c

Selamat

Selasa, 4 November 2025

KULTURA

04 November 2025

20:58 WIB

Mitos, Menusuk Jarum Ke Jari Untuk Penanganan Stroke

Secara medis, tindakan menusukkan jarum di jari sama sekali tidak berpengaruh terhadap aliran darah ke otak.Tindakan ini tidak tepat sebagai penanganan awal pasien stroke. 

Penulis: Annisa Nur Jannah

<p>Mitos, Menusuk Jarum Ke Jari Untuk Penanganan Stroke</p>
<p>Mitos, Menusuk Jarum Ke Jari Untuk Penanganan Stroke</p>

Ilustrasi sakit stroke. Sumber foto: Shutterstock/dok

JAKARTA - Masih banyak masyarakat yang percaya bahwa menusukkan jarum di ujung jari atau telinga dapat menolong seseorang yang terkena stroke. Padahal, menurut para ahli saraf, cara tersebut tidak hanya keliru tetapi juga berisiko, karena menunda penanganan medis yang seharusnya dilakukan secepat mungkin.

Dokter Spesialis Saraf yang berpraktik di RS Premier Bintaro, dr. Meidianie Camellia menegaskan, anggapan bahwa terapi tusuk jarum bisa menyelamatkan pasien stroke adalah tidak benar. 

"Saat seseorang menunjukkan gejala stroke, satu-satunya hal yang harus dilakukan adalah segera dibawa ke rumah sakit,” ujar dr. Camellia di Jakarta, Selasa (4/11).

Ia menjelaskan, stroke berbeda dengan serangan jantung. Jika pada serangan jantung pasien sering kali langsung tidak sadar, maka pada stroke kebanyakan pasien masih dalam keadaan sadar, masih bisa diajak berbicara, bahkan dapat diminta menggerakkan tangan. 

"Justru di situlah pentingnya mengenali tanda-tanda stroke sejak awal," ucapnya.

Menurutnya, kunci utama dalam mendeteksi stroke adalah tiba-tiba. Artinya, apabila seseorang mendadak lemas pada satu sisi tubuh, mulutnya mencong, bicaranya pelo, atau kehilangan keseimbangan, itu tanda bahaya. 

"Jangan tunggu, jangan tusuk jarum di jari. Langsung bawa ke rumah sakit," tegasnya.

Secara medis, tindakan menusukkan jarum di jari sama sekali tidak berpengaruh terhadap aliran darah ke otak. Stroke terjadi karena adanya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak, sehingga sebagian jaringan otak tidak mendapatkan suplai oksigen. 

Kondisi ini membutuhkan diagnosis cepat melalui CT scan atau MRI untuk menentukan jenis stroke dan penanganan yang tepat. 

"Setiap menit otak kehilangan jutaan sel ketika aliran darah terhenti. Jadi setiap detik sangat berharga. Semakin cepat pasien mendapatkan penanganan di rumah sakit, semakin besar peluangnya untuk pulih tanpa kecacatan berat," papar dr. Camellia.

Untuk itu, ia menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk tidak mempercayai mitos atau menunda pertolongan. Langkah terbaik saat seseorang menunjukkan gejala stroke adalah segera membawa pasien ke fasilitas kesehatan terdekat yang memiliki layanan stroke. 

"Jangan menunda dengan cara-cara tradisional. Penanganan medis cepat bisa menyelamatkan nyawa dan fungsi otak pasien,” jelasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar