18 Juli 2022
11:36 WIB
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Jawa Barat dikenal punya segudang destinasi alam yang menarik untuk dikunjungi, mulai dari pegunungan, hutan, sungai, hingga lautan. Namun, tak hanya itu, tanah Pasundan juga memiliki objek-objek prasejarah sebagai wisata edukasi.
Lewat objek wisata prasejarah ini, wisatawan yang berkunjung akan mendapatkan gambaran tentang bagaimana peradaban manusia di masa lampau. Kondisi geografis Jawa Barat yang beraneka ragam menjadi, saksi bisu dari berbagai peristiwa prasejarah.
Jejak-jejak peristiwa purbakala itu memberikan daya tarik tersendiri sebagai destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Benny Bachtiar, seperti dikutip dari Antara, menuturkan, jika selama ini pengetahuan tentang prasejarah hanya didapat dari literasi, sekarang tak ada salahnya untuk datang dan melihat langsung dengan mata kepala sendiri objek wisata prasejarah yang ada di Jawa Barat.
Setidaknya, ada empat objek wisata purbakala yang bisa dijajal oleh wisatawan yang ingin mengetahui tentang sejarah manusia di masa lampau di kawasan Jawa Barat.
Museum Geologi
Objek wisata prasejarah pertama yang bisa dikunjungi adalah Museum Geologi Bandung. Karena letaknya yang berdekatan dengan Gedung Sate dan Lapangan Gasibu, menjadi salah satu tempat wisata prasejarah yang direkomendasikan untuk didatangi.
Museum yang berada di Jalan Diponegoro Nomor 57 Kota Bandung ini didirikan sejak 16 Mei 1928 ini menawarkan berbagai macam koleksi atau jenis fosil. Jejak-jejak kehidupan masa lampau itu tersusun dengan rapi di dalam bangunan dengan gaya arsitektur Eropa ini.
Saat memasuki pintu masuk utama museum, wisatawan langsung disuguhkan dengan fosil dari gajah purba (Stegodon trigonocephalus). Kemudian di ruang sisi timur museum, tersimpan sejarah perkembangan dan pertumbuhan makhluk hidup di bumi dari masa primitif hingga modern.
Salah satu pajangan yang atraktif di ruangan tersebut adalah replika fosil dari kadal pemburu raksasa, Tyrannosaurus Rex Osborn. Di sana juga terdapat fosil-fosil hewan laut purba, seperti hiu raksasa megalodon hingga fosil moluska.
Sejarah perkembangan manusia purba, baik fosil tengkorak hingga peralatannya juga tersimpan di Museum Geologi Bandung. Tidak hanya soal makhluk hidup, di sini wisatawan juga belajar tentang bebatuan, mineral hingga bencana alam geologis secara interaktif.
Gua Pawon
Objek wisata purbakala selanjutnya yang menarik dikunjungi adalah Gua Pawon yang berada di Kampung Rancamoyan, Gunungmasigit, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.
Gua Pawon merupakan salah satu bukti otentik eksistensi Danau Bandung Purba. Undakan tangga batu dan suara cicitan kelelawar akan menyambut wisatawan saat berada di muka Gua Pawon.
Nuansa zaman prasejarah langsung menyelimuti benak wisatawan ketika berada di sini. Terlebih, pilar batu paduan stalaktit dan stalagmit sepanjang belasan meter seolah menyangga atap gua. Entah dibutuhkan waktu berapa lama untuk proses tersebut terjadi, karena pertambahan panjang stalaktit hanya 0,2 mm per tahun.
Gua Pawon berbeda dengan gua lainnya yang memiliki lorong yang panjang dan gelap. Gua ini memiliki undak-undakan dengan lubang alami yang menembuskan cahaya ke dalam gua. Sekilas, gua yang terbentuk dari lereng pegunungan kapur ini lebih mirip ceruk di dinding bukit.
Di dalamnya terdapat beberapa lubang atau kamar-kamar yang membuat peneliti semakin yakin, bahwa manusia prasejarah pernah menghuni tempat tersebut pada puluhan ribu tahun yang lalu.
Bahkan ada satu kamar yang dijuluki Ruang Arkeologi atau Gua Kopi. Di tempat ini, peneliti menemukan sejumlah kerangka manusia purba era Pleistosen akhir, berikut artefak, fosil vertebrata, moluska dan bebatuan.
Gunung Padang
Objek wisata Gunung Padang Cianjur yang terletak di Kampung Padang, Karyamukti, Campaka, Kabupaten Cianjur. Jaraknya sekitar 30,2 KM dari pusat kota Cianjur melalui Jalan Raya Sukabumi.
Berdasarkan laman Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, situs ini awalnya ditemukan pada tahun 1914 dan terus diteliti hingga saat ini. Situs Gunung Padang merupakan situs bentuk kebudayaan batu besar (megalitikum) yang disebut-sebut ahli sejarah sebagai situs tertua di dunia mengalahkan Piramida Gaza yang ada di Mesir.
Kompleks punden berundak di Gunung Padang terdiri atas lima teras yang tersusun dengan ukuran berbeda-beda. Teras pertama merupakan bangunan terluas, dengan jumlah batuan paling banyak. Semakin ke atas jumlah batunya pun semakin berkurang. Batu-batu yang jumlahnya sangat banyak tersebut tersebar hampir menutupi seluruh puncak Gunung Padang.
Sejumlah pihaknya meyakini, di dalam tanah Gunung Padang masih ada bangunan-bangunan peninggalan zaman megalitikum. Misteri ini telah menarik ribuan peneliti baik dari dalam maupun luar negeri. Tinggalan bebatuan tempat pemujaan ini masih berdiri tegak hingga kini dan dapat dikunjungi oleh masyarakat umum.
Situs Gunung Padang menjadi salah satu tujuan wisata unggulan Jawa Barat. Sejak tahun 2014, Situs Gunung Padang telah ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya berperingkat nasional sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 023/M/2014.
Situs Gunung Padang ini dapat dikunjungi, di sini masyarakat bisa melihat kebesaran nenek moyang dalam membangun peradaban.
Stone Garden
Stone Garden merupakan taman prasejarah yang terkenal dengan formasi batuannya yang eksotis dan artistik. Berada di Kawasan Karst Citatah, Kabupaten Bandung Barat. Di sini wisatawan bisa menemukan bebatuan gamping yang menutupi area tersebut yang tertata secara alami.
Tak terbayangkan sebelumnya jika dulu Stone Garden merupakan bagian dari lautan Australasia. Saat laut mengering, formasi batuan sedimen yang keras kemudian berubah menjadi daratan.
Meskipun berada di dataran tinggi, wisatawan bisa dengan mudah menjelajah ke lokasi ini. Waktu terbaik untuk mendatangi tempat ini ialah pagi atau sore hari, saat terik matahari tak terlalu menyengat.
Di sini Wisatawan bisa melihat pemandangan Geopark Citatah secara 360 derajat tanpa terhalang di batu tertinggi yang dinamai Puncak Panyawangan. Konon, manusia prasejarah mulai berdatangan ke daerah ini sebagai pemburu.