c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

26 September 2025

08:20 WIB

Paracetamol Tidak Sebabkan Autisme, Ini Faktanya

H8ngga saat ini tidak ada bukti ilmiah kuat yang membuktikan Tylenol atau obat penghilang nyeri dengan bahan aktif paracetamol sebagai penyebab autisme.

Penulis: Annisa Nur Jannah

<p>Paracetamol Tidak Sebabkan Autisme, Ini Faktanya</p>
<p>Paracetamol Tidak Sebabkan Autisme, Ini Faktanya</p>

Ilustrasi paracetamol. Foto: Freepik.

JAKARTA - Beberapa waktu lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali membuat pernyataan kontroversial. Ia mengaitkan penggunaan Tylenol atau obat pereda nyeri dengan bahan aktif paracetamol (acetaminophen) dengan risiko autisme.

Trump bahkan menyebut hal ini dalam konferensi pers di Gedung Putih, sembari memberi nasihat medis kepada ibu hamil dan orang tua agar membatasi penggunaan obat tersebut. Ia juga menyinggung soal vaksinasi, yang menurutnya sebaiknya tidak diberikan terlalu dini pada anak-anak.

Pernyataan itu sontak menimbulkan kehebohan karena bertolak belakang dengan nasihat resmi perkumpulan medis. Berbagai penelitian justru menunjukkan bahwa paracetamol tetap aman digunakan selama kehamilan.

Dilansir dari Healthline, klaim Trump langsung mendapat bantahan keras dari para ahli. Mereka menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada bukti ilmiah kuat yang membuktikan Tylenol sebagai penyebab autisme.

Isu ini sebenarnya mulai mencuat setelah sebuah tinjauan penelitian yang dipublikasikan di jurnal Environmental Health menyoroti potensi risiko penggunaan acetaminophen selama kehamilan terhadap perkembangan otak anak. Tinjauan tersebut mencakup 46 studi, termasuk penelitian besar di Swedia yang melibatkan 2,5 juta anak.

Hasil awal memang sempat menunjukkan adanya hubungan kecil dengan risiko autisme dan ADHD. Namun, ketika diteliti lebih jauh dengan metode kontrol saudara kandung, kaitannya menjadi tidak signifikan.

Dengan kata lain, para peneliti menegaskan bahwa temuan tersebut hanya menunjukkan asosiasi, bukan hubungan sebab-akibat. Bahkan, faktor lain seperti infeksi, nyeri kronis, atau kondisi psikologis ibu bisa memengaruhi hasil penelitian.

Tanggapan Organisasi Kesehatan

American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menegaskan bahwa Tylenol masih aman untuk ibu hamil. Mereka menyebut klaim yang menyamakan Tylenol dengan penyebab autisme sebagai sesuatu yang menyesatkan dan berpotensi berbahaya.

“Tidak ada bukti kuat yang mendukung pengumuman pemerintah. Mengaitkan Tylenol dengan autisme justru menyederhanakan kondisi neurologis yang sangat kompleks,” ujar Steven J. Fleischman, Presiden ACOG.

Selain Tylenol, penelitian juga menyinggung peran folat dalam kaitannya dengan autisme. Beberapa studi menunjukkan bahwa sebagian individu dengan autisme memiliki masalah metabolisme yang membuat folat tidak terserap optimal ke otak.

Leucovorin, bentuk khusus vitamin B9 (folat), kini tengah diteliti sebagai terapi tambahan bagi anak dengan autisme. Hasil awal memang menjanjikan, namun penelitian masih terbatas sehingga belum bisa dijadikan rekomendasi umum.

Secara umum, autisme adalah kondisi neurologis yang sangat kompleks, melibatkan faktor genetik, lingkungan, hingga usia orang tua. Tidak ada satu penyebab tunggal, apalagi klaim bahwa Tylenol secara langsung menjadi pemicu.

Para dokter sepakat bahwa Tylenol masih menjadi salah satu pilihan aman untuk meredakan demam dan nyeri pada ibu hamil. Justru, membiarkan demam tanpa pengobatan dapat membahayakan ibu dan janin, termasuk meningkatkan risiko cacat tabung saraf.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar