11 November 2025
08:09 WIB
Memoles Pesona Warisan Budaya Dengan Teknologi
Sebuah pameran di sela kegiatan Konferensi Internet Dunia Wuzhen Summit 2025 di China menampilkan seni berbasis virtual reality yang terinspirasi oleh beragam motif dari 40 lukisan China kuno.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Seorang pengunjung menyaksikan dengan perangkat VR saat berlangsung pameran Forum Digitalisasi Warisan Budaya Konferensi Internet Dunia 2025 di Xi'an, Provinsi Shaanxi, China, 17 September 2025. ANTARA/Xinhua/Li Yibo.
JAKARTA - Sebuah pameran di sela rangkaian Konferensi Internet Dunia (World Internet Conference/WIC) Wuzhen Summit 2025 di China, baru-baru ini menampilkan harmoni ciamik antara teknologi dan warisan budaya dari masa lalu. Pameran bertajuk "Light of Internet Expo" mengajak pengunjung menjelajah masa lalu dengan teknologi, bertolak dari lukisan-lukisan klasik karya maestro.
Pameran instalasi seni interaktif ini terinspirasi oleh beragam motif dari 40 lukisan China kuno, yang menawarkan pengalaman imersif bagi para pengunjung untuk menikmati keindahan seni tradisional melalui inovasi digital. Karya-karya itu dipamerkan selama tiga hari, yang berakhir pada Minggu (9/11) di kota air kuno Wuzhen di Provinsi Zhejiang, China.
Melansir Antara, berdasarkan laporan Xinhua, karya-karya dalam pameran merupakan proyek digital dari program "Koleksi Komprehensif Lukisan China Kuno" yang diselenggarakan oleh Universitas Zhejiang dan administrasi warisan budaya Provinsi Zhejiang. Hingga kini, program tersebut telah mengumpulkan dan mempublikasikan lebih dari 12.000 lukisan China dari 260 lebih institusi budaya di seluruh dunia.
Melalui pameran interaktif, pengunjung diajak melihat bentang alam dari elemen-elemen lukisan kuno terkenal. Sebuah proyek virtual reality (VR) misalnya, membawa pengunjung kembali ke zaman Dinasti Song (960-1279) di Hangzhou, memungkinkan mereka menjelajahi keindahan arsitektur bangunan kayu di kota tersebut.
Menurut Sun Xiaojun, wakil kepala dewan editorial program ini, instalasi tersebut mengintegrasikan proyeksi holografik, pemrosesan audio spasial, dan teknologi interaksi multisensoris real-time untuk menghidupkan seni klasik dalam format interaktif. Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa lukisan China kuno tidak hanya diarsipkan sebagai peninggalan, tetapi juga diberdayakan untuk mencetuskan minat publik dan menjangkau khalayak yang lebih luas.
Peran teknologi digital dalam merevolusi pelestarian dan pewarisan warisan budaya menjadi sorotan utama dalam WIC Wuzhen Summit tahun ini. Berbagai diskusi menyoroti bagaimana kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), realitas virtual (virtual reality/VR), dan alat digital lainnya mengembuskan kehidupan baru ke dalam harta karun kuno.
Salah satu karya lainnya, menyajikan realitas campuran (mixed reality/MR) yang mengajak para peserta menelusuri waktu lebih dari 200 tahun ke masa lalu untuk menyaksikan proses penyusunan Siku Quanshu (Perpustakaan Lengkap dalam Empat Cabang Sastra), salah satu koleksi buku paling komprehensif dalam sejarah China.
Baca juga: BRIN Kembangkan Teknologi Digital Jaga Tradisi Lisan Tradisional
WIC memiliki perhatian pada eksplorasi teknologi seperti AI sebagai alat untuk membantu perlindungan, pewarisan, dan pemanfaatan warisan budaya. Para delegasi dari pertemuan tersebut juga menghadiri subforum tentang digitalisasi warisan budaya, berbagi praktik terbaik untuk pelestarian yang lebih baik serta mengeksplorasi area kerja sama di masa depan.
Ding Pengbo, wakil direktur Museum Nasional China, mengatakan bahwa meskipun baru-baru ini terdapat kemajuan, tantangan tetap ada. Di antaranya terkait cakupan dan kualitas data yang tidak mencukupi, serta terbatasnya penggunaan AI dan teknologi canggih lainnya dalam pelestarian warisan budaya, karena tingginya biaya dan kesulitan implementasi.
Ding menyerukan percepatan upaya untuk membangun basis data digital berkualitas tinggi tentang warisan budaya dan memperkuat kolaborasi global melalui platform seperti WIC guna mendorong ekosistem yang terbuka, inklusif, dan berkelanjutan untuk digitalisasi warisan budaya.