berupa program pendidikan gratis, baik S1 maupun S3, kepada atlet-atlet Indonesia yang tampil di Paralimpiade Tokyo 2020.
"Sepulangnya dari Tokyo, mau juara atau tidak, teman-teman yang berminat studi, monggo di Unesa, kami siapkan gratis, mau S1 atau S2, silakan. Ini sudah dibicarakan sama Pak Menpora (Zainudin Amali). Untuk para atlet, kami berikan yang terbaik, sebagaimana usaha terbaik yang mereka upayakan untuk Indonesia," tutur Nurhasan.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, pendidikan gratis itu juga merupakan wujud apresiasi kepada para atlet. Serta sebagai bentuk kolaborasi untuk Jatim dan Indonesia yang lebih berprestasi.
Menurut dia, tidak mudah menjadi seorang atlet, apalagi untuk tampil di ajang internasional, karena butuh proses dan usaha tanpa henti agar mampu melewati setiap tantangan yang dihadapi.
"Ini (program pendidikan gratis) adalah wujud dukungan Unesa sebagai kampus yang ramah disabilitas, termasuk kepada para atlet Paralimpiade Indonesia. Selain itu, Unesa juga terus mengembangkan pendidikan dan layanan bagi anak-anak disabilitas dengan menggandeng beberapa pihak luar negeri, termasuk Spanyol," tuturnya.
Sementara itu, Kadispora Jatim Supratomo menyatakan, pihaknya bersama Unesa akan terus bersinergi untuk terus memajukan prestasi olahraga Jatim dan juga Indonesia.
"Terima kasih kepada Unesa, ini (program pendidikan gratis) adalah apresiasi yang luar biasa untuk para atlet. Kami bangga kepada Khalimatus dan teman-teman lain di Tokyo. Tetap fokus dan yakin pasti bisa, itu paling penting," ungkap Supratomo.
"Berlatihlah seperti kamu bertanding, dan bertandinglah seperti kamu berlatih," tambahnya.
Atlet National Paralympic Committee (NPC) balap kursi roda Zaenal Arifin (kiri), angkat berat Ni Nen gah Widiasih (tengah) dan menembak Bolo Triyanto (kanan) memegang bendera saat acara Pengukuhan dan Pelepasan Atlet NPC di Hotel Kusuma Sahid, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (14/8/2021). NPC Indonesia akan memberangkatkan 23 atlet dari tujuh cabang olahraga pada pesta olahraga penyandang disabilitas dunia Paralimpiade Tokyo 2020. Antara Foto/HO-NPC Indonesia
Bonus dan Target
Sebelumnya, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memastikan para peraih medali Paralimpiade Tokyo bakal menerima bonus yang sama dengan peraih medali Olimpiade Tokyo. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Sesmenpora Gatot S Dewa Broto kepada Antara di Jakarta, Rabu.
“Iya, sama,” kata Gatot seperti dikutip dari Antara.
Seperti diketahui, peraih medali emas Olimpiade Tokyo menerima bonus sebesar Rp5,5 miliar, perak Rp2,5 miliar, dan perunggu Rp1,5 miliar. Nominal ini lebih besar Rp500 juta dibanding penghargaan yang diterima peraih medali Olimpiade 2016 Rio de Janeiro.
Apabila berkaca pada pengalaman Olimpiade Tokyo, penghargaan tak hanya diberikan kepada peraih medali. Untuk pertama kalinya, pemerintah juga memberikan apresiasi kepada para Olympian Tokyo. Masing-masing atlet mendapat Rp100 juta.
Pemerintah juga turut memberikan bonus kepada para pelatih. Sosok pelatih yang mengantarkan atletnya meraih medali emas berhak atas Rp2,5 miliar, perak Rp1 miliar, dan perunggu Rp600 juta. Sementara yang telah mendampingi atlet di Olimpiade menerima Rp 100 juta.
Namun Gatot belum dapat memastikan apakah apresiasi serupa akan diberikan kepada para atlet yang tampil di Paralimpiade Tokyo.
Sekadar mengingatkan, Paralimpiade Tokyo 2020 akan berlangsung 13 hari hingga 5 September. Indonesia mengirimkan 23 atlet dalam pesta olahraga penyandang disabilitas terbesar di dunia itu. Mereka akan bersaing pada tujuh cabang olahraga, yaitu badminton, atletik, renang, tenis meja, menembak, powerlifting, dan balap sepeda.
Kontingen Merah Putih ditargetkan membawa pulang lima medali dari Paralimpiade Tokyo dengan rincian satu emas, satu perak, dan tiga perunggu serta finis di urutan Ke-60 dalam klasemen perolehan medali.
Para-badminton diharapkan dapat menjadi tumpuan utama dengan target masing-masing satu medali emas dan perak. Sementara cabang para powerlifting, para tenis meja, dan para atletik disebut memiliki peluang untuk menyumbang perunggu.