02 Oktober 2025
11:51 WIB
Memahami Nilai Batik Hingga Diakui UNESCO Sebagai Warisan Budaya Dunia
Nilai penting dari batik mencakup nilai sejarah, sosial, seni hingga ekonomi masyarakat Indonesia. Kualitas itu membuat batik diakui UNESCO sebagai warisan budaya takbenda dunia pada 2 Oktober 2009.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Seorang pembatik melukis motif batik Ciwaringin. Shutterstock/Adjie Rosadi.
JAKARTA - Batik lebih dari sekadar kain bermotif. Selain indah, batik juga penuh simbolisme, mencerminkan pemikiran, laku hidup hingga perasaan masyarakat Indonesia.Setiap goresan motif merekam nilai budaya, tradisi, hingga kearifan yang diwariskan turun-temurun.
Nilai-nilai itulah yang membuat batik dianggap sebagai warisan budaya yang penting. Batik ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya takbenda dunia pada 2 Oktober 2009. Tanggal penetapan itu kemudian dirayakan di Tanah Air sebagai Hari Batik Nasional. Perayaan nasional tahun ini mengusung tema "Batik Merawit".
Hari Batik Nasional menjadi momentum untuk mengingat betapa berharganya batik sebagai bagian dari jati diri bangsa sekaligus kebanggaan dunia. Di momen ini, batik dirayakan tak hanya sebagai warisan fisik, namun warisan nilai-nilai budaya leluhur Indonesia.
Nilai penting dari batik hingga diakui UNESCO mencakup nilai sejarah, sosial, seni hingga ekonomi masyarakat Indonesia. Berikut diuraikan nilai-nilai penting pada batik, dilansir dari Antara, Kamis (2/10).
Kedalaman Sejarah
Salah satu alasan kuat UNESCO mengakui batik sebagai warisan budaya dunia adalah karena jejak sejarahnya yang begitu panjang. Batik sudah hadir di Nusantara sejak berabad-abad lalu. Catatan sejarah bahkan menunjukkan keberadaannya sejak masa Mataram Kuno pada abad ke-8.
Usianya yang panjang sekaligus perkembangan tekniknya menjadi bukti nyata betapa tinggi nilai budaya yang dimiliki batik.
Bagian dari Kehidupan Sehari-hari
Batik bukan sekadar kain, tetapi menyatu dengan kehidupan masyarakat Indonesia, terutama di Jawa. Dari bayi digendong, prosesi khitanan, pernikahan, hingga kain penutup jenazah, batik selalu hadir dalam setiap tahapan penting kehidupan.
Tradisi dan Keterampilan Turun-temurun
Pembuatan batik tidak bisa dilepaskan dari keterampilan khusus dan pengetahuan mendalam tentang teknik serta makna simboliknya. Tradisi ini diwariskan dari generasi ke generasi, menjadikannya seni yang hidup hingga sekarang. UNESCO menilai pentingnya melestarikan tradisi tersebut agar tidak punah, sekaligus mendorong pengembangan lebih lanjut di masa depan.
Baca juga: Motif Dan Warna Jadi Kunci Batik Gaet Pasar Anak Muda
Memiliki Simbolisme dan Filosofi
Setiap motif batik bukan sekadar corak, melainkan sarat makna. Pola yang ada merepresentasikan sejarah, nilai-nilai kehidupan, mitologi, hingga pandangan filosofis masyarakat Indonesia. Di mata UNESCO, batik menjadi media penting untuk menyampaikan identitas dan cerita budaya bangsa
Identitas Nasional
Lebih dari sekadar kain tradisional, batik telah menjadi simbol persatuan dalam keberagaman dan bagian penting dari jati diri bangsa Indonesia. Pengakuan UNESCO semakin menegaskan posisi batik sebagai warisan yang memperkuat identitas nasional sekaligus kebanggaan dunia.
Baca juga: Penggunaan ‘Malam Panas’ Kunci Identitas Batik
Keberagaman Motif
Setiap daerah di Indonesia memiliki motif batik dengan ciri khas masing-masing. Ada batik pesisir yang penuh warna, batik keraton yang sarat simbol, hingga batik kontemporer yang terus berinovasi. Keragaman ini mencerminkan luasnya khazanah budaya Indonesia.
Nilai Ekonomi dan Kreativitas
Batik bukan hanya memiliki nilai budaya, tetapi juga berperan dalam perekonomian masyarakat. Dari perajin hingga desainer modern, batik membuka lapangan kerja dan terus berkembang mengikuti tren. Nilai inilah yang membuat batik relevan dari masa ke masa.
Dengan berbagai alasan tersebut, tak heran jika batik mendapat pengakuan dunia sebagai warisan budaya takbenda oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009 atau Intangible Cultural Heritage (ICH).