c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

02 Maret 2024

10:58 WIB

Pantai Batu Hiu dan Legenda Pasukan Kerajaan Mataram

Pantai Batu Hiu di Pangandaran menawarkan pemandangan lepas Samudra Hindia yang memanjakan mata.

Penulis: Siti Nur Arifa

Editor: Satrio Wicaksono

Pantai Batu Hiu dan Legenda Pasukan Kerajaan Mataram
Pantai Batu Hiu dan Legenda Pasukan Kerajaan Mataram
Pantai Batu Hiu. Foto: gogreencanyon.

JAKARTA – Pangandaran jadi salah satu destinasi pesisir di Jawa Barat yang banyak dituju sejak lama. Memiliki deretan pantai menarik, salah satu yang masih populer hingga kini adalah Pantai Batu Hiu.

Menawarkan keindahan laut lepas Samudra Hindia dari bukit karang, Pantai Batu Hiu kerap disebut sebagai Tanah Lot versi Jawa Barat karena memiliki batu karang yang menjorok ke tengah laut seperti halnya Tanah Lot di Pulau Bali.

Berlokasi di Desa Ciliang, Kecamatan Parigi, Kabupaten Ciamis, sekitar 14 km ke arah barat dari objek wisata Pangandaran. Kawasan Batu Hiu memiliki ombak yang keras serta karakter bebatuan yang tajam. Karena itu, tempat ini tidak cocok untuk berenang dan olahraga layaknya surfing, yang mana biasa dilakukan di pantai-pantai wilayah Pangandaran lainnya.

Dari segi pemandangan, sepanjang tepi Pantai Batu Hiu menyajikan keindahan yang menakjubkan, di mana terdapat batuan sedimen yang mengalami proses pembentukan dan pengikisan selama ribuan tahun, sehingga menghadirkan panorama yang unik. Selain itu, bagian tepi pantainya juga dihiasi tebing batu yang tajam dengan tekstur berlapis horizontal.

Legenda Batu Hiu

Mengulik soal asal-usul penamaannya, di salah satu sisi pinggir tebing menuju ke laut, tadinya terdapat batu karang yang menurut warga setempat memiliki bentuk menyerupai hiu. Namun kini, bentuknya sudah tidak lagi demikian lantaran habis oleh kikisan ombak Pantai Selatan yang garang.

Sementara itu keberadaan Batu Hiu yang dimaksud juga dikaitkan dengan sebuah legenda yang tersebar antar generasi dari mulut ke mulut, mengenai pasukan buangan kerajaan Mataram yang dinamakan Ki Braja Lintang.

Konon pada kisaran abad ke-11,pasukan buangan tersebut dipimpin oleh dua orang komandan yakni Aki Gede dan Nini Gede. Pasukan yang dipimpin mereka pergi dari tempat asalnya hingga sampai di daratan Pantai Batu Hiu dengan melalui jalur laut.

Tinggal di sana, pada satu hari Nini Gede memerintahkan pasukannya untuk mencari makanan. Hingga kemudian salah seorang pasukan bernama Ki Braja Lintang menjalankan perintah tersebut. Ia dikatakan berhasil menangkap seekor hiu, namun ketika dibawa ke hadapan komandan, Aki Gede dan Nini Gede justru memerintahkan agar ikan hiu tersebut dikembalikan ke laut.

Kembali mengikuti perintah, saat dilepaskan ikan hiu tersebut nyatanya justru berubah menjadi sebuah batu hitam yang besar. Bongkahan batu itu yang kemudian diyakini menjadi asal-usul munculnya sebuah batu yang mirip dengan hiu, dan memunculkan nama Pantai Batu Hiu.

Terlepas dari legenda yang ada ditambah wujud batu yang kini sudah terkikis, kini Pantai Batu Hiu tetap menjadi objek wisata populer di Pangandaran. Apa lagi, tak jauh dari lokasi juga terdapat tempat konservasi penyu yang dikelola oleh Kelompok Pengawas Masyarakat Biota Laut (POKWASMAS).

Di sana, wisatawan dapat melihat berbagai jenis penyu seperti penyu hijau, penyu tempayan, dan penyu pipih. Jika sedang beruntung dan ada telur penyu yang sedang diamankan, wisatawan juga dapat ikut serta melepaskan tukik (anak penyu) ke laut lepas ketika tukik sudah berusia 3-5 bulan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar