12 Maret 2024
15:26 WIB
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Jalan-jalan sore sambil menikmati suasana Ramadan dan mencari makanan di pasar kaget merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan menjelang waktu berbuka puasa. Kegiatan itu biasa dikenal dengan istilah ngabuburit.
Istilah ngabuburit sendiri memang sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Ngabuburit adalah istilah yang menggambarkan kebiasaan masyarakat Indonesia sambil mempersiapkan diri untuk berbuka puasa.
Lantas, bagaimana asal-usul ngabuburit dan bagaimana kegiatan ini seakan menjadi kebiasaan?
Dilansir dari berbagai sumber, ngabuburit adalah istilah dalam bahasa Sunda. Kata tersebut diyakini berasal dari ngalantung ngadagoan burit yang memiliki arti bersantai sambil menunggu waktu sore.
Meski berasal dari bahasa Sunda, istilah ngabuburit atau mengabuburit sudah diakui dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Menurut KBBI, memiliki arti menunggu azan magrib menjelang berbuka puasa pada bulan Ramadan.
Asal usul ngabuburit dapat ditelusuri pada era 1980-an di tanah Pasundan, khususnya di Kota Bandung. Pada masa itu, kata ngabuburit sering digunakan oleh para pemuda.
Di Kota Bandung, terutama, sering diadakan acara musik yang diberi judul ngabuburit. Acara musik ngabuburit di Bandung pada waktu itu memiliki nuansa Islami yang kental. Baik para pengisi acara maupun penontonnya sama-sama menunggu waktu berbuka puasa.
Seiring waktu, ngabuburit tidak hanya menjadi sekadar istilah lokal di Bandung tetapi merambah lebih luas hingga menjadi bagian dari budaya populer di seluruh Indonesia. Kegiatan ngabuburit umumnya dilakukan pada rentang waktu antara pukul 15.30 hingga 17.30 waktu setempat atau sering disebut bakda Asar.
Sedari dahulu, tradisi ngabuburit dikenal dengan kegiatan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta seperti mengaji di masjid, mengikuti pesantren kilat, hingga mendengarkan dakwah. Sementara itu, perkembangan zaman pun menambah aktivitas ngabuburit.
Masyarakat banyak yang memanfaatkan waktu tersebut untuk jalan-jalan menikmati suasana puasa, membuat makanan atau minuman bersama keluarga di rumah, membeli takjil alias makanan dan minuman yang akan dinikmati, dan masih banyak lagi.
Pada akhirnya, keseruan ngabuburit terus menjadi salah satu tradisi yang dinikmati masyarakat Indonesia saat Ramadan tiba.