26 Februari 2022
11:27 WIB
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA – Kabar duka datang dari dunia seni rupa Indonesia. Maestro lukis Indonesia, Srihadi Soedarsono dikabarkan meninggal dunia pada Sabtu (26/2) pagi.
Kabar meninggalnya Srihadi Soedarsono mengalir lewat sejumlah pesan broadcast. Srihadi meninggal dunia sekira pukul 05.15 WIB di Bandung.
“Innalillahi Wa Inna Illahi Raji’un. Telah berpulang Bp. Prof Srihadi Soedarsono pada hari Sabtu tanggal 26 Februari 2022 jam 05.15 WIB di kediaman beliau Jl. Ciumbuleuit No. 173, Bandung,” bunyi pesan broadcast yang diterima Validnews.
Sejauh ini, belum ada informasi langsung dari pihak keluarga. Namun, beberapa sumber seniman di Jakarta dan Bandung yang kami hubungi pagi ini membenarkan informasi tersebut.
Informasi lebih lanjut yang kami terima, jenazah akan disalatkan di Masjid Salman ITB, di lingkungan kampus tempat Srihadi sepanjang hidupnya mengabdi sebagai guru besar seni rupa.
Jenazah maestro lukis, guru besar yang juga legiun veteran itu rencananya akan dibawa ke Jakarta siang ini untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Srihadi memiliki gelar lengkap Prof. Kanjeng Raden Haryo Tumenggung H. Srihadi Soedarsono Adhikoesoemo, lahir di Solo, 4 Desember 1931. Ia sukses menjalani rentang usia yang panjang, 90 tahun, dengan konsistensi tiada lawan di jalan melukis.
Srihadi melukis secara intens sejak remaja, mulai dari era perang kemerdekaan, sebagai pelukis sketsa untuk Balai Penerangan Militer Tentara Keamanan Rakyat. Setelah itu, pada tahun 1950-an, ia keluar ketentaraan. Srihadi melanjutkan pendidikan seni rupa di Balai Pendidikan Universiter Guru Gambar Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung (menjadi Fakultas Seni Rupa ITB).
Nasib baik terus berlanjut, hingga akhirnya Srihadi sampai ke Amerika Serikat, mendapatkan gelar master of art dari Ohio State University pada tahun 1962.
Pulang ke Indonesia, Srihadi menjadi pengajar dan kemudian diangkat menjadi guru besar seni rupa pada tahun 1992. Srihadi mencapai purna bakti sebagai pengajar pada tahun 2007 silam.
Namun bukan mengajar, tapi melukislah jalan utama Srihadi. Di jalan ini, ia telah menciptakan ratusan karya lukisan sejak awal kemerdekaan. Srihadi dikenal sebagai pelukis dengan karya-karya yang bertemakan lanskap Indonesia, termasuk beberapa karyanya yang fenomenal yaitu “Bedaya Ketawang” hingga seri “Borobudur”.
Karya-karya Srihadi selama ini menjadi buruan para kolektor seni baik di dalam negeri maupun luar negeri. Ia juga terus menggelar pameran hingga di penghujung usianya. Pameran tunggalnya terakhir kali yaitu “Srihadi Soedarsono – Man X Universe”, di Jakarta pada 2020 silam.
Menjelang tutup usianya, Srihadi menyelesaikan lukisan berjudul Jayakarta: The Glory of The Past, Present and Feature (2021). Lukisan ini menangkap lanskap Jakarta dalam perjalanan waktu ratusan tahun, mulai dari zaman VOC hingga era Jakarta masa kini yang modern.
Sebagai seniman, Srihadi sudah banyak mengenyam penghargaan prestisius, termasuk Anugerah seni dari pemerintah Republik Indonesia tahun 1971, Cultural Award dari pemerintah Australia pada 1973, hingga Fulbright Grant dari pemerintah Amerika Serikat pada 1980.