26 September 2024
15:07 WIB
Membaca Peluang Pengembangan Teknologi Kuantum Di Indonesia
Dengan sumber daya manusia serta pengembangan riset dan inovasi yang ada, Indonesia diyakini dapat menjadi salah pelopor di bidang teknologi kuantum.
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi kuantum. Freepik
JAKARTA - Tahun 2025, UNESCO menetapkan sebagai Tahun Kuantum. Hal ini menjadi momentum bagi negara-negara di dunia untuk memperpecepat pengembangan teknologi kuantum, termasuk Indonesia.
Dengan kekayaan sumber daya manusia dan potensi inovasi yang terus berkembang, Kepala Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ratno Nuryadi mengatakan, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu pelopor di bidang teknologi ini.
"Teknologi kuantum bukan hal yang asing. Dengan dukungan dari pemerintah, kita bisa mengejar perkembangan teknologi kuantum dan menyambut era kuantum 2.0," kata Ratno di Jakarta.
Dikatakan, proses riset teknologi kuantum di Indonesia telah menunjukkan perkembangan. Di mana potensi pemanfaatannya dapat diterapkan di berbagai sektor seperti komunikasi, kesehatan, dan keamanan.
Ahli Kebijakan Sains & Teknologi Badan Pembangunan Nasional (Bappenas), Yanuar Nugroho menekankan, kebijakan yang adaptif diperlukan untuk mendukung riset dan pengembangan teknologi, seperti prioritas kebijakan transfer teknologi dan kolaborasi industri.
Ia menyoroti perlunya prioritas penelitian dan pengembangan kuantum dengan alokasi dana khusus. Selain itu prioritas kebijakan lainnya mengenai pengembangan sumber daya manusia, seperti beasiswa internasional dan kurikulum kuantum.
“Selanjutnya, prioritas kebijakan menyangkut infrastruktur riset dan tentu saja transfer teknologi dan kerja sama industri, sehingga, inovasi dapat diimplementasikan secara nyata,” ujar Yanuar.
Sementara itu, Direktur Pengelolaan Fasilitas Ketenaganukliran BRIN, R. Mohammad Subekti mengatakan, selain sebagai institusi pelaksana riset dan inovasi, BRIN juga memberikan dukungan kebijakan berbasis riset dan inovasi kepada kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah (pemda).
Selain itu, lanjutnya, BRIN juga berperan dalam memperkuat ekosistem riset dan inovasi nasional yang dibutuhkan dalam mendukung pengembangan teknologi kuantum di Indonesia.
“BRIN berkomitmen menyediakan fasilitas yang memadai dengan one stop station online dengan layanan ELSA,” kata Subekti.