30 Oktober 2025
10:58 WIB
Mengenal Mikroplastik Dan Nanoplastik, Ancaman Kecil Yang Tak Terlihat
Mikroplastik dan nanoplastik sama-sama partikel dari plastik namun berbeda secara ukuran. Bahayanya bisa memengaruhi sistem kekebalan tubuh hingga gangguan reproduksi.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Satrio Wicaksono
Relawan mengidentifikasi sampel sampah plastik di pesisir pantai Teluk Palu, Palu, Sulawesi Tengah. ANTARA FOTO/Basri Marzuki
JAKARTA - Sebenarnya isu soal mikroplastik bukan hal baru, tetapi belakangan semakin banyak riset menyoroti bagaimana partikel plastik berukuran sangat kecil itu memengaruhi kesehatan manusia dan lingkungan.
Dalam berbagai artikel ilmiah, dua istilah sering muncul adalah microplastics dan nanoplastics. Keduanya sama-sama berasal dari bahan yang sama yakni plastik, namun berbeda dalam ukuran dan potensi dampaknya.
Melansir laman Healthline, secara sederhana, perbedaan utama antara keduanya terletak pada ukuran. Awalan mikro berarti sepersejuta, sedangkan nano yakni sepermiliar. Artinya, nanoplastik jauh lebih kecil daripada mikroplastik.
Menurut penjelasan Food and Drug Administration (FDA), mikroplastik umumnya berukuran kurang dari 5 milimeter pada salah satu sisinya, sementara nanoplastik berukuran kurang dari 1 mikrometer. Meski begitu, FDA belum memiliki definisi baku tentang ukuran pasti kedua jenis plastik ini, sehingga batasan tersebut lebih digunakan sebagai acuan untuk memahami perbedaannya.
Kedua jenis partikel ini sama-sama berasal dari bahan buatan manusia, yaitu plastik. Hampir semua benda di sekitar kita mengandung unsur plastik, mulai dari peralatan rumah tangga, mainan, wadah penyimpanan, pakaian, hingga ban kendaraan.
Beberapa jenis plastik yang umum digunakan antara lain styrofoam, polietilena, nilon, teflon, polytetrafluoroethylene, PVC, hingga poliester. Biasanya, benda berbahan plastik memiliki simbol segitiga dengan angka 1 sampai 7 di dalamnya untuk menunjukkan jenis plastik yang digunakan.
Masalah utama dari plastik adalah sifatnya yang tidak mudah terurai secara alami. Plastik akan pecah menjadi potongan yang semakin kecil hingga menjadi mikroplastik atau bahkan nanoplastik.
Potongan partikel ini kemudian mencemari tanah, air, udara, bahkan makanan dan minuman yang kita konsumsi. Saat dibuang sembarangan atau tidak dikelola dengan benar, plastik yang terurai menjadi partikel kecil bisa terbawa angin atau air, lalu masuk ke rantai makanan.
Tanpa disadari, partikel plastik itu bisa masuk ke tubuh manusia melalui udara yang dihirup, air, hingga makanan laut yang dikonsumsi. Hingga kini, para ilmuwan masih terus meneliti sejauh mana partikel plastik mikro dan nano berdampak pada tubuh manusia.
FDA menyebutkan bahwa berdasarkan penelitian yang tersedia hingga tahun 2024, kadar mikroplastik dan nanoplastik dalam makanan dan lingkungan masih tergolong rendah dan belum terbukti menimbulkan risiko langsung terhadap kesehatan manusia. Namun, sejumlah penelitian menunjukkan indikasi yang perlu diwaspadai.
Salah satunya adalah kajian tahun 2021 yang diterbitkan dalam jurnal Science of the Total Environment. Studi tersebut menemukan bahwa mikroplastik dan nanoplastik dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh, pernapasan, pencernaan, serta hati, melalui proses inflamasi dan stres oksidatif di dalam sel.
Sementara itu, ulasan ilmiah terbaru yang dipublikasikan pada 2023 di jurnal Environmental Pollution, menduga adanya kaitan antara paparan partikel plastik mikro dengan gangguan reproduksi, sistem pencernaan, serta peningkatan risiko kanker usus besar dan paru.
Meski bukti ilmiahnya masih berkembang, kekhawatiran terhadap paparan mikroplastik tetap beralasan. Plastik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern dan sulit dihindari sepenuhnya.
Namun, tetap bisa melakukan langkah sederhana untuk mengurangi paparan plastik mikro dengan memilih pakaian dari bahan alami seperti katun, linen, sutra, atau wol. Lalu, bisa mengurangi penggunaan wadah plastik, terutama untuk makanan panas, dan beralih ke kaca atau stainless steel, serta menyaring air minum, terutama bila berasal dari air keran.