13 Agustus 2025
16:39 WIB
Parah Max, Ungkapan Resah Dan Penerimaan Basboi
Lima lagu dalam Parah Max berbeda dengan lagu-lagu Basboi selama ini yang cathcy. Kini lagu-lagunya penuh kegaduhan, amarah dan kebingungan. Namun di balik semua itu ada penerimaan.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Raper Basboi saat meluncurkan EP Parah Mak di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (5/8). Dok: Validnews/ Andesta.
JAKARTA - Penyanyi rap Baskara Rizqullah alias Basboi resmi melepas album mini atau extended play (EP) bertajuk Parah Max. Album ini merangkum perjalanan bermusiknya setelah fase album debutnya tahun 2001, Adulting For Dummies.
Parah Max merangkum lima lagu ditambah satu track pembukaan berjudul "Muqaddimah" yang mencerminkan eksploarsi musk terkini dari Basboi. Dia kini benghadirkan nuansa rap yangl tebal. Berbeda dari lagu dan musik-musiknya selama ini, Basboi kini bertutur lebih ekspresif baik lewat lirik maupun musiknya.
Lima lagu dalam Parah Max yaitu "Sendirian", "We Out", "Shopping Spree", "Parah Max" serta Rest Baby Rest". Basboi menyebut kelima lagu ini merupakan ungkapan resah, kebingungan. amarah sekaligs juga harapan. Semua itu bercampur dalam fae hidup sang raper dalam beberapa tahun terakhir.
"Mini album ini dibuat di tengah tahun yang penuh kesedihan.[erang membakar dunia, orang-orang berpura-pura normal dan melanjutkan hidup sementara di belahan tempat lain manusia dibantai. Kita berjalan normal seolah tak ada yang salah," ungkap Basboi dalam sesi dengar album di Jakarta baru-baru ini.
Kelima lagu dalam Parah Max juga menandai fase baru Basboi dalam hal musikalitas. Jika sebelumnya ia dikenal lewat lagu-lagu hip hop nan cathcy serta penuh kelembutan , kini musiknya bebalik arah menjadi penuh amarah, ketidakpastian hingga kekalutan.
Basboi mengakui, album ini adalah wujud dari kegalauan eksistensial pada dirinya dalam beberapa waktu terakhir. Sebagai manusia di era kontemporer, dia resah akan perang, juga resah akan kapitalisme yang melingkupi kehidupan masa kini.
Baspoi menyampaikan respon dan sikapnya tentang situasi tersebu lewat karya, sehingga lahir lagu yang tak berkejelasan, menyentil sana-sini sekaligus di saat bersamaan juga mengakui "kekalahan" diri di hadapan dunia. Tak menyerah pada realtias, Basoi mencoba merangkul kenyataan dengan menerima, menginterupsi hingga memakinya.
"Ini album yang kalau bisa dibilang, kalau ikut bahasa-bahasa puitiknya itu ini tuh catatan dari reruntuhan," ujar Basboi.
Menurutnya lagi, album ini semacam obat penawar palsu, dan dia seorang tukang obat yang tengah menjajal obat palsu--seolah menawarkan obat hati bagi pendengar. Sejatinya, lagu-lagu ini penuh kekacauan, penuh kebodohan dan juga penuh ketidakberdayaan. Hanya saja semua itu menjadi tidak memilukan karena diterima dengan dewasa.
Karakter musik dan lirik yang cenderung lebih "kasar" tinimbang lagu-lagu Basboi sebelum ini, diproduksi dengan mengedepankan spontanitas. Basboi menceritakan, lirik-lirik dia ciptakan begitu saja, tanpa lirik tertulis yang dipersiapkan sebelum rekaman.
Spontanitas menjadi aspek yang penting bagi Basboi untuk albumnya ini. Karena ia memang ingin berbicara apa adanya, menceracau semau-maunya tanpa bertendensi menyelipkan pesan yang tegas bagi pendengar.
Baca juga: "Pesona", Single Penuh Nostalgia Dari Kolaborasi Basboi Dan Andien
Album ini tak membawa jawaban bagi keluh kesah atau kegalauan pendengar, hanya lagu yang lahir dari "kepala yang panas dan hati yang dingin".
"Kayak obat PARAMEX, dia obat aja, sesuatu yang mudah lo akses, nggak harus ke dokter. Dan mudah juga buat lo dan mudah juga untuk lo salah gunakan. Itu yang diceritakan," Basboi menjelaskan kaitan isi album dengan judul.
Secara keseluruhan, Parah Max membawa nuansa segar bagi katalog musik Basboi. Album mini ini akan mengajak pendengar menyimak irama baru dari Basboi, termasuk sebuah sajian eksperimental di salah satu lagu, di mana Basboi menggabungkan hip hop dengan hardcore punk yang bertenaga.
Album Parah Max dari Basboi dirilis di layanan streaming musik digital mulai hari ini, Rabu (13/8).