c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

KULTURA

07 Januari 2025

15:41 WIB

Memahami Fluktuasi Suhu Di Bulan Yang Ekstrem

Setelah Merkurius, permukaan Bulan memiliki lingkungan termal paling ekstrem di tata surya.

Editor: Rendi Widodo

<p>Memahami Fluktuasi Suhu Di Bulan Yang Ekstrem</p>
<p>Memahami Fluktuasi Suhu Di Bulan Yang Ekstrem</p>

Ilustrasi Bulan. Pixabay

JAKARTA - Dari Bumi mungkin visual Bulan tampak seperti batu besar putih abu-abu yang dingin dan tak bernyawa. Namun, pernahkah terpikirkan seperti apa temperatur di Bulan itu sendiri?

Dikutip dai Live Science, pada kenyataannya suhu di Bulan tidak stabil dingin sepanjang waktu. Seperti di Bumi, suhu permukaan bulan berubah tergantung pada apakah sinar matahari mengenainya. Faktanya, yang menarik ditelaah justru fluktuasi suhu di Bulan yang bisa sangat dramatis.

"Suhu di Bulan bisa dari yang sangat panas menjadi ke yang sangat dingin," kata profesor astronomi di University of Michigan John Monnier.

Monnier menyebutkan bahwa suhu bulan dapat berkisar dari sekitar minus 100 derajat Celcius hingga ke level air mendidih di 100 derajat Celcius.

Bumi sendiri lebih stabil dengan suhu permukaan rata-rata Bumi adalah 15 derajat Celcius, namun dengan rentang yang tak se-ekstrem Bulan, hanya di antara minus 89 derajat Celcius hingga 57 derajat Celcius.

Meskipun Bumi dan Bulan kira-kira memiliki jarak yang sama dari matahari - sekitar 93 juta mil (150 juta kilometer) - beberapa faktor yang memengaruhi mengapa suhu mereka sangat berbeda. Pertama, Bumi memiliki atmosfer, yang memerangkap panas dan mempertahankan suhu moderat yang layak huni di planet kita. Bulan tidak memiliki atmosfer, membuatnya rentan terhadap panas penuh matahari.

Bumi juga memiliki lautan yang menyerap dan menyimpan energi dari matahari dan perlahan-lahan melepaskannya di malam hari. Bulan berbatu, sebaliknya, memanggang atau menggigil dalam cahaya dan bayangan.

Tanah bulan, yang dikenal sebagai regolith, adalah "isolator yang sangat baik," kata Monnier. Jadi, baik dalam terang maupun gelap, permukaan bulan menahan panas atau dingin. Perubahan suhu ini bervariasi di seluruh permukaan bulan.

Menurut NASA, di dekat khatulistiwa Bulan, suhu bisa mencapai 121 derajat Celcius di bawah sinar matahari dan turun hingga minus minus 133 derajat Celcius dalam kegelapan. Setelah Merkurius, permukaan Bulan memiliki lingkungan termal paling ekstrem di tata surya.

Pemahaman tentang bagaimana suhu Bulan berfluktuasi di tempat yang berbeda juga akan sangat penting untuk eksplorasi satelit Bumi ini di masa depan. Bahkan sebelum kita mempertimbangkan kemungkinan masa tinggal manusia yang lebih lama di Bulan, kita harus membangun peralatan yang dapat menahan suhu tinggi dan rendah yang ekstrem.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar