11 Agustus 2023
10:24 WIB
Penulis: Arief Tirtana
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Mobil listrik Gadjahmada Airport Transporter Electric atau yang dikenal dengan GATe buatan peneliti UGM (Universitas Gadjah Mada) secara resmi telah masuk ke dalam katalog elektronik atau e-katalog nasional.
Masuknya GATe ke e-catalog nasional menjadi penting, sebab akan mempermudah konsumen untuk melakukan pemesanan dan pembelian kendaraan listrik ini.
Peresmian produk GATe pada e-katalog nasional dilaksanakan bersamaan dengan peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) pada Kamis (10/8) di Fakultas Teknik UGM.
Ketua pengembang GATe, Dr. Ir. Muh Arif Wibisono, S.T., M.T., D.Eng., IPM., ASEAN.Eng., menjelaskan bahwa mobil listrik GATe pertama kali dikembangkan pada tahun 2019, melalui skema Pendanaan Riset Inovasi Produktif (RISPRO) LPDP.
Secara desain, GATe merupakan mobil listrik serupa mobil golf yang dirancang khusus untuk dipergunakan mengangkut penumpang di area bandara, dengan kapasitas angkut maksimal untuk 6 penumpang, dan dengan kecepatan maksimal 25 Km/jam.
Kendaraan ini dibuat menggunakan motor listrik sebagai tenaga penggeraknya, dan mengandalkan sumber energi listrik yang disimpan dalam baterai bertipe litium.
"Kendaraan ini berbasis listrik dengan energi yang tersimpan pada baterai, dengan motor penggerak sebesar 4 KW. Kemampuan jelajah GATe sekitar 50 km dan bisa diperpanjang dengan kapasitas baterai yang lebih besar," jelas Arif, Kamis (10/8).
Sebelum akhirnya masuk e-catalog, GATe sendiri sebenarnya telah digunakan di dua bandara di Indonesia sejak tahun 2020. Di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta sebanyak 3 unit, dan Bandara Yogyakarta International Airport sebanyak 1 unit. Selain itu, GATe juga telah diuji coba di kawasan kampus UGM dan taman wisata Candi Borobudur.
Saat ini, GATe dikembangkan dengan tiga varian. Pertama, kendaraan dengan atap yang bisa mengangkut enam penumpang. Kedua, kendaraan tanpa atap dengan kapasitas empat penumpang. Terakhir, kendaraan dengan atap dengan kapasitas empat penumpang.
Untuk harga, satu unit GATe dengan kapasitas enam penumpang dipasarkan dengan harga Rp200 juta. Sementara GATe dengan kapasitas empat penumpang dipasarkan seharga Rp180 juta.
Dengan masuknya GATe ke e-catalog nasional, membuat Arif dan kawan-kawan langsung meningkatkan target produksi. Di mana targetnya dalam setahun mereka bisa memproduksi hingga 100 unit GATe.
Apa lagi saat ini GATe terhitung cukup baik disambut oleh pasar. Terbukti misalnya, saat ini saja sudah masuk sejumlah permintaan dari perusahaan industri yang berada di Sulawesi, Solo, serta Jakarta.
Turut hadir dalam momen peresmian masuknya GATe ke e-catalog nasional, Rektor UGM, Prof. dr Ova Emilia, M.Med., Ed., Sp.OG (K), Ph.D., mengapresiasi keberhasilan GATe ini. Ia berharap mobil listrik yang dikembangkan peneliti UGM ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekaligus menjadi kebanggaan bangsa.
Dalam sudut pandang lain, hadirnya GATe ini juga diyakini menjadi bukti nyata upaya UGM dalam mendukung pengembangan energi baru terbarukan berwawasan lingkungan.
Pengembangan GATe juga mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) khususnya dalam mewujudkan energi bersih dan terjangkau melalui penggunaan energi listrik (SGDs 7), membangun infrastruktur, industri, dan inovasi yang tangguh (SGDs 9), membangun kota dan pemukiman yang berkelanjutan (SGDs 11) serta mengurangi dampak perubahan iklim akibat produksi gas karbon dari kendaraan berbahan bakar fosil (SDGS 13).
Dalam momen peluncuran GATe pada e-katalog GATe diuji coba berkeliling kawasan kampus UGM. Selain itu, turut diselenggarakan juga pameran yang menampilkan proses pengembangan produk dan proses produksi mobil listrik ini.
Pada pameran juga ditampilkan beberapa produk pengembangan yang sejenis kendaraan listrik kebutuhan khusus yaitu G20G, Molev, dan Stadium. Mobil G20G adalah mobil yang dirancang untuk menyukseskan acara G20 pada tahun 2021, dengan jumlah sebanyak 2 unit.