c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

08 Oktober 2025

18:41 WIB

Pemugaran Diharapkan Bisa Membongkar "Misteri" Gunung Padang

Studi mengungkapan kalau struktur tanah dan bebatuan Gunung Padang berusia hingag 27 ribu tahun. Namun, para peneliti masih berdebat soal seberapa tua peradaban yang diwakili situs tersebut.

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p dir="ltr" id="isPasted">Pemugaran Diharapkan Bisa Membongkar &quot;Misteri&quot; Gunung Padang</p>
<p dir="ltr" id="isPasted">Pemugaran Diharapkan Bisa Membongkar &quot;Misteri&quot; Gunung Padang</p>

Menteri Kebudayaan Fadli Zon saat melakukan peninjauan situs Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, Rabu (8/10/2025). ANTARA/ HO-Kementerian Kebudayaan.

JAKARTA - Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan bahwa pemugaran Gunung Padang membawa dua tujuan penting. Selain untuk mempertahankan warisan fisik situs, pemugaran yang dilakukan pihaknya saat ini diharapkan juga bisa membongkar "misteri" Gunung Padang, memberi narasi yang jernih bagi ilmu pengetahuan.

Fadli mengatakan, Gunung Padang saat ini masih menyimpan banyak misteri bagi dunia ilmu pengetahuan. Dia berharap kajian dan pemugaran yang tengah dilakukan oleh para ilmuwan ini dapat berkesinambungan guna menghasilkan berbagai temuan yang mengindikasikan usia serta konteks keberadaan Gunung Padang.

"Situs ini menjadi misteri yang perlu dipecahkan oleh para ilmuwan. Ada punden berundak, dan boleh dibilang ada piramida buatan manusia di sini. Kita tidak memiliki cetak biru tentang bagaimana situs ini dibangun, tapi dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki para ilmuwan, sedikit demi sedikit rahasianya akan terungkap," ungkap Fadli dalam keterangannya, dilansir dari Antara, Rabu (8/10).

Fadli menekankan, penelitian dan pemugaran Gunung Padang bukan sekadar menggali masa lalu, tetapi juga bagian dari amanah generasi saat ini untuk melindungi warisan leluhur dari kerusakan, termasuk akibat bencana alam yang melanda.

"Kita diberi amanah di generasi ini. Inilah waktunya kita lakukan pemugaran sesuai dengan keahlian kita untuk melindungi situs ini dari bencana alam. Semoga situs ini dapat berdiri sebagaimana dulunya, dan fungsi aslinya dapat tersibak, termasuk alasan mengapa disebut sebagai Gunung Padang," lanjutnya.

Ketua Tim Kajian dan Pemugaran Situs Cagar Budaya Peringkat Nasional Gunung Padang, Ali Akbar dalam keterangan yang sama menjelaskan bahwa situs cagar budaya ini merupakan peringkat nasional yang luar biasa, baik dari segi ukuran maupun usia. Dalam waktu dekat, katanya, akan dilakukan tahap awal pemugaran pada bagian sisi situs yang mengalami longsor.

"Pemugaran tahap awal dan terbatas akan difokuskan pada pelindungan bagian sisi situs yang sebagian sudah mengalami longsor. Akan kami lakukan dalam dua hingga tiga bulan ke depan,” jelasnya.

Ali turut berujar bahwa akan terdapat semacam program pemberdayaan bagi masyarakat sekitar Gunung Padang dalam meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian setempat yang akan dilakukan bersama Tim Kajian dan Pemugaran Situs Cagar Budaya Peringkat Nasional Gunung Padang.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia Putu Supadma Rudana menyampaikan apresiasi dan berharap agar hasil kajian dan pemugaran ini dapat bermuara pada pembangunan museum yang mampu merekam perjalanan riset dan sejarah Gunung Padang.

Baca juga: Tim Pemugaran Gunung Padang Temukan Columnar Joint Di 2 Lokasi

Seperti disebutkan Fadli Zon, narasi Gunung Padang selama ini masih menjadi arena perdebatan bagi para akademisi di bidang sejarah hingga arkeologi, baik di Indoensia maupun di forum riset internasional. Misteri itu berarti perdebatan yang belum terselesaikan tentang posisi situs tersebut dalam peta sejarah peradaban manusia dunia.

Fadli Zon sendiri meyakini Gunung Padang salah satu jejak peradaban tertua di dunia. Pandangannya itu didukung riset riset ahli geologi Danny Hilman Natawidjaja dan tim yang dipublikasikan jurnal Archaelogical Prospection pada 2023 lalu, yang mengklaim situs Gunung Padang berusia 27.000 tahun.

Penanggalan itu sebetulnya tak menjadi perdebatan, karena usia fisik suatu benda bisa ditelusuri secara akurat. Perdebatan para ahli justru pada poin lainnya, yaitu mempertanyakan benarkah situs tersebut adalah jejak peradaban tertua?

Danny Hilman dan tim yang menyebut lapisan dalam situs Gunung Padang "dipahat" oleh manusia. Masalahnya, banyak ahli tak bersepakat bahwa situs tersebut merupakan tinggalan peradaban manusia dari 27.000 tahun silam.

Ada tidaknya pahatan manusia menjadi penting karena itulah petunjuk krusial soal aktivitas manusia di situs pundan berundak mirip piramida tersebut.

Jika klaim itu benar, artinya Gunung Padang bangunan buatan manusia paling tua yang diketahui, melampaui kuil Gobekli Tepe di Turki (sekitar 9.000 tahun lalu) atau piramida Mesir (4.500 tahun).

Diketahui, seturut ramainya kritik atas simpulan penelitian Danny Hilman, pihak Archaeological Prospection pun menarik kembali publikasi penelitian Danny Hilman setelah meyakini adanya kesalahan pada penelitian tersebut.

Pendeknya, para peneliti umumnya bersepakat bahwa material tanah dan bebetuan di situs Gunung Padang berusia sangat tua, mencapai puluhan ribu tahun lalu. Namun tak semua yakin bahwa situs tersebut menyimpan jejak peradaban manusia setua yang disebutkan. Bisa saja, material yang diteliti tersebut sudah ada jauh sebelum adanya manusia beraktivitas di sekitar kawasan bukit di Cianjur, Jawa Barat tersebut.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar