c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

15 November 2025

11:43 WIB

Menyorot Pemanfaatan AI Untuk Pelestarian Budaya

Sejatinya AI punya peran besar dalam pelestarian dan pemajuan budaya secara luas, termasuk proses rekonstruksi candi-candi. 

<p>Menyorot Pemanfaatan AI Untuk Pelestarian Budaya</p>
<p>Menyorot Pemanfaatan AI Untuk Pelestarian Budaya</p>
Petugas Balai Konservasi Borobudur (BKB) menunjukkan bagian batu candi yang rusak di Candi Borobudur , Magelang, Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Anis Efizudin 

JAKARTA - Dalam konteks budaya dan kebudayaan yang luas, keberadaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) bisa berperan penting untuk menjaga dan mengembangan. Tapi, jangan sampai AI menggantikan budaya yang ada. 

Ada beberapa hal yang disorot Wakil Menteri Kebudayaan (Wamenbud), Giring Ganesha Djumaryo terkait keberadaan AI dalam upaya pelestarian dan pemajuan budaya. Dia mencontohkan, mendorong para penggiat AI bisa berkolaborasi untuk proses digitalisasi dan penyimpanan.

"Ini sangat penting, lontar-lontar di seluruh Indonesia harusnya bisa direkam, disimpan, dan lain-lain. Jadi mungkin AI bisa langsung mentranslate yang cepat dan presisi," kata  dalam acara AIDEAS di Jakarta, Jumat (14/11).

Giring mengatakan, penggunaan AI dapat dimanfaatkan dalam kebutuhan upaya rekonstruksi dan restorasi warisan budaya Indonesia, seperti diharapkan membantu para arkeolog. Lantaran masih banyak sekali candi-candi di Indonesia yang belum dibangun kembali.

"Kalau AI bisa bantu langsung mendata, men-capture semuanya. Itu kan membantu arkeolog-arkeolog akhirnya bisa menyusun batu-batu tersebut dan menggantikan batu-batu yang kurang biar kita bisa dapatkan itu," tutur dia.

Giring juga menyoroti pemanfaatan AI untuk menganalisa gaya seni. Menurutnya kemampuan tersebut bisa berguna agar teknologi dapat membantu mencegah pembajakan karya para seniman.

"Misalnya kita kasih foto karya Affandi, terus dicek sama AI. AI harusnya bisa melihat bahwa kemungkinan besar 90% asli atau tiba-tiba ada lukisan lain ternyata ini palsu. AI mencapture itu membantu agar tidak terjadinya piracy seni-seni lukis maestro-maestro kita dari masa ke masa," katanya.

Giring mendorong pengembangan AI yang inklusif bisa digunakan oleh semua orang, namun dengan norma-norma yang baik dan tata kelola pemerintahan berbasis manusia.

Rekonstruksi Candi

Direktur Eksekutif Museum dan Cagar Budaya Indonesia Heritage Agency, Indira Estiyanti Nurjadi menyoroti penggunaan AI dimanfaatkan untuk pelestarian warisan budaya.

"Saya harap ke depan AI ini, apalagi ada diskusi penggunaan AI di heritage conservation di bidang cultural," kata Estiyanti.

Museum dan Cagar Budaya atau Indonesian Heritage Agency (IHA) sebagai badan bertugas atas sejumlah aset-aset termasuk candi-candi yang harus dipugar. Namun, proses pemugaran itu mengalami kesulitan lantaran dalam stone mason-nya itu sangat berkurang yang turut makin lama semakin sedikit. Bahkan untuk di Pulau Jawa diperkirakan stone mason yang kredibel sekitar kurang dari 20.

Melihat kondisi ini, Estiyanti berharap teknologi AI dapat diintegrasikan untuk membantu terutama para pemugar atau arkeolog dalam proses konservasi mempercepat pemugaran candi-candi.

"Walaupun secara matematik, arsitek bisa menghitung, banyak hal-hal yang seperti jenis batu, dan bentuk-bentuk batu yang mungkin batunya sudah hancur, itu kalau dengan AI menurut saya pasti bisa menjadi lebih cepat," tambah dia.

Estiyanti menjelaskan terdapat sekitar 200 perwara di sekitar Candi Plaosan dan 180 di kawasan Prambanan saat ini masih berupa tumpukan batu. Dia mencontohkan satu perwara yang merupakan candi kecil membutuhkan waktu 10 bulan hingga satu tahun untuk direkonstruksi.

Dalam hal ini, Estiyanti berharap industri AI ada yang bisa menciptakan teknologi untuk konservasi dari benda-benda budaya.

"Kalau ada 200 perwara, berarti kita baru selesai 200 tahun membangun perwara-perwara itu. Masa sih dengan teknologi ini kita enggak bisa menyelesaikan konservasi dari candi ini. Jadi saya harapkan teman-teman yang di AI industri ini bisa membantu konservasi dari benda-benda budaya," ujar dia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar