01 November 2025
09:36 WIB
Memahami Gejala RSV Dan Kiat Pencegahannya Pada Anak
Infeksi RSV hampir mirp dengan gejala batuk pilek biasa dan pada dasarnya bisa menyerang semua kalangan usia. Namun menjadi lebih rentan jika dialami bayi yang prematur dan di bawah usia dua tahun.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Ilustrasi bayi. Pixabay.
JAKARTA - RSV atau Respiratory Syncytial Virus merupakan kondisi paparan virus yang menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan. Virus ini bisa menyebabkan gejala ringan hingga serius, terutama pada populasi dengan faktor risiko tinggi seperi anak kecil dan orang lanjut usia.
Dokter spesialis anak Dr. Ian Suryadi Suteja, M.Med Sc, Sp.A menjelaskan tanda atau gejala Respiratory Syncytial Virus (RSV) yang perlu diwaspadai pada anak di antaranya hidung tersumbat, rinore seperti keluar ingus, demam, batuk dan terkadang susah nafas. Dia menekankan pentingnya bagi orang tua untuk memerhatikan gejala tersebut karena bisa berdampak pada kesehatan anak secara keseluruhan.
"Kalau pada anak kecil, bisa mengganggu proses menyusu atau makannya, berat badannya juga biasanya jadi turun," ungkap Dokter Ian dalam diskusi kesehatan di Jakarta, Jumat (31/10), dilansir dari Antara.
Ian mengatakan, infeksi RSV hampir mirp dengan gejala batuk pilek biasa dan pada dasarnya bisa menyerang semua kalangan usia. Namun menjadi lebih rentan jika dialami bayi yang prematur dan dibawah usia 2 tahun.
Infeksi RSV bisa menyebabkan gejala ringan, misalnya batuk pilek atau demam biasa. Namun infeksi ini juga bisa menyebabkan gejala berat, ketika virus sudah menginfeksi paru-paru. Jika kondisi itu terjadi, bisa menyebabkan penyakit bronkiolitis hingga asma.
"Anak di bawah usia dua tahun yang datang dengan keluhannya itu batuk, demam, sesak nafas, didengerin pakai stetoskop bunyinya mengi atau kalau udah parah mungkin orang tua juga bisa dengar bunyi, nafasnya gitu, kayak orang asma, itu hampir pasti penyebabnya adalah RSV," tutur dia.
Baca juga: RSV Ancaman Kesehatan Yang Sering Terabaikan
Dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu menyampaikan dalam mendiagnosis RSV selain infeksi paru-paru, biasanya akan dilakukan swab PCR. Kemudian, untuk terapi RSV tergantung kondisi klinisnya, jika dengan kondisi ringan-ringan bisa dengan rawat jalan, namun bila dengan kondisi berat diperlukan rawat inap.
Lebih lanjut, Ian membagikan cara mencegah RSV dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta menjalani etika ketika sedang batuk.
"Ingat, RSV bisa kena ke semua orang. Kalau kita batuk, etika batuk jangan lupa, batuknya bukan ditutup (dengan dua tangan kedepan), tapi batuknya ke sikunya kita ditutupinnya ke sana," ujar dia.
Ian juga menekankan dalam mencegah RSV pentingnya imunisasi vaksin, terutama pada ibu hamil di trimester akhir atau usia kehamilan 32-36 minggu yang bisa memproteksi ibu dan bayinya.
"Karena si vaksin tersebut membuat ibunya menghasilkan antibodi terhadap RSV dan antibodinya itu ditransfer ke bayi melalui plasenta," imbuh dia.