16 Desember 2024
09:01 WIB
Logo Kemenkebud Padukan Unsur Wastra Hingga Arsitektur Indonesia
Reza Rasenda, sosok di balik desain logo itu mengatakan kalau dalam proses penciptaannya, terinspirasi dari berbagai motif wastra, dari wilayah ujung barat hingga timur Indonesia.
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Satrio Wicaksono
Logo resmi Kementerian Kebudayaan RI. Sumber foto: Instagram/ Kementerian Kebudayaan RI/@kemenkebud.
JAKARTA – Kementerian Kebudayaan memiliki logo resmi yang terpisah dari entitas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tempat lembaga ini sebelumnya menginduk. Dengan berdiri sendiri, Kementerian Kebudayaan kini tak lagi mengusung lambang Tut Wuri Handayani sebagai logo resmi.
Kementerian Kebudayaan menampilkan logo yang sepenuhnya baru, tak merefleksikan lambang atau simbol manapun yang telah dikenal selama ini. Dalam versi penuh, logo ini berbentuk persegi panjang dengan sebuah pola yang dibangun dari jalinan garis-garis berwarna keemasan, kemudian tulisan “Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia” berwarna cokelat di sampingnya.
Logo tersebut diciptakan oleh desainer grafis asal Kotawaringin Barat, Reza Rasenda. Karya ini terpilih dari 3.201 desain logo dalam sayembara terbuka yang digelar Kementerian Kebudayaan beberapa waktu lalu.
Logo baru Kementerian Kebudayaan secara visual tampak indah, bernuansa ‘megah’ sekaligus juga tampak ‘kuat’ atau ‘perkasa’. Pola garis yang tampak saling-silang atau jalin-berjalin, dengan sisi-sisi luar runcing, seolah mencerminkan energi besar lembaga ini sebagai kementerian yang baru dibentuk, untuk menggerakkan kebudayaan Indonesia.
Sekilas, terlihat ada refleksi bentuk gonjong atau atap rumah gadang, salah satu elemen arsitektur Indonesia yang berasal dari Sumatra Barat. Tapi bentuk itu tidak tegas karena berjalin dengan bentuk-bentuk lainnya yang mengingatkan pada motif wastra tertentu, refleksi bentuk fauna hingga alam.
Desainer grafis Reza Rasenda mengatakan bahwa logo yang diciptakannya terinspirasi dari berbagai motif wastra, dari wilayah ujung barat hingga timur Indonesia.
“Logo itu saya rancang sesuai dengan tema kontes logonya yaitu ‘merajut budaya, membangun bangsa’. Jadi saya melakukan riset beberapa wastra/motif dari kain kain di nusantara. Tujuannya agar tidak terjadi kecemburuan sosial apabila logo nya terlalu menjurus ke satu budaya saja,” ungkap Reza saat dihubungi Validnews beberapa waktu lalu.
Terkait bentuk gonjong pada logo, Reza sendiri mengaku semula tak merujuk ke bentuk atap rumah gadang ketika membuat desain, melainkan mencoba menciptakan suatu bentuk tersendiri yang bisa mewakili kekayaan wastra nusantara. Namun, menurutnya, logo tersebut bisa ditafsirkan sangat dinamis, termasuk dengan merujuknya ke atap rumah gadang.
“Sebenarnya itu motif wastra yang aku coba desain buat mewakili nusantara. Bentuknya Kebetulan seperti rumah gadang, dijadikan satu filosofi dari kementeriannya yaitu bangunan yang kokoh dan nyaman buat keberagaman budaya yang ada di Indonesia,” lanjut Reza.
Logo Kementerian Kebudayaan diluncurkan secara resmi di Jakarta, pada Kamis (12/12) lalu dalam acara Semarak Budaya Indonesia yang digelar di Museum Nasional. Dalam versi resmi pemerintah, logo Kementerian Kebudayaan RI disebutkan menyimbolkan keberagaman Indonesia yang harmonis, dan semangat kolaborasi dalam membangun bangsa.
Logo Kementerian Kebudayaan RI merangkum bentuk-bentuk yang menyimbolkan sejumlah nilai penting. Sebagaimana dikutip dari unggahan resmi Kementerian Kebudayaan pada Minggu (15/12) ada tujuh elemen bentuk pada logo ini.
Pertama, bentuk lima helai ekor hewan pada bagian bawah, melambangkan lima sila yang menjadi dasar berbangsa dan bernegara. Elemen kedua yaitu empat helai sayap di kiri dan kanan yang tampak seperti atap rumah gadang, mencerminkan keberagaman budaya yang membentang di empat batas geografis, yakni Indonesia Timur, Indonesia Selatan, Indonesia Utara dan Indonesia Barat. Elemen ini juga merefleksikan imajinasi tentang Indonesia sebagai rumah bersama bagi semua suku.
Elemen ketiga yaitu anyaman/ tenunan, mencerminkan semangat kebersamaan dan gotong royong. Sedangkan, elemen keempat berbentuk mahkota di bagian atas logo, melambangkan kedaulatan dan kehormatan Indonesia dengan keberagaman budayanya.
Elemen kelima berbentuk pita, merefleksikan kebanggaan dan perayaan bangsa Indonesia atas kekayaan budaya. Kemudian elemen keenam adalah daun, menggambarkan posisi penting generasi muda dalam pelestarian budaya. Terakhir adalah elemen berupa bentuk simbol ‘tak terhingga’ di bagian tengah logo, melambangkan keabadian atau kelestarian budaya Indonesia.
Tujuh elemen bentuk kemudian digenapi dengan elemen warna. Bentuk pola garis berjalin yang berwarna emas, melambangkan kekayaan dan kesejahteraan Indonesia. Sementara tulisan “Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia” diberi warna coklat, yang bermakna tradisi, kekuatan, budaya dan warisan.