24 Juli 2025
13:13 WIB
Menilik Teknologi Jembatan Gantung Berusia 90 Tahun, Dodokan Gerung
Dibuat tahun 1935 dan diresmikan pemerintah Hindia Belanda tiga tahun setelahnya, jembatan gantung Dodokan Gerung di Kecamatan Gerung, Lombok Barat, masih menjalankan perannya sampai hari ini.
Editor: Satrio Wicaksono
Warga melintasi situs cagar budaya Jembatan Gantung Dodokan Gerung di Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Rabu (23/7/2025). ANTARA/HO-Museum NTB
JAKARTA - Usainya tidak lagi muda. Menurut catatan sudah mencapai 90 tahun, namun masih berdiri kokoh sampai hari ini. Adalah jembatan gantung Dodokan Gerung yang berlokasi di Kecamatan Gerung, Lombok Barat, dibangun sejak tahun 1935.
Meski hampir seratus tahun, jembatan gantung yang terbuat dari besi zaman dulu dengan balutan cat berwarna warna kuning dan biru itu masih berfungsi dengan baik. Menjadi penghubung dua desa, Desa Kebon Ayu dengan Desa Jembatan Gantung, merujuk buku berjudul Profil Cagar Budaya Lombok Barat ditulis oleh para guru sejarah SMA se-Kabupaten Lombok Barat yang terbit tahun 2012
Diresmikan tahun 1938 oleh Pemerintah Hindia Belanda, tujuan pembangunan jembatan gantung tersebut sebagai sarana transportasi dan irigasi yang melintasi Sungai Dodokan Gerung
Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) menilik kembali peran pembangunan jembatan gantung itu terhadap sektor transportasi dan pertanian masyarakat setempat.
"Sejarah bersifat objektif. Kami hadir untuk menunjukkan jejak Belanda ada di Lombok," ujar Kepala Museum NTB, Ahmad Nuralam, dikutip dari Antara, Kamis (24/7).
Bagian bawah jembatan sebelah kanan dan kiri terdapat gorong-gorong atau pipa terbuka saluran air yang terbuat dari besi. Saluran irigasi itu merupakan saluran utama untuk mengairi wilayah Lembar dan sekitarnya agar tidak lagi mengandalkan air hujan untuk mengelola lahan pertanian.
Baca juga: Relevansi Museum Bagi Masyarakat Abad 21
Nuralam menuturkan, teknologi yang dipakai kolonial saat itu terbilang terampil karena bisa mengombinasikan sarana transportasi dengan sarana irigasi sekaligus.
"Kapasitas keilmuan Belanda bidang teknologi pengairan dan tata kelola air memang sudah unggul, salah satunya ditunjukkan oleh jembatan tersebut. Ini harus menjadi pelajaran bagi kita bagaimana keseriusan Belanda itu mengatur hal-hal yang berkaitan dengan sektor pertanian," kata Nuralam.
Jembatan Gantung Dodokan Gerung dibangun di atas lahan seluas 3.719 meter persegi. Panjang jembatan mencapai 80,5 meter dengan lebar 4,2 meter, tinggi 40,5 meter, tinggi tiang 8,5 meter, dan kedalaman tiang 22 meter.
Panjang tali penyangga 22,5 meter, jumlah tali penyangga tiang sebanyak 16 buah, panjang tali penyangga mencapai 100 meter, dan tali penyangga jembatan berjumlah 46 buah.
Lebih lanjut Nuralam menyampaikan, ketahanan pangan adalah salah satu program nasional pemerintahan Indonesia saat ini di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, sehingga dibutuhkan infrastruktur pengairan yang bagus agar misi ketahanan pangan bisa terwujud.
"Sejarah kita menunjukkan bahwa sektor pertanian adalah sektor yang unggul dari zaman dahulu kala, sehingga kita tidak boleh meninggalkan sektor itu," pungkas Nuralam.