06 Desember 2023
20:24 WIB
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Menjaga kesehatan ginjal adalah hal yang penting dan sudah seharusnya dilakukan sejak dini. Apalagi ginjal merupakan salah satu organ yang mempunyai peran penting dalam tubuh, karena berfungsi menyaring darah dari racun dan zat berbahaya yang tidak dibutuhkan dalam tubuh.
Pada beberapa kasus dan masalah kesehatan tertentu, ginjal bisa kehilangan fungsinya sehingga tubuh akan mengalami kehilangan kemampuan menyaring darah dan membuang sisa zat berbahaya dari dalam darah. Apabila hal tersebut terjadi, seseorang harus menjalani hemodialisis. Apa itu hemodialisis?
Hemodialisis atau yang lebih dikenal dengan nama cuci darah merupakan proses dalam dunia kedokteran yang dilakukan untuk membuang racun dan zat-zat sisa dalam darah yang sudah tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh menggunakan mesin. Proses ini harus dilakukan selama 3 kali dalam seminggu dan berlangsung selama 4 jam lamanya, meskipun tergantung dari kondisi kesehatan seseorang.
"Pada orang sehat, darah disaring dalam ginjal dan sisa-sisa cairan dan racun itu akan dibuang melalui uretra dalam bentuk urine. Namun, jika ginjal kehilangan kemampuannya untuk menyaring darah dengan maksimal sehingga racun dan zat berbahaya lainnya mengendap dalam tubuh," kata konsultan ginjal hipertensi RS Medika Permata Hijau dr. Hery Emria dalam keterangannya.
Proses cuci darah sendiri dilakukan menggunakan mesin bernama dialisis. Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan darah melalui jarum ke mesin dialisis untuk disaring. Di dalam mesin, darah yang diedarkan melalui filter dialyzer akan memindahkan limbah ke dalam larutan dialisis yang mengandung air, garam, dan zat tambahan lainnya.
Darah pun akan tersaring dan terpisah dari zat-zat berbahaya sebelum kemudian siap dimasukkan kembali ke dalam tubuh. Darah yang telah disaring akan dialirkan kembali ke dalam tubuh melalui jarum yang berbeda di lengan.
Selama proses berlangsung, petugas kesehatan biasanya akan mendampingi untuk memantau tekanan darah guna menyesuaikan seberapa cepat darah mengalir masuk dan keluar dari tubuh.
Meskipun prosedur cuci darah aman, tetapi setelah dilakukan ada kemungkinan terjadinya efek samping pada beberapa kasus. Mulai dari tekanan darah yang turun, mual, pusing, hingga pingsan. Efek samping lainnya dari hemodialisis juga meliputi nyeri dada, nyeri punggung, sakit kepala, kulit yang gatal, kram otot, hingga sindrom kaki gelisah.
Infeksi pada tempat suntikan, aliran darah yang buruk, penyumbatan dari jaringan parut sampai bekuan darah juga bisa terjadi dari hemodialisis. Kendati begitu, kejadian tersebut masih sangat jarang terjadi.