c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

KULTURA

22 September 2025

13:02 WIB

Optimalisasi Teknologi Untuk Mengungkap Jejak Peradaban Majapahit

Penggunaan Light Detection and Ranging (LiDAR) dinilai membantu secara signifikan para peneliti dalam mengungkap jejak peradaban Majapahit, kususnya mencari lokasi titik nol Majapait.

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p id="isPasted">Optimalisasi Teknologi Untuk Mengungkap Jejak Peradaban Majapahit</p>
<p id="isPasted">Optimalisasi Teknologi Untuk Mengungkap Jejak Peradaban Majapahit</p>

Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon melihat proses uji coba Light Detection and Ranging (LiDAR) di kawasan situs Trowulan. Sumbere foto: Kemenbud.

JAKARTA - Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) RI melakukan uji coba penggunaan Light Detection and Ranging (LiDAR) serta Georadar di Kawasan Cagar Budaya Trowulan, Jawa Timur. Pemerintah mengoptimalkan penggunaan teknologi untuk meneliti sejarah, khususnya untuk mengungkap narasi peradaban Majapahit secara lengkap.

LiDAR adalah sebuah teknologi pemetaan jarak jauh yang menggunakan pulsa cahaya laser untuk mengukur jarak ke permukaan bumi atau objek lainnya. Dalam kesempatan uji coba, alat ini mengumpulkan data-data permukaan sekitar situs trowulan, untuk mendeteksi jejak-jeka fisik lainnya yang mungkin tersebar di kawasan tersebut.

Kemenbud melalui Balai Pelestarian Kebudayaan XI Wilayah Jawa Timur dalam hal ini berkolaborasi dengan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

"Kita berharap dengan adanya kajian kebudayaan ini, kita dapat memetakan situs-situs yang ada. Ini adalah bentuk partisipasi publik, karena memajukan kebudayaan memang harus melibatkan semua pemangku kepentingan," ungkap Menteri Kebudayaan, Fadli Zon dalam  keterangan resmi, Senin (22/9).

Lebih lanjut, Menbud Fadli Zon menyampaikan bahwa masih banyak tugas yang perlu dikerjakan, misalnya mengungkap letak titik nol Majapahit. 

"Inilah titik awal penggunaan LiDAR dan metode geometri. Mudah-mudahan hasil yang diperoleh bisa dikombinasikan dengan penelitian lain, sehingga data bisa kita baca, interpretasikan, dan kemudian ditindaklanjuti," harapnya.

Baca juga: Pusat Informasi Majapahit di Trowulan Resmi Jadi Museum Majapahit

Fadli Zon juga menegaskan bahwa orientasi pelestarian kebudayaan adalah melindungi, mengembangkan, memanfaatkan, dan membina. Situs-situs baru yang ditemukan, menurutnya perlu dilakukan langkah pelindungan dan penelitian.

Secara umum hasil penelitian di lokasi yang telah dipilih dengan pendekatan metode geofisika, tim berhasik mengidentifikasi sejumlah benda anomali yang berasosiasi dengan struktur atau batu bata yang terpendam oleh tanah. Proses ini kedepannya diharapkan mampu mengungkap informasi baru yang dapat melengkapi narasi sejarah peradaban Majapahit serta memberikan wawasan lebih dalam tentang struktur peradaban besar ini di masa lalu.

"Dari hasil LiDAR ini, kita bisa mendapat gambaran potensi titik-titik anomali yang mungkin bisa diteliti lebih jauh, dan mudah-mudahan bisa menjawab pertanyaan pertanyaan yang selama ini belum terjawab," tutupnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar