04 Juni 2025
16:20 WIB
Menyoroti Sederet Rekor Film Animasi Jumbo
Jumbo mencetak rekor sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa. Selain itu, film ini juga menjadi judul animasi terlaris yang pernah tayang di Indonesia, jauh melampaui film-film rilisan Disney.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Film animasi Jumbo tembus 10++ penonton. Dok: Visinema Studios.
JAKARTA - Film animasi Jumbo dari Visinema Studios sukses menjadi film terlaris sepanjang masa di Indonesia. Film ini tak hanya menjadi film lokal terlaris, namun juga merupakan judul animasi terlaris yang pernah tayang di bioskop Indonesia, unggul dari semua judul animasi lokal maupun mancanegara.
Hingga Selasa (3/6) kemarin atau hari ke-64 penayangannya di bioskop, Jumbo mencatat angka 10.088.425 penonton. Jumlah ini telah melampaui KKN Di Desa Penari (2022) yang selama tiga tahun terakhir memegang posisi sebagai film Indonesia terlaris.
Dengan pencapaian itu, Jumbo mendekati rekor Avengers: Endgame, film blockbuster Amerika Serikat sebagai film terlaris yang pernah tayang di Indonesia. Melansir data situs pemantau Cinepoint, film Marvel ini mencatatkan angka 10.976.338 penonton saat tayang di Indonesia pada 2019 silam.
Jumbo hingga saat ini masih tayang di jaringan bioskop tanah air. Karena itu, masih terbuka bagi film karya sutradara Ryan Adriandhy ini untuk menjaring lebih banyak penonton. Ditambah lagi, film ini juga akan didistribusikan ke mancanegara. Visinema sebelumnya telah memastikan setidaknya ada 17 negara yang bakal menayangkan film ini.
Meski masih belum bisa melampaui rekor Avengers: Endgame, pencapaian Jumbo sudah bisa dikatakan istimewa. Sebab, film ini hanya kalah dari film yang notabennya memang judul besar dari Hollywood, digarap Marvel yang memang "rajanya" film-film blockbuster. Terlebih lagi, persaingan dua judul ini adalah persaingan yang kurang fair, mengingat Avengers ditopang basis IP (intellectual property) komik populer, sementara Jumbo adalah IP orisinal.
Terlepas Avengers: Endgame, Jumbo adalah pemuncak rekor box office Indonesia sejauh ini. Film ini jauh melampaui pencapaian komersial Frozen II (2019), waralaba besar lainnya dari Hollywood di bawah Disney, yang mencetak 4,6 juta penonton di bioskop Indonesia.
Jumbo juga unggul dibandingkan judul-judul besar lainnya dari Hollywood yang pernah tayang di dalam negeri, seperti Spider-Man: No Way Home (8,2 juta penonton), Avengers: Infinity War (8,2 juta penonton), hingga Avatar: The Way of Water (7 juta penonton).
Dari sisi lain, Jumbo juga tercatat sebagai film animasi paling laris yang diproduksi negara-negara Asia Tenggara. Deadline pada pertengahan April lalu melaporkan Jumbo melampaui Mechamato Movie asal Malaysia yang mencatat pendapatan US$ 7,8 juta ketika rilis pada 2022 silam.
Keberhasilan komersial film ini menjadi catatan penting bagi industri perfilman nasional, bahwa film animasi juga punya potensi kemersial yang besar. Selama ini, tak banyak rumah produksi bermain di wilayah animasi, karena umumnya masih dipandang kurang potensial secara bisnis. Namun Jumbo telah menunjukkan potensi besar animasi Indonesia.
Baca juga: Setelah Jumbo, Animasi Warkop DKI dan Panji Tengkorak Hadir Di Bioskop
"Fenomena Tunggal"
Pertanyaan ke depannya, adakah film-film animasi baru dari Indonesia yang akan mencapai keberhasilan selevel Jumbo?
Pertanyaan itu menimbulkan keraguan, karena pada kenyataannya, Jumbo adalah "fenomena tunggal". Sebelumnya, belum pernah ada film animasi lokal yang bisa menembus angka 1 juta penonton bioskop. Pencapaian tertinggi untuk film animasi lokal sebelumnya terlihat pada Si Juki The Movie (2017) yang mencetak 600 ribu lebih penonton di bioskop.
Dengan kata lain, tren keberhasilan film animasi belumlah jamak di Indonesia, sehingga sulit memprediksi seberapa jauh film animasi lokal akan mendapat tempat dalam industri ke depan.
Namun optimisme tampaknya ada. Paling tidak, terlihat dari rumah produksi Falcon Pictures yang mengumumkan dua film animasi sekaligus, yaitu Warkop DKI Kartun dan Panji Tengkorak yang akan tayang tahun ini.