c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

17 Maret 2022

14:05 WIB

Panduan Persiapan Kencan Daring Dari Tinder

Tinder menyarankan pengguna tak takut untuk menunjukkan karakter asli Anda. Karena dengan demikian, Anda bisa menarik orang-orang yang sesuai dengan sifat dan juga karakteristik Anda di kencan daring

Panduan Persiapan Kencan Daring Dari Tinder
Panduan Persiapan Kencan Daring Dari Tinder
Ilustrasi Aplikasi kencan online Tinder. dok.Shutterstock

JAKARTA - Kencan daring telah menjadi hal umum dalam beberapa tahun terakhir. Tidak hanya pria, wanita juga bisa mengambil langkah yang proaktif untuk menjalin koneksi yang lebih bermakna dalam kencan daring.
 
Nah, kini Tinder sebagai salah satu platform kencan daring yang ada di Indonesia, membagikan panduan persiapan berkencan daring untuk para wanita. Hal ini agar wanita bisa terhubung dengan koneksinya yang tepat dan membawa hal positif dalam menjalani aktivitas sehari- hari.
 
Mengutip siaran pers Tinder, Kamis (17/3), berikut beberapa panduan yang disarankan oleh Pakar Hubungan Inez Kristianti, agar wanita bisa lebih siap menjalani kencan daring. Pertama, sebelum melakukan kencan daring pastikan anda sudah menemukan kebahagiaan dari dalam diri anda.
 
“Jangan menggantungkan kebahagiaanmu pada respon orang”, ujar Inez.

Menurutnya, memperlihatkan keanggunan sebagai seorang perempuan dengan perawatan diri, adalah bagian dari menemukan kebahagiaan dalam menciptakan hubungan yang bermakna. Jadi, Anda pun perlu melakukan hal-hal yang membuat diri sendiri bahagia dan puas, karena hal itu merupakan cara membangun kecantikan dari dalam diri.
 
Kemudian, kata Inez, jangan sampai menunda kebahagiaan demi orang lain dan selalu menjadi diri Anda sendiri. Lewat Tinder, anda bisa menemukan orang yang memiliki bakat dan minat yang sama lewat "Tinder Explore". 

Setelah berbagi hal-hal yang menarik untuk Anda, Anda juga bisa menemukan orang-orang dengan minat dan bakat yang sama. Hal ini bisa mempermudah anda mencari koneksi yang memiliki visi dan pemikiran serupa, sehingga kencan daring yang terjalin nantinya akan semakin menyenangkan.
 
Langkah kedua adalah jangan cepat puas dengan hal- hal yang anda anggap kurang. Ingat, Anda selalu memiliki kendali penuh atas hidupmu sendiri, dan tentunya hal itu berlaku juga pada keputusan untuk membuat kebahagiaanmu.
 
Tentukan apa yang terbaik dan cocok untuk anda dan jangan puas dengan sesuatu yang kamu rasa kurang. “Kamu pantas diperlakukan dengan layak.”, tambah Inez.



Jangan Putus Asa
Jika ternyata Anda tidak berhasil di kencan pertama, kata Inez, maka jangan putus asa dan menerima begitu saja. Baiknya, Anda mencoba kembali hingga akhirnya mendapatkan koneksi yang satu frekuensi.
 
Ketiga, ambil kendali dan tidak cuma menjadi pengikut. Artinya ketika ada pengguna lain yang match dengan anda di aplikasi kencan daring, maka tak ada salahnya untuk anda memulai percakapan terlebih dahulu.
 
Hentikan stereotip, wanita harus menunggu pria. Mulailah proaktif agar kencan daringmu bisa berjalan dengan sukses.
 
“Gak perlu malu chat duluan!” saran Inez. 

Mengirim percakapan terlebih dahulu merupakan langkah agar anda juga bisa memiliki kendali atas relasi tersebut. Tentunya, hal itu dapat menjadi potensi yang menjanjikan jika ternyata hubungan itu berlanjut dengan mulus.
 
Panduan terakhir dan menjadi yang terpenting yaitu, bangga dan percaya dengan diri sendiri akan membantu kesuksesan kencan daring anda. Sangat wajar jika anda ingin menampilkan diri yang terbaik saat menjalani hubungan.
 
Selanjutnya, jangan takut untuk menunjukkan karakteristik asli Anda. Karena dengan demikian, Anda bisa menarik orang-orang yang sesuai dengan sifat dan juga karakteristik Anda. Jika Anda justru menyembunyikannya, maka artinya anda sedang meyabotase kencan dan hal itu akan terasa tidak menyenangkan.
 
Tinder sendiri, baru mengeluarkan fitur baru yang tersedia di "Explore" yaitu "Obrolan Singkat: Kencan Buta". Fitur tersebut, dapat menjadi pengalaman sosial baru yang mempertemukan anggota, sebelum mengizinkan mereka untuk melihat profil satu sama lain.
 
Dengan begitu, pengguna bisa menciptakan kesan pertama melalui percakapan bermakna tidak hanya lewat foto profil. Fitur ini dirancang untuk membantu anggota terhubung lebih cepat melalui permainan dan cara yang menyenangkan serta inovatif. 

Anggota hanya dapat melihat profil dan foto satu sama lain, jika mereka berdua memutuskan untuk match karena cocok setelah mengobrol. Dengan begitu, tekanan untuk swiping di awal berdasarkan penampilan, dapat dihindari.

Dengan fitur tersebut, pengguna juga akan dipasangkan berdasarkan kesamaan, jawaban pertanyaan dan game. Pengguna akan menjawab pertanyaan atau permintaan berjangka. Jika Anda tidak terkesan dengan jawaban mereka, Anda dapat memutuskan untuk berpasangan dengan pengguna lain.

Penipuan Online
Terlepas dari kemudahan apikasi kencan online, pengguna aplikasi seperti ini juga sudah sepatutnya berhati hato, mengingat banyaknya penipuan berkedok ajaan kencan online. Menurut Kaspersky, penipuan percintaan online mengalami peningkatan sejak 2020, ketika pandemi pertama kali melanda dunia. Dengan aktivitas fisik yang terbatas, internet, khususnya media sosial, menjadi koneksi penting bagi banyak orang.

Penelitian Kaspersky sendiri menemukan, lebih dari setengah (53%) pengguna media sosial di seluruh dunia banyak menggunakan jejaring sosial selama penguncian lokal dan nasional (lockdown) lebih daripada sebelumnya.  Penelitian yang sama juga mengungkapkan 18% dari 1.007 orang dewasa yang disurvei untuk mewakili kawasan Asia Tenggara (SEA), menggunakan media sosial terutama untuk menemukan romansa.

Mayoritas (76%) menegaskan, media sosial telah memberi mereka koneksi penting selama darurat kesehatan global. Selain itu, hampir seperempat (24%) responden di Asia Tenggara mengatakan, mereka telah membentuk kehidupan nyata, pertemanan langsung dengan orang-orang yang awalnya bertemu di media sosial. 

Sementara 18% lainnya mengakui, mereka berkencan dengan seseorang yang mereka temui di platform ini. Namun, perkembangan pesat dalam upaya menemukan pasangan ini juga disertai dengan risiko emosional hingga finansial. 

Misalnya, pada tahun 2021, lembaga penegak hukum dari Singapura dan Malaysia bekerja sama untuk melacak kelompok yang mengkhususkan diri dalam penipuan percintaan (romance scams).

Sindikat itu diduga berada di balik setidaknya delapan penipuan di kedua negara, termasuk kasus seorang wanita Singapura berusia 41 tahun yang akhirnya kehilangan total $28.000. Penelitian Kaspersky lainnya bertajuk ‘Mapping a secure path for the future of digital payments in APAC’, mengungkapkan, hampir satu dari dua (45%) di Asia Tenggara kehilangan uang karena penipuan percintaan online.

Sekedar informasi, studi ini dilakukan oleh lembaga penelitian YouGov di wilayah utama di Asia Pasifik, termasuk Australia, Cina, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Thailand, dan Vietnam (10 negara). 

Tanggapan survei dikumpulkan pada Juli 2021 dengan total 1.618 responden yang disurvei di seluruh negara yang disebutkan. Responden berkisar antara 18-65 tahun, yang seluruhnya merupakan pekerja profesional dan pengguna pembayaran digital.

Dari studi ini juga ditemukan, sebagian besar insiden di sini hanya menelan biaya kurang dari US$100 (22%). Namun, perlu dicatat, usia korban dan kisaran biaya penipuan percintaan tampaknya menunjukkan tumpang tindih.


Generasi Tua
Dengan kerugian kurang dari US$100, dua generasi tertua (Baby Boomer dan Silent Generation) mencatat persentase tertinggi, keduanya sebesar 33%.  Kelompok usia paling senior, di sisi lain, mengalami kerugian paling banyak dengan hampir dua di antara lima dari mereka mengaku kehilangan US$5.000-US$10.000 dari penipuan percintaan online.

Terakhir, sebagian kecil (8%) dari Gen Z mengatakan, para penjahat dunia maya telah menyebabkan kerugian hingga lebih dari US$10.000 atas ancaman online terkait percintaan kepada mereka.

“Ketika kita masih muda, kita cenderung lebih ingin tahu dan mungkin sedikit ceroboh. Ketika kita beranjak lebih dewasa, kita memiliki banyak waktu dan kesempatan,” kata Chris Connell, Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky.

Selain itu juga biasanya, sejumlah tabungan pada rekening bank meningkat seiring usia bertambah sebagai bentuk persiapan. “Para penipu online dan pelaku kejahatan siber mengetahui kenyataan tersebut. Termasuk kecenderungan manusia atas perasaan kesepian dan mendambakan kebersamaan ketika mengalami kesendirian, terutama seperti masa penguncian sosial saat ini,” ucapnya.

Namun, lanjutnya, kasus-kasus yang mencuat akhir-akhir ini, seharusnya menjadi pengingat bagi kita untuk menjaga pikiran tetap waspada. Bahkan di saat kita mendengarkan kata hati.

“Karena tidak ada yang lebih menyakitkan daripada memiliki kekasih palsu dan dompet kosong secara bersamaan. Kami menghimbau semua orang dari segala usia untuk tetap waspada dan lebih baik dalam membedakan keaslian hubungan yang kita bangun secara online dan offline,” tambahnya.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar