24 Mei 2025
16:58 WIB
Monash University Indonesia Luncurkan Program Master of Sustainability
Sektor energi terbarukan di Indonesia berpotensi menciptakan 400 ribu pekerjaan baru pada tahun 2030. Masalahnya, jumlah tenaga kerja dengan "kompetensi hijau" relatif masih minim.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Monash University Indonesia meluncurkan program Master of Sustainability, Kamis (22/5). Dok: Monash University Indonesia.
JAKARTA - Dunia sedang bergerak menuju ekosistem berkelanjutan. Eksploitasi alam selama beberapa milenium dan perilaku hidup yang membebani lingkungan telah menghasilkan bayangan kehancuran. Karena itu, perubahan di semua sektor kehidupan kini mendesak direalisasikan.
Seluruh dunia, termasuk Indonesia kini menghadapi tantangan besar dalam menjembatani kesenjangan talenta (talent gap) di sektor keberlanjutan, khususnya di bidang energi, konstruksi, pertanian, dan keuangan. Indonesia, dengan target emisi karbon nol bersih (net zero) pada 2060, butuh banyak tenaga profesional yang terampil dan berpengetahuan luas.
Masalahnya, pasokan "talenta hijau" di Indonesia saat ini belum mampu memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Menurut Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA), sektor energi terbarukan di Indonesia berpotensi menciptakan 400.000 pekerjaan baru pada tahun 2030. Namun, laporan LinkedIn menunjukkan bahwa antara tahun 2023-2024, permintaan terhadap talenta hijau meningkat sebesar 11,6%, sementara pasokannya hanya tumbuh sebesar 5,6%.
Direktur Jenderal Energi Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI, Eniya Listiyani DewiHal mengatakan, transisi energi menuju kehidpan yang lebih berkelanjutan kini memerlukan perhatian lebih serius.
Peralihan menuju keberlanjutan, yang didorong oleh Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), target iklim global, dan komitmen net zero menuntut kolaborasi semua pihak. Jika tak tertangani, itu dapat menghambat kemampuan Indonesia untuk melaksanakan aksi iklim dan kebijakan pembangunan berkelanjutan secara efektif.
Eniya mengatakan, perluasan akses pendidikan, terutama vokasi, menjadi sangat penting untuk mencetak talenta-talenta yang dibutuhkan industri masa depan.
"Transisi energi bukan hanya tentang mengganti sumber energi, tetapi juga menciptakan peluang kerja yang inklusif dan berkelanjutan bagi generasi muda. Untuk itu, upaya upskilling dan perluasan akses pendidikan vokasi menjadi langkah strategis. Langkah ini penting agar generasi muda dapat berperan aktif sebagai penggerak menuju masa depan yang lebih berkelanjutan," ungkap Eniya dalam keterangan pers, dikutip Sabtu (24/5).
Hal itu disampaikan Eniya dalam dalam Sustainability Forum 2025 yang digelar di kampus Monash University, Indonesia, Jakarta beberapa waktu lalu. Dia menegaskan bahwa energi terbarukan adalah inti dari transisi energi Indonesia. Ia juga menyoroti kesenjangan antara pendidikan vokasi dan kebutuhan industri, khususnya di bidang teknis.
Monash University, Indonesia dalam konteks ini menjadi salah satu kolaborator pemerintah dalam menjawab tantangan penyediaan talenta hijau. Kampus ini resmi meluncurkan program Master of Sustainability, sebagai langkah strategis mendukung visi keberlanjutan.
Program Master of Sustainability yang diumumkan akan dimulai pada tahun ajaran 2025/2026, dirancang untuk mencetak tenaga profesional yang tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga pemahaman mendalam tentang kebijakan dan bisnis keberlanjutan. Ujungnya adalah untuk membentuk masa depan tenaga kerja hijau di Indonesia.
Pro-Vice Chancellor & President Monash University, Indonesia, Profesor Matthew Nicholson, mengatakan, Indonesia sejatinya berada di garis depan transisi keberlanjutan global. Namun, keberhasilannya bergantung pada kemampuan untuk membangun tenaga kerja terampil yang dapat mendorong perubahan.
“Melalui kolaborasi lintas sektor dan pendidikan berkualitas tinggi seperti program Master of Sustainability di Monash University, Indonesia, kami mempersiapkan generasi pemimpin baru untuk membantu mewujudkan target net zero Indonesia pada 2060,” ujarnya.
Baca juga: Deklarasi BRICS, Perluas Pasar Ekspor Indonesia Dan Dukung Industri Keberlanjutan
Program Master of Sustainability dirancang untuk profesional dari berbagai latar belakang, yang ingin memperdalam pengetahuan tentang keberlanjutan dan menguasai keterampilan praktis untuk menghadirkan solusi nyata. Program ini disesuaikan dengan kebutuhan industri, memastikan lulusannya siap memimpin ekonomi hijau dan menjawab tantangan nasional.
Mahasiswa akan mendalami isu-isu keberlanjutan melalui kurikulum interdisipliner yang mencakup topik-topik seperti mitigasi perubahan iklim, transisi energi, kota berkelanjutan, dan ekonomi sirkular. Mereka juga akan mendapatkan pengalaman langsung melalui penempatan kerja di industri serta proyek kolaboratif bersama perusahaan, pemerintah, dan LSM.
Jika Anda tertarik, informasi lebih lanjut tentang program Master of Sustainability dan proses pendaftaran tahun akademik 2025-2026 dapat diakses di situs resmi Monash University, Indonesia.