c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

08 Agustus 2025

11:02 WIB

Metode RLE Atasi Masalah Mata Lansia Hingga Minus 20

Fungsi mata pasti mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya usia. Selain penggunaan kacamata, metode Refractive Lens Exchange (RLE) bisa jadi solusi. 

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Metode RLE Atasi Masalah Mata Lansia Hingga Minus 20</p>
<p>Metode RLE Atasi Masalah Mata Lansia Hingga Minus 20</p>

Ilustrasi seorang periksa mata. Foto: Freepik.

JAKARTA - Seiring bertambahnya usia, mata akan mengalami penurunan fungsi untuk melihat objek jarak dekat. Kondisi ini disebut dengan istilah presbiopia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 86,3 juta penduduk Indonesia berusia 45 tahun ke atas berisiko mengalami presbiopia yakni kondisi menurunnya kemampuan lensa mata untuk berakomodasi, menyebabkan kesulitan melihat objek pada jarak dekat. Umumnya, penggunaan kacamata menjadi solusi yang lazim digunakan untuk membantu penglihatan.

Namun kenyataannya, penggunaan kacamata tak selalu nyaman. Banyak lansia merasa terbatas saat beraktivitas, bahkan mengalami penurunan kualitas hidup akibat ketergantungan pada alat bantu visual ini. 

Beruntung, kemajuan teknologi di bidang kesehatan mata menghadirkan solusi jangka panjang yang lebih praktis dan personal dengan Refractive Lens Exchange (RLE), prosedur penggantian lensa mata yang ditawarkan oleh JEC Eye Hospitals and Clinics. 

Dokter Subspesialis Katarak, Lensa, dan Bedah Refraktif dari JEC Eye Hospitals and Clinics, dr. Nashrul Ihsan, menjelaskan bahwa prevalensi presbiopia secara global terus meningkat. Hal ini terjadi seiring bertambahnya usia harapan hidup serta meningkatnya tuntutan penglihatan dekat di era modern, misalnya akibat penggunaan ponsel dan perangkat digital lainnya.

"RLE merupakan prosedur penggantian lensa mata yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap kacamata atau lensa kontak," ujar dr. Nashrul saat ditemui di Jakarta, Kamis (7/8). 

Ia menambahkan, prosedur ini diperkuat oleh teknologi Femtosecond Laser-Assisted Cataract Surgery (FLACS) yang berpresisi tinggi, minim risiko, dan memungkinkan pasien pulih dengan cepat. 

"Bagi penyandang presbiopia, hal ini tentu menjadi kabar baik karena mereka bisa kembali aktif dan produktif tanpa terganggu oleh kacamata baca," ungkapnya.

Lebih lanjut, dr. Nashrul memaparkan bahwa RLE tidak hanya efektif mengoreksi presbiopia, tetapi juga gangguan refraksi lain seperti rabun jauh dan dekat, serta silinder, semuanya dapat ditangani dalam satu tindakan. 

Atasi Minus 20 

Bahkan dalam kasus ekstrem seperti miopia berat dengan minus hingga 20 yang tak lagi bisa ditangani melalui prosedur Lasik atau Smile Pro, RLE menjadi satu-satunya solusi yang bisa diandalkan.

Secara statistik, tingkat keberhasilan RLE sangat tinggi, yakni mencapai 98,5%. Risiko komplikasi hanya sekitar 1,5%, dan umumnya dapat dikoreksi dengan tindakan lanjutan. Dari sisi pengalaman pasien, 95% menyatakan puas dengan hasilnya. 

Bahkan, empat dari lima pasien tidak lagi membutuhkan kacamata setelah menjalani prosedur ini. Seiring dengan perkembangan teknologi, JEC Eye Hospitals and Clinics juga telah mengintegrasikan teknologi FLACS dalam layanan RLE. 

"Prosedur ini hanya memerlukan waktu sekitar 10 hingga 15 menit per mata, tergantung kondisi masing-masing pasien. Cepat, presisi, dan minim risiko, ini tiga keunggulan yang membuat prosedur ini semakin diminati," terangnya.

Pemilihan lensa tanam dalam prosedur RLE pun dilakukan secara personal dan hati-hati, disesuaikan dengan gaya hidup serta kebutuhan visual masing-masing pasien. Pihaknya menyediakan beragam jenis lensa tanam, seperti IOL Multifocal yang memungkinkan penglihatan optimal dari jarak dekat hingga jauh, sangat cocok bagi mereka yang ingin tetap bisa membaca, bekerja, hingga melihat kejauhan tanpa kacamata.

Ada pula IOL Extended Depth of Focus (EDOF), menawarkan penglihatan alami dengan fokus dominan dari jarak menengah hingga jauh, sekaligus mengurangi efek silau. Sementara itu, varian IOL Monofokal terdiri dari beberapa jenis seperti Non-Aspheric yang mengoreksi rabun jauh meski masih memiliki aberasi visual, lalu Aspheric, memberikan kualitas penglihatan dengan kontras warna lebih baik, serta Monofocal Plus dapat menjangkau penglihatan menengah, cocok untuk aktivitas seperti memasak atau bekerja di depan komputer. 

Bagi pasien dengan astigmatisme, tersedia IOL Toric yang mampu mengoreksi silinder dalam satu prosedur. Seluruh proses pemilihan lensa ini dilakukan melalui konsultasi langsung dengan dokter spesialis, demi menghasilkan penglihatan yang optimal dan sesuai dengan kebutuhan tiap individu.

“Prosedur RLE hadir sebagai harapan baru bagi masyarakat usia 45 tahun ke atas untuk menjalani usia emas dengan penglihatan yang jelas, nyaman, dan penuh percaya diri,” pungkas dr. Nashrul.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar