c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

30 Juli 2025

09:06 WIB

Membaca Keunggulan Tiga Wisata Minat Khusus 

Gastronomi, bahari dan kebugaran jadi fokus utama dalam pengembangan wisata minat khusus.  

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Membaca Keunggulan Tiga Wisata Minat Khusus&nbsp;</p>
<p>Membaca Keunggulan Tiga Wisata Minat Khusus&nbsp;</p>

Keindahan terumbu karang menjadikan Wakatobi menjadi salah satu destinasi wisata bahari terindah di Indonesia. Shutterstock.com/Fabio Lamanna

JAKARTA - Sebagai magnet pariwisata dunia, Indonesia punya keunggulan yang sangat kompetitif dalam mengembangkan wisata minat khusus. Adapun tiga fokus utama pengembangannya pada sektor gastronomi, bahari dan kebugaran. 

"Dengan ketiga fokus ini, Indonesia tidak hanya menawarkan destinasi, tetapi juga pengalaman wisata yang mendalam, berkelanjutan, dan bernilai tambah," kata Deputi Bidang Pemasaran Kemenpar, Ni Made Ayu Marthini.

Made menjelaskan dari sisi gastronomi, kekayaan kuliner nusantara yang beragam dan berbasis kearifan lokal menjadi daya tarik kuat yang terus kami angkat, baik di pasar domestik maupun mancanegara. Kuliner Indonesia seperti rendang, sate, soto, hingga jamu tradisional memiliki potensi besar sebagai bagian dari pengalaman wisata yang autentik dan berkesan.

Kemudian sebagai negara yang punya lebih dari 17 ribu pulau, wisata bahari Indonesia memiliki keindahan alam bawah laut kelas dunia. Misalnya destinasi seperti Raja Ampat, Wakatobi, Labuan Bajo, dan Kepulauan Seribu menjadi unggulan untuk kegiatan seperti diving, snorkeling, dan liveaboard.

"Potensi bahari Indonesia sangat besar dan terus kami kembangkan secara berkelanjutan," ujar dia.

Pada wisata kebugaran, Made menyebut Indonesia juga memiliki kekuatan pada pendekatan tradisional yang memadukan unsur alam, budaya, dan spiritual. Pengalaman kebugaran di Indonesia tidak hanya mencakup spa dan yoga, tetapi juga pengobatan tradisional, meditasi, serta relaksasi berbasis budaya lokal yang menyatu dengan lingkungan alam.

Lebih lanjut Made menjelaskan, tantangan utama Indonesia dalam membangun sektor pariwisata terletak pada aspek konektivitas, promosi yang konsisten dan masif, serta penguatan infrastruktur dan amenitas di destinasi. Hal ini juga yang membuat pariwisata Indonesia masih berada di bawah Thailand.

"Thailand merupakan salah satu negara dengan industri pariwisata yang sangat matang dan terintegrasi. Namun demikian, kami terus melakukan berbagai langkah strategis untuk mengejar ketertinggalan ini, termasuk melalui kolaborasi dengan industri, penguatan promosi, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia pariwisata," ucap Made.

Sebagai upaya untuk mengatasi tantangan tersebut, Kementerian Pariwisata terus melakukan berbagai langkah strategis melalui peningkatan promosi destinasi berupa bauran media digital, program co-branding dan kolaborasi dengan mitra global, serta penguatan pasar melalui travel trade dan event promosi internasional.

Di sisi lain, penguatan kapasitas destinasi juga terus dilakukan, baik dari sisi sumber daya manusia, amenitas, maupun pengelolaan destinasi berbasis keberlanjutan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar