c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

06 Desember 2021

20:59 WIB

Memahami Ekshibisionisme Dan Cara Mengatasinya

Ekshibisionisme merupakan kondisi yang ditandai dengan keinginan, fantasi, atau perbuatan yang memperlihatkan alat kelamin pada orang lain tanpa konsensus, khususnya orang asing.

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

Editor: Satrio Wicaksono

Memahami Ekshibisionisme Dan Cara Mengatasinya
Memahami Ekshibisionisme Dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi eksibisionisme. Pixabay/Capri 23

JAKARTA - Beberapa hari belakangan ramai diperbincangkan mengenai beredarnya video seorang perempuan yang memamerkan payudaranya di salah satu bandara yang ada di Indonesia. Pelaku kemudian segera ditangkap atas dugaan pelanggaran UU Pornografi.

Perbuatan yang dilakukan pelaku disebut dengan nama ekshibisionisme. Dilansir dari Psychology Today, ekshibisionisme merupakan kondisi yang ditandai dengan keinginan, fantasi, atau perbuatan yang memperlihatkan alat kelamin pada orang lain tanpa konsensus, khususnya orang asing.

Para pelaku ekshibisionisme ini umumnya mendapatkan gairah atau rangsangan seksual ketika melakukan tindakan tersebut sehingga memasukkan perilaku ini ke dalam gangguan parafilia.

Dikutip dari All About Counseling, ekshibisionisme terbagi menjadi empat kategori:

  1. Kategori ringan, ketika pelaku hanya memiliki keinginan atau fantasi memamerkan tubuh mereka.
  2. Kategori moderat, saat pelaku sudah memperlihatkan tubuh mereka sesekali. 
  3. Kategori berat, yang artinya pelaku sering memamerkan anggota tubuhnya dan sulit untuk mengontrol diri
  4. Kategori katastropik, ketika pelaku sudah tidak mampu mengontrol keinginannya untuk memamerkan tubuhnya dan biasanya memiliki gangguan parafilia lain dan mempunyai kecenderungan sadistis.

Penyebab pelaku terjebak dalam perilaku ini pun beragam. Salah satunya bisa jadi karena mengalami kekerasan emosional ketika masih kecil atau berada di keluarga yang disfungsi.

Perilaku ini sebenarnya sah-sah saja untuk dilakukan, asalkan dengan persetujuan. Hanya saja, perilaku ekshibisionisme yang terjadi cenderung tidak mendapatkan konsensus sehingga sering dicap sebagai tindakan kriminal.

Apakah ekshibisionisme bisa ditangani secara medis? Jawabannya, bisa.

Pelaku ekshibisionisme dapat mendapatkan perawatan untuk kondisinya seperti psikoterapi maupun obat-obatan. Namun, sering kali pelaku baru mau mendapatkan perawatan medis ketika perilaku tersebut sudah masuk ke ranah kriminal dan pelaku tertangkap petugas keamanan.

Akan tetapi, model perilaku disebut efektif untuk mengatasi gangguan ekshibisionisme dengan memberikan individu sebuah alat yang dapat mengontrol keinginan mereka dan mencari cara lain yang bisa diterima dibandingkan memperlihatkan genital mereka pada orang lain.

Terapi perilaku kognitif juga dapat membantu individu untuk mengetahui pencetus dari nafsunya dan mengontrol perasaan tersebut dengan cara yang lebih sehat.

Selain itu, ada pendekatan psikoterapi lainnya yang bisa dilakukan untuk mengatasi gangguan ini. Seperti latihan relaksasi, berempati, dan lainnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar