21 Oktober 2025
16:14 WIB
Museum Situs Gua Harimau Akan Diaktivasi Jadi Ruang Edukasi Publik
Museum Situs Gua Harimau merupakan alam yang mencakup area gua di Desa Padang Bindu, Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan yang menyimpan artefak zaman praneolitikum, zaman perunggu hingga besi.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Menteri Kebudayaan Fadli Zon saat meninjau Situs Gua Harimau, di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatra Selatan. ANTARA/HO-Kementerian Kebudayaan.
JAKARTA - Menter Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan pentingnya melestarikan dan juga mengaktivasi museum hingga situs-situs beresejaran sebagai ruang edukasi masyarakat. Termasuk pada Museum Situs Gua Harimau yang berada di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatra Selatan.
Menurut Fadli, museum-museum di Indonesia secara umum perlu terus diaktivasi sehingga menarik kunjungan publik luas. Pada kasus Museum Situs Gua Harimau, menciptakan ekosistem yang berkelanjutan antara museum dan situs prasejarah perlu dilakukan agar dapat menjadi wadah pengembangan budaya bagi masyarakat sekitarnya.
"Museum yang sudah lama harus kita lakukan aktivasi. Kita bisa melakukan aktivitas-aktivitas di sini, seperti pameran kontemporer dan juga kegiatan-kegiatan lain," ungkap Fadli dalam keterangan pers, dikutip Selasa (21/10).
Museum Situs Gua Harimau merupakan museum dari situs alam yang mencakup area gua yang ditemukan tahun 2008 di kawasan Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji, Ogan Komering Ulu. Gua ini menyimpan jejak manusia prasejarah berupa kerangka manusia, lukisan dinding, alat sederhana hingga makam.
Narasi sejarah Situs Gua Harimau masih terbuka, mengingat temuan-temuan di lokasi ini masih berlanjut dan memberikan rujukan penangggalan dengan rentang variasi yang panjang. Temuan arkeologis dari situs ini diperkirakan berasal dari era batu muda, zaman perunggu hingga besi.
Fadli Zon juga menekankan pentingnya penelitian lebih lanjut terhadap Situs Gua Harimau. Ia pun mendorong peneliti dan arkeolog untuk melakukan penelitian sekaligus memanfaatkan teknologi mutakhir untuk meneliti temuan bersejarah.
"Mungkin nanti kita bisa lakukan sebuah ekspedisi, ekskavasi, termasuk juga pendalaman terhadap penelitian yang ada di gua ini, sehingga kita bisa mendapatkan informasi yang lebih utuh. Untuk Gua Harimau sendiri, kita perlu melakukan satu carbon dating (penanggalan radiokarbon) terhadap lukisan gua, sehingga kita tahu persis berapa usianya," kata Fadli sebagaimana dilansir dari Antara.
Baca juga: Peninggalan Sejarah Di Museum Akan Didata Secara Nasional
Situs Gua Harimau, kata Fadli, merupakan situs arkeologi yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia. Sebab, artefak-artefak yang ditemukan di area situs menunjukkan bahwa Situs Gua Harimau adalah bagian dari perjalanan peradaban di Ogan Komering Ulu.
"Di sini banyak temuan-temuan, baik fosil tulang manusia, ada 82 sejauh ini yang ditemukan, itu masih relatif di permukaan. Dan juga ada gambar-gambar lukisan di dinding gua purba, atau yang disebut sebagai cave painting atau rock art," jelasnya.
Fadli menyebutkan sejumlah temuan tersebut merupakan hasil dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) yang kini sudah bergabung dalam BRIN.
"Penemuan di sini menjelaskan penghuni gua lebih tua dari komunitas Austro Melanesia, dan juga banyak ditemukan artefak logam tertua yang terdokumentasi, seperti kapak corong perunggu, temuan besi, batu, dan juga berbagai macam artefak lain," tambahnya.