c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

02 Oktober 2025

16:29 WIB

Minuman Soda Memengaruhi Tingkat Depresi Wanita

Sebuah penelitian menyebut kalau wanita yang rutin mengonsumsi minuman bersoda memiliki tingkat risiko lebih tinggi mengalami depresi. 

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Minuman Soda Memengaruhi Tingkat Depresi Wanita</p>
<p>Minuman Soda Memengaruhi Tingkat Depresi Wanita</p>

Ilustrasi minuman soda. Foto: Freepik

JAKARTA - Sebuah studi terbaru menunjukkan, terlalu sering mengonsumsi minuman bersoda dapat memicu pertumbuhan bakteri usus yang dikaitkan dengan risiko depresi.

Seorang peneliti psikiatri di Rumah Sakit Universitas Frankfurt di Jerman, Sharmili Edwin Thanarajah seperti dilaporkan Everyday Health, menganalisis rincian medis lebih dari 900 orang dewasa Jerman berusia antara 18 dan 65 tahun. 

Para peneliti mengamati kebiasaan makan dan komposisi bakteri usus sekitar 400 orang yang didiagnosis mengalami gangguan depresi mayor. Kemudian, membandingkannya dengan 500 orang kontrol sehat (orang tanpa gangguan depresi mayor). Sekitar 65% dari masing-masing kelompok adalah perempuan.

Hasilnya, seperti yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Psychiatry, menunjukkan hubungan signifikan antara konsumsi minuman ringan dengan diagnosis depresi, serta tingkat keparahan depresi. 

Wanita dengan kebiasaan minum soda memiliki risiko depresi 17% lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang meminumnya secara tidak teratur. Perempuan yang mengonsumsi lebih banyak soda, cenderung mengalami gejala depresi yang lebih parah. Namun, hubungan ini tidak ditemukan pada laki-laki.

Gejala yang lebih parah ini meliputi kesedihan mendalam, pikiran untuk bunuh diri, kebencian terhadap diri sendiri, kelelahan parah, dan kesulitan yang signifikan dalam beraktivitas.

"Data kami menunjukkan bahwa hubungan antara minuman ringan dan gejala depresi muncul melalui pengaruh mikrobioma, Temuan kami sejalan dengan semakin banyaknya bukti yang menunjukkan bahwa konsumsi minuman ringan berkaitan dengan kesehatan metabolisme dan mental yang buruk," kata Thanarajah, dikutip dari Antara.

Mengenai mengapa efek ini hanya terjadi pada wanita, Thanarajah dan rekan-rekannya tidak memiliki jawaban yang jelas. Namun berspekulasi bahwa perbedaan hormonal atau reaksi sistem imun terkait jenis kelamin mungkin berperan.

Bakteri Eggerthella Pada Penderita Depresi

Para peneliti mengamati, wanita yang rutin minum minuman ringan manis mengalami peningkatan signifikan pada kadar bakteri usus tertentu yang disebut Eggerthella.

Studi sebelumnya menunjukkan, kelimpahan Eggerthella di usus lebih umum terjadi pada orang dengan depresi. Hasil studi ini memberi bukti bahwa Eggerthella mungkin merupakan hubungan biologis antara soda dan depresi, menurut penulis studi.

"Gula sederhana yang berlebihan dalam minuman ringan mengganggu mikrobioma usus dengan menumbuhkan bakteri pro-inflamasi, melemahkan integritas lapisan usus, dan mengganggu imunitas mukosa [respons imun yang terjadi pada lapisan dalam usus]," tulis Thanarajah.

Hennis Tung, ahli diet terdaftar di Hong Kong yang memulai kariernya sebagai ahli diet klinis di New York City memperingatkan, meski para peneliti mengamati efek ini hanya pada wanita, tidak berarti pria dapat mengonsumsi minuman ringan tanpa kemungkinan konsekuensi apa pun.

"Konsumsi [minuman manis] dalam jumlah sedang pun bisa berisiko, terutama jika menggantikan pilihan yang lebih sehat," kata Tung.

"Faktanya, penelitian sebelumnya telah melaporkan bahwa hanya satu hingga dua porsi minuman ringan setiap hari dapat membahayakan kesehatan, dan efek ini mungkin tidak diimbangi oleh aktivitas fisik. Minuman ringan manis tidak memberikan manfaat apa pun dan kalori kosong, biasanya tidak menawarkan nilai gizi apa pun," katanya.

Menurutnnya, perubahan pola makan, terutama mengurangi asupan minuman manis, bisa menjadi langkah yang bermanfaat.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar