08 Juli 2023
15:37 WIB
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Belakangan kita dihebohkan dengan salah satu penyakit yang cukup serius, yakni antraks. Kasus antraks adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh spesies bakteri Bacillus anthracis, yang merupakan bakteri gram-positif berbentuk batang yang membentuk spora tahan lama.
Bakteri ini biasanya ditemukan di tanah dan hewan-hewan tertentu. Bacillus anthracis menghasilkan beberapa faktor virulensi yang memungkinkannya menyebabkan infeksi yang parah pada manusia dan hewan.
Antraks pada manusia dapat terjadi melalui tiga cara utama, yakni melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, melalui paparan langsung terhadap spora bakteri yang terdapat dalam tanah atau produk hewan yang terkontaminasi, atau melalui paparan inhalasi spora bakteri yang terdispersi di udara.
Antraks Sudah Ada Sejak Zaman Kuno
Dilansir dari laman CDC, antraks diperkirakan berasal dari Mesir dan Mesopotamia. Pada zaman Musa yang terjadi dalam salah satu dari 10 tulah Mesir, antraks mungkin telah menyebabkan apa yang dikenal sebagai tulah kelima, digambarkan sebagai penyakit yang menyerang kuda, sapi, domba, unta, dan lembu.
Yunani Kuno dan Roma juga sangat mengenal antraks dan ini diilustrasikan dalam banyak tulisan kuno dari para sarjana paling terkenal pada masa itu.
Sebagai contoh, banyak ahli berpikir bahwa anthraks digambarkan oleh Homer dalam The Iliad yang ditulis sekitar tahun 700 SM, dan dalam puisi oleh Virgil, yang hidup dari tahun 70-19 SM. Beberapa bahkan berpendapat bahwa antraks mungkin telah berkontribusi pada kejatuhan Roma.
Selama berabad-abad, pemahaman tentang antraks berkembang melalui pengamatan dan dokumentasi gejala-gejala penyakit ini pada hewan dan manusia.
Namun, pemahaman modern tentang antraks sebagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis dan identifikasi mikroorganisme penyebabnya baru terjadi pada abad ke-19 oleh Robert Koch.
Alasan Antraks Sulit Dimusnahkan
Antraks sulit untuk dimusnahkan karena bakteri Bacillus anthracis yang menyebabkan penyakit ini memiliki beberapa sifat yang memungkinkannya bertahan dalam lingkungan yang keras dan tahan terhadap berbagai metode pengendalian. Bacillus anthracis dapat membentuk spora yang sangat tahan terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem.
Spora ini dapat bertahan dalam tanah, air, atau bahan organik yang terkontaminasi selama bertahun-tahun. Spora tersebut dapat menjadi sumber infeksi jika hewan atau manusia terpapar.
Bacillus anthracis juga memiliki ketahanan terhadap banyak jenis desinfektan, termasuk bahan kimia yang umumnya digunakan untuk membersihkan dan mendisinfeksi area terkontaminasi. Ini membuatnya lebih sulit untuk membersihkan dan menghancurkan bakteri di lingkungan yang terinfeksi.
Selain itu, bakteri antraks juga memiliki kemampuan untuk membentuk spora yang dapat terdispersi melalui udara. Ini memungkinkan penyebaran antraks melalui udara dalam bentuk partikel kecil yang dapat dihirup oleh manusia atau hewan.
Bakteri ini dapat bertahan di dalam tubuh hewan atau manusia yang terinfeksi, terutama dalam bentuk spora. Hal ini memungkinkan bakteri tetap aktif dan berpotensi menyebabkan infeksi bahkan setelah kematian inang. Kombinasi sifat-sifat ini membuat antraks sulit dimusnahkan dan membutuhkan upaya yang intensif untuk mengendalikannya.
Kenali Gejala Antraks pada Nanusia dan Hewan
Dilansir dari laman WebMD, kasus antraks dapat bervariasi dari yang ringan hingga berat, tergantung pada cara infeksi dan tingkat paparan bakteri.
Gejala awal dapat berupa bintil pada kulit yang gatal atau benjolan yang terlihat seperti gigitan serangga. Kemudian, bintil tersebut dapat pecah dan membentuk luka pada kulit, seringkali tanpa rasa nyeri. Bengkak di sekitar luka juga dapat terjadi.
Lalu, setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi spora antraks bisa membuat seseorang demam, menggigil, pembengkakan di leher atau kelenjar, nyeri saat menelan, mual, kehilangan nafsu makan, muntah, diare yang mungkin berdarah, sakit kepala, sakit perut, kemerahan di mata dan wajah, pingsan, serta nyeri dan bengkak di perut.
Sementara itu, jika menghirup antraks inhalasi atau terpapar melalui udara gejala awalnya mirip dengan gejala flu, termasuk demam, kelelahan, nyeri tubuh, sakit tenggorokan, dan batuk.
Kemudian, gejala dapat berkembang menjadi sesak napas, mual, batuk darah, sakit saat menelan, perasaan tidak nyaman di dada, pusing atau kebingungan, serta berkeringat. Jika tidak diobati, kondisi ini dapat memburuk dan mengakibatkan komplikasi serius seperti syok, meningitis, atau kematian.
Sementara pada hewan yang terkena antraks dapat menunjukkan beberapa ciri-ciri yang mengindikasikan infeksi sering kali menyebabkan kematian yang cepat dan mendadak pada hewan yang terinfeksi.
Hewan yang tampak sehat tiba-tiba mati tanpa gejala yang jelas sebelumnya. Namun, sebelumnya hewan akan terlihat kurang aktif dari biasanya dan dapat menyebabkan perubahan pada lendir tubuh serta cairan biologis, seperti darah yang mengental atau lendir berwarna tidak normal.
Cara Mencegah dan Menangani Antraks
Penanganan antraks harus dilakukan oleh profesional medis yang berpengalaman. Dokter akan melakukan evaluasi medis terhadap gejala dan riwayat pasien, serta melakukan tes diagnostik seperti kultur bakteri dari sampel kulit, darah, atau cairan tubuh lainnya untuk memastikan diagnosis antraks.
Pengobatan utama untuk antraks melibatkan penggunaan antibiotik yang efektif terhadap bakteri Bacillus anthracis. Antibiotik seperti ciprofloxacin, doxycycline, atau penicillin sering digunakan. Penting untuk memulai pengobatan antibiotik sesegera mungkin setelah diagnosis atau jika dugaan antraks kuat.
Kemudian, menerapkan langkah-langkah pencegahan harus diambil untuk mencegah penyebaran antraks kepada orang lain. Individu yang terinfeksi segera mengkarantinakan diri, serta penggunaan peralatan perlindungan diri oleh petugas kesehatan dan orang-orang yang merawat.
Jika antraks melibatkan luka kulit, perawatan yang tepat diberikan untuk membersihkan dan menjaga kebersihan luka. Pemotongan atau drainase mungkin diperlukan dalam beberapa kasus. Yang terpenting apabila Anda bekerja dalam bidang peternakan, pertanian, atau laboratorium, sebaiknya melakukan vaksin antraks.