06 Februari 2025
08:14 WIB
Mengungkap Kaitan Genetik Dengan Perselingkuhan
Penelitian ini memperkirakan bahwa sekitar 41% variasi perilaku perselingkuhan disebabkan oleh faktor genetik.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Rendi Widodo
Ilustrasi pasangan selingkuh. Unsplash
JAKARTA - Pernahkah Anda bertanya-tanya apakah kecenderungan untuk berselingkuh bisa diwariskan atau dipengaruhi faktor genetik? Meskipun sering dianggap sebagai pilihan pribadi, ada penelitian yang menunjukkan bahwa perilaku ini mungkin dipengaruhi oleh faktor biologis lebih dalam, bahkan dapat diturunkan dalam garis keturunan keluarga.
Dilansir dari laman Psychology Today, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology menjelaskan bahwa untuk mempelajari kaitan antara perilaku manusia dan faktor genetik, peneliti sering mengamati individu dengan hubungan genetik yang berbeda, seperti kembar monozigot (MZ) yang berbagi 100% gen dan kembar dizigot (DZ) yang berbagi sekitar 50% gen, seperti saudara kandung non-kembar.
Kembar MZ dan DZ yang dibesarkan bersama biasanya hidup dalam lingkungan yang serupa. Namun, kembar MZ cenderung berbagi lebih banyak kesamaan lingkungan, terutama jika mereka berjenis kelamin sama.
Penelitian yang dilakukan oleh Cherkas dan rekan-rekannya pada tahun 2004 ini menguji hubungan antara perselingkuhan dan faktor genetik. Penelitian ini melibatkan lebih dari 1.600 pasangan kembar wanita yang mengisi survei anonim tentang perselingkuhan, jumlah pasangan seksual sepanjang hidup, dan pandangan mereka terhadap perselingkuhan.
Hasilnya menunjukkan bahwa sekitar 21% dari kembar MZ dan 23% dari kembar DZ melaporkan telah berselingkuh.
Angka ini sejalan dengan estimasi perselingkuhan di populasi umum. Tingkat kesepakatan antara perilaku kembar atau concordance rates menunjukkan bahwa jika kedua kembar setia atau keduanya berselingkuh, mereka dianggap menunjukkan kesepakatan.
Penelitian ini menemukan bahwa tingkat kesepakatan lebih tinggi pada kembar MZ (46%) dibandingkan kembar DZ (32%). Hal ini menunjukkan bahwa kembar MZ lebih mungkin berselingkuh jika pasangan kembarnya juga berselingkuh, dibandingkan dengan kembar DZ.
Penelitian ini memperkirakan bahwa sekitar 41% variasi perilaku perselingkuhan disebabkan oleh faktor genetik. Meskipun peneliti mencoba menemukan gen-gen yang terkait dengan perselingkuhan, mereka belum menemukan bukti yang jelas.
Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa perselingkuhan memang memiliki kaitan genetik yang kuat.
Para peneliti berpendapat bahwa dalam sejarah evolusi manusia, perilaku mencari pasangan alternatif bisa menguntungkan untuk meningkatkan jumlah keturunan atau mengakses sumber daya tambahan bagi keturunan.
Namun, meskipun ada pengaruh genetik, perilaku perselingkuhan tidak sepenuhnya ditentukan oleh faktor genetik saja melainkan faktor lingkungan juga memainkan peran penting.