16 Oktober 2024
11:03 WIB
Mengintip Proyek Hotel Cetak 3D Pertama Di Dunia
Dibangun di Texas, material hotel dengan konsep perkemahan ini dibangun menggunakan printer 3D raksasa.
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Rendi Widodo
Pembangunan hotel cetak 3D di Texas. Dok. ICON
JAKARTA - Sebelumnya Arab Saudi telah memecahkan rekor dengan membangun sebuah masjid dari mesin cetak 3D pertama di dunia yang berhasil digarap selama enam bulan. Kini, konstruksi serupa kembali diterapkan dalam bidang pariwisata, di mana kawasan perhotelan cetak 3D juga sedang digarap di Texas, Amerika Serikat.
Perusahaan yang berbasis di wilayah sama yakni El Cosmico, bekerja sama dengan beberapa mitra di antaranya perusahaan percetakan 3D bernama ICON, dan arsitek Bjarke Ingels Group dalam menggarap sebuah resort dengan konsep kamar hotel dan perkemahan.
Rencananya kawasan hotel dan perkemahan ini akan berdiri di atas lahan seluas 21 hektar, kemudian diperluas secara bertahap hingga 40 hektar, dengan bangunan cetak 3D terdiri dari 43 unit dan 18 rumah tinggal, yang dibangun secara bertahap.
Firma arsitek Bjarke Ingels Group selaku pihak yang mendesain bangunan mengungkap jika bentuk konstruksi yang dihasilkan akan memiliki rupa gabungan dari bentuk kubah, lengkungan, serta fitur parabola.
Di mana dalam dunia arsitektur, fitur dan bentuk-bentuk tersebut biasanya membutuhkan biaya mahal bahkan untuk ditiru dalam skala besar jika dengan pembangunan konstruksi secara konvensional.
Sementara itu membahas lebih detail mengenai hotel yang sedang digarap, bangunan ini memiliki tinggi dinding sekitar 3,7 meter.
Dikutip dari Reuters, dalam mencetak konstruksi seukuran tersebut digunakan mesin cetak 3D raksasa bernama Vulcan dari perusahaan ICON yang memiliki lebar sekitar 14,2 meter, tinggi 4,7 meter, dan berat mencapai 4,75 ton.
Sementara itu pemilik perusahaan El Cosmico, Liz Lambret mengatakan bahwa teknologi yang digunakan ini akan memunculkan kreativitas yang tak terbatas dalam bidang konstruksi.
"Kebanyakan (desain) hotel terkurung terkurung dalam bentuk empat dinding dan sering kali Anda membangun unit yang sama berulang kali," paparnya.
Lebih lanjut Lambert mengungkap jika pembangunan satu unit hotel diperkirakan membutuhkan waktu sekitar enam bulan. Sementara ia juga memproyeksikan jika di bulan Maret 2025 mendatang perusahaannya akan rampung membangun sebanyak 61 unit perhotelan dan hunian.
Memberikan sedikit gambaran, Lambert juga mengungkap jika hunian dengan layout tiga hingga empat kamar tidur yang dinamakan "Sunday Homes" nantinya akan dibanderol dengan harga mulai dari US$2,29 juta. Sedangkan tarif untuk menginap di hotel berkisar antara US$200 hingga US$400 per malam.