c

Selamat

Selasa, 4 November 2025

KULTURA

16 September 2025

20:52 WIB

Menggenjot Transaksi Turis Dengan Konektivitas Transaksi Digital

Indonesia terus membidik wisatawan mancanegara, termasuk kini serius menggarap potensi wisatawan China. Turis dari negeri Tirai Bambu dianggap potensial menyumbang ekonomi sektor pariwisata.

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p>Menggenjot Transaksi Turis Dengan Konektivitas Transaksi Digital</p>
<p>Menggenjot Transaksi Turis Dengan Konektivitas Transaksi Digital</p>

Pembeli membayar dengan metode scan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di warung KE Angk ringan, Ampera, Jakarta, Jumat (30/7/2021). ANTARAFOTO/Akbar Nugroho Gumay.

JAKARTA - Dalam waktu dekat, wisatawan asal China yang berlibur ke Indonesia akan dapat berbelanja secara lebih mudah dan cepat hanya dengan memindai kode respons cepat (quick response/QR). Begitu pun sebaliknya bagi wisatawan Indonesia di China.

Hal itu terwujud lewat kerjasama kedua negara di bidang pariwisata yang telah diinisiasi sejak beberapa waktu lalu.

Dalam pernyataannya pada Agustus lalu, Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa konektivitas pembayaran digital ini akan memfasilitasi transaksi antarnegara dengan lebih efisien, terutama bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), serta mendorong pertumbuhan sektor pariwisata. Bank sentral kedua negara telah memulai uji coba terbatas pembayaran berbasis kode QR sejak 17 Agustus lalu, melibatkan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) dan UnionPay Internasional China.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Budijanto Ardiansjah menuturkan bahwa inisiatif tersebut merupakan langkah yang positif untuk mendorong sektor pariwisata domestik.

Terlebih lagi, Budi menguraikan bahwa beberapa wisatawan China yang berkunjung ke Indonesia kerap meminta penyediaan pembayaran digital. Hal itu karena budaya pembayaran non-tunai sudah sangat umum di China.

"Dengan adanya konektivitas pembayaran digital ini diharapkan pengeluaran untuk belanja mereka di Indonesia akan lebih besar karena pembayaran yang lebih mudah," ujar Budi kepada Xinhua, dilansir dari Antara, Selasa (16/9).

China salah satu negara yang potensial bagi sektor pariwisata Indonesia. Jumlah kunjungan wisatawan asal China ke Indonesia pada tahun 2024 tercatat mencapai 1,19 juta, menjadi salah satu populasi wisatawan mancanegara (wisman) terbesar setelah Malaysia, Australia dan Singapura.

Lebih penting lagi, turis China termasuk wisatawan yang paling royal saat berwisata ke Indonesia. Sebagaimana data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata pengeluaran wisatawan asal China pada tahun lalu mencapai 1.188 dolar AS (sekitar Rp19,4 juta) per kunjungan, relatif lebih tinggi dari rata-rata pengeluaran pelancong dari negara-negara Asia lainnya.

Baca juga: Memikat Wisatawan Malaysia Dengan Rendang Hingga Jamu

Menurut Azril Azahari, pakar pariwisata yang juga Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI). Dia mengatakan bahwa kemudahan sistem pembayaran digital ini menjadi kabar yang positif bagi pariwisata domestik karena diharapkan dapat mendorong wisatawan China agar lebih banyak berbelanja saat berlibur ke Indonesia.

Kendati demikian, Azril memberikan catatan kepada pemerintah terkait perlunya membuat terobosan kebijakan untuk menarik lebih banyak wisatawan China, salah satunya dengan menghadirkan paket wisata yang dirancang khusus sesuai kebutuhan dan minat mereka. China merupakan satu dari lima negara teratas dalam hal jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia sepanjang tahun lalu.

Sebelumnya, Indonesia telah lebih dulu menjalin kerja sama pembayaran lintas negara berbasis kode QR dengan negara-negara Asia lainnya seperti Thailand, Malaysia, Singapura, dan telah diperluas dengan Jepang bulan lalu.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar