Mengintip Hatten Wine, Kebun Anggur Terbesar Di Bali

JAKARTA - Satu lagi daya tarik pariwisata yang sebelumnya mungkin tak banyak diketahui padahal memiliki potensi besar di Bali, yakni agrowisata Anggur yang sekaligus mengisi industri minuman beralkohol, Hatten Wines.

Hatten Wines sebenarnya adalah perusahaan distribusi minuman alkohol berbahan dasar anggur, yang sudah berdiri sejak tahun 1994. Namun, bukan sekadar distribusi, perusahaan ini memang memproduksi sendiri anggur mereka dan mengelolanya dengan sistem yang terintegrasi.

Tak main-main, mengenai bahan baku yang diperoleh Hatten Wines memiliki sendiri perkebunan anggur yang berlokasi di wilayah Desa Sanggalangit, Kabupaten Buleleng, Singaraja.

Pendiri Hatten Wines Ida Bagus Rai Budarsa, dari berbagai sumber yang beredar mengatakan jika lahirnya perusahaan wine ini berangkat dari latar belakang keluarga sebagai pembuat arak beras Bali sejak 1968.

Seiring berjalannya waktu dibarengi dengan semakin tingginya pamor Bali di kalangan wisatawan mancanegara, lahirlah keinginan untuk menghasilkan sendiri wine lokal dengan harapan lebih diminati oleh para wisatawan, ketimbang wine hasil produksi luar negeri.

Bicara soal varian wine pertama yang diproduksi dan masih terdistribusi ke pasaran hingga saat ini adalah Aga Rose yang beberapa kali mendapatkan pengakuan kualitas, lewat sejumlah kompetisi seperti Asia Wine Review di Hongkong dan WSA Wine Challenge Singapura.

Terus berkembang, Hatten Wines bahkan juga pernah diganjar penghargaan sebagai salah satu Top-10 Fastest Improving Producers in Asia.

Terbaru pada awal tahun 2023 lalu, Hatten Wines bahkan menjadi perusahaan pembuat minuman beralkohol berjenis wine pertama yang melantai di bursa saham.

Perkebunan anggur terluas
Bisa dibilang jika perkebunan anggur milik Hatten Wines memang yang terluas di Bali, bahkan Indonesia. Pada masa awal-awal kemunculan dan memproduksi wine, luas lahannya disebut mencapai 25 hektar.

Terus meluas, pada laman resmi Hatten Wines bahkan disebutkan jika kini luas lahan kebun mereka sudah mencapai 40 hektar.

Bekerja sama dengan jaringan petani lokal di Bali, saat ini setidaknya ada sekitar 10 varietas anggur yang dibudidayakan baik yang berjenis lokal seperti anggur hijau atau Muscat Saint-Vallier hingga anggur berkualitas tinggi baik dari segi buahnya maupun wine yang dihasilkan, yakni anggur Syrah.

Tak hanya menjadi sumber bahan baku, daya tarik kebun anggur yang luas rupanya juga dimanfaatkan sebagai destinasi agrowisata sekaligus semi-edukasi, bagi para wisatawan yang ingin mengetahui bagaimana proses pengolahan anggur hingga menjadi wine.

Wisatawan yang datang, dapat merasakan langsung sensasi memetik berbagai varietas anggur dengan panduan dan arahan dari pemandu. Pastinya, wisatawan juga bisa mencicip wine hasil produksi secara langsung.