11 Maret 2022
09:59 WIB
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Para penderita hipertensi paru tetap bisa berolahraga dengan intensitas ringan. Hal ini disampaikan pakar Kardiologi Anak dan Penyakit Jantung Bawaan dr. Radityo Prakoso, Sp.JP(K).
Ia menambahkan, olahraga berat harus dihindari oleh orang dengan hipertensi paru. Jika diperlukan, pasien juga bisa meminta rekomendasi dari dokter jantung untuk mengetahui olahraga apa yang baik dilakukan.
"Masalah olahraga ada parameternya. Parameternya ada di dokter jantung, ada namanya dilakukan uji latih beban, dari situ nanti dihitung dan diresepkan yang bisa dikasih ke personal trainer atau rekomendasi latihan," ujar dr. Radityo seperti dikutip dari Antara, Jumat (11/3).
Jika sulit untuk melakukan uji latih beban, pasien bisa menghitung sendiri denyut nadinya. Menurut dr. Radityo denyut tersebut maksimium berada di angka 110 per menit.
"Intinya aktivitas ringan, kalau sudah 110 kita stop. Badan kita ini punya alarm kalau sudah lelah, stop harus istirahat. Jangan digeber terus," kata dr. Radityo.
Tujuan dari olahraga adalah untuk membuat kondisi tubuh pasien tetap bugar. Sebab, tidak sedikit pasien hipertensi paru yang memiliki komorbid obesitas. Meski tidak ada gejala yang khas pada hipertensi paru, namun mengorok saat tidur pada orang bertubuh gemuk merupakan salah satu indikasinya.
Sementara itu, Pakar Kardiologi Anak Rumah Sakit Adam Malik Medan, dr. Rizky Adriansyah, M.Ked (Ped), Sp.A(K) mengatakan bahwa penderita hipertensi paru dianjurkan untuk membatasi aktivitas, khususnya yang berat. Pekerjaan yang bisa menyebabkan stres juga perlu untuk dihindari.
Untuk makanan sendiri, tidak ada menu khusus untuk penderita hipertensi paru. Yang terpenting, penggunaan obat tidak boleh berhenti sepanjang hidupnya.