15 Juli 2024
12:08 WIB
Menampik Mitos Seputar Khitan Bayi
Kini, banyak orang tua yang melakukan khitan atau sunat pada anak saat masih usia balita. Ada mitos akan hal itu, salah satunya anak menjadi susah tumbuh, benarkah demikian?
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi proses khitan atau sunat pada bayi atau anak-anak. Freepik
JAKARTA - Khitan, sunat, atau sirkumsisi adalah tindakan pemotongan sebagian dari preputium atau kulit yang menutupi penis sehingga keseluruhan glans penis dapat terlihat. Tindakan ini biasanya dilakukan karena anjuran agama atau adat istiadat dari budaya tertentu, meskipun sebenarnya juga memiliki banyak manfaat kesehatan.
Biasanya, khitan dilakukan pada anak-anak yang menjelang usia akil baligh. Namun belakangan ini tidak sedikit pula orang tua yang melakukan khitan pada anak laki-laki sejak usia bayi atau balita.
Sayangnya, masih banyak mitos yang beredar di masyarakat seputar khitan pada bayi.
Salah satunya adalah anak yang dikhitan pada usia balita tidak akan bertambah tinggi nantinya. Namun, benarkah demikian? Dokter spesialis anak dr. Melia Yunita menyangkal hal ini.
Menurutnya, hal tersebut adalah mitos dan tidak tepat. Alasannya karena kedua hal tersebut tidak berhubungan.
"Banyak orang tua yang takut karena sekarang ada yang sunat saat usia new born, nanti nggak tambah tinggi katanya. Ini tidak ada hubungannya, karena nanti saat masuk pubertas juga anak akan bertambah tinggi," pungkas dr. Melia dalam acara Explore Wonderland di Bekasi, beberapa waktu lalu.
Hal serupa juga berlaku untuk anggapan bahwa setelah disunat anak akan langsung bertambah tinggi dan besar. Padahal, secara medis memang anak laki-laki yang di sunat di Indonesia umumnya telah memasuki pubertas, sehingga itu merupakan fase mereka bertambah tinggi. Jadi hal tersebut merupakan mitos.
"Di Indonesia itu terlalu banyak mitos. Anak laki-laki kebanyakan sunat pas usia pubertas, jadi yang kebetulan aja gitu dia bakal tambah tinggi. Kan mereka disunat saat memasuki usia 10 sampai 12 tahun yang fasenya dia bakal tambah tinggi, jadi tidak ada hubungannya," dr. Melia menimpali.
Maka dari itu, ada baiknya orang tua tidak perlu khawatir lagi dalam mengkhitan anak. Khitan diketahui dapat menurunkan risiko terjadinya infeksi saluran kemih, menjaga agar tidak terjadi balanitis dan balanopostitis, dan mencegah terjadinya fimosis dan paraphimosisi pada penis anak.