03 Juli 2023
14:15 WIB
JAKARTA – Musik adalah bahasa universal. Dengan musik, semua persoalan bisa disuarakan. Pesan pun bisa sampai dengan lebih efektif ke telinga pendengar.
Hal inilah yang dilakukan grup musik The HMS Band dengan pesan-pesan anti korupsinya. Grup band yang digawangi Hardjuno Wiwoho, Bona Paputungan dan Digo Dz ini terus ‘berdakwah’ memerangi korupsi yang merupakan musuh besar seluruh rakyat Indonesia. Menurut The HMS Band, musik menjadi sarana kampanye yang efektif untuk menyadarkan masyarakat tentang bahaya korupsi. Tujuannya agar generasi muda bangsa ini tak sampai menjadi pewaris utang abadi
Pada Pentas Live Music Car Free Day di Jakarta, Minggu (2/7), The HMS Band pun menyuarakan soal sulitnya mengurai benang kusut kasus mega skandal korupsi keuangan negara Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Padahal, kasus korupsi ini merupakan yang terbesar sejak RI merdeka.
“HMS (Hidupkan Masyarakat Sejahtera) Center terus melakukan sosialisasi terkait masalah BLBI ke generasi muda agar mereka sadar akan bahayanya jerat utang yang menggunung ini,” ujar Hardjuno yang juga Ketua Umum HMS Center
Lewat salah satu hits andalannya ‘BLBI Gate’, Hardjuno kembali mendesak pemerintah untuk menuntaskan BLBI Gate yang merupakan skandal korupsi keuangan terbesar di Indonesia ini. Menurutnya, BLBI Gate menjadi sumber bencana bagi keuangan Negara Indonesia saat ini.
Lirik lagu BLBI Gate ini merupakan kritik sosial melihat maraknya korupsi di Indonesia yang mulai meresahkan masyarakat. “Karenanya, kami berharap lirik lagu ini membangkitkan semangat masyarakat melawan korupsi,” tegas Staf Ahli Utama Pansus BLBI DPD RI tersebut.
Kebijakan Pemerintah
Harapannya, dengan lagu yang dibawakannya, pemerintah tergugah sehingga membuat kebijakan yang pro rakyat. Selama ini, banyak kebijakan pemerintah yang terkesan menindas rakyat dan pro pengusaha kakap. “Melalui lirik lagu, kita ingin melawan kezholiman pemerintah atas rakyatnya,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Hardjuno kembali mengajak seluruh rakyat Indonesia melawan kejahatan para obligor BLBI. Ia meminta masyarakat tak membiarkan mereka yang maling uang negara, tidur dengan nyenyak.
“Mereka sudah kaya raya. Karenanya, usut tuntas, penjarakan dan miskinkan mereka,” serunya.
Hardjuno melihat korupsi di Indonesia sudah sangat parah. Perilaku korupsi ini sudah merajalela serta merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk itu, Hardjuno kembali menyerukan agar seluruh rakyat Indonesia harus bangkit berdiri melawan prilaku koruptif.
“Jangan sampai kita abai. Korupsi ini penyakit akut yang bisa menggerogoti segala sendi kehidupan,” cetusnya.
HMS Center, kata Hardjuno, mengingatkan masyarakat agar peduli dengan warisan utang abadi yang menjerat bangsa Indonesia ini. Apalagi, utang ini dibayar dari uang pajak yang disetor dengan ngos-ngosan oleh rakyat dari seluruh Indonesia
“Kami tidak akan berhenti memerangi korupsi di Indonesia agar kejahatan korupsi lenyap dari negeri ini. Memang ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tetapi komitmen perjuangan melawan koruptor ini harus terus menyala,” ujarnya.
Pendiri The HMS Band, Sasmito Hadinegoro menambahkan, musik sebagai karya seni bisa menjadi bentuk perjuangan membela rakyat, serta untuk mendidik dan mencerdaskan masyarakat.
"Kalau rakyat ingin sejahtera, pemimpinnya harus betul-betul menyadari bahwa rakyat itu punya uang. Tidak cukup dengan blusukan. Rakyat selalu membayar pajak, sehingga uang itulah yang harus digunakan untuk kepentingan kesejahteraan mereka. Jangan kemudian, uang itu justru digunakan untuk membayar bunga akibat kasus BLBI," ujar Sasmito.