c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

26 September 2025

17:08 WIB

Limbah Sawit Disulap Menjadi Panel Akustik Ramah Lingkungan

Limbah kelapa sawit, seperti batang dan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) diolah menjadi produk yang punya manfaat dan nilai ekonomi tinggi, berupa panel akustik yang dinamakan Trangton.

Penulis: Arief Tirtana

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Limbah Sawit Disulap Menjadi Panel Akustik Ramah Lingkungan</p>
<p>Limbah Sawit Disulap Menjadi Panel Akustik Ramah Lingkungan</p>

Tiga mahasiswa IPB University mengubah limbah kelapa sawit menjadi panel akustik ramah lingkungan. Foto: laman IPB. 

JAKARTA - Sebagai salah satu negara produsen sawit terbesar di dunia, tentu Indonesia juga menghadapi tantangan limbah. Ada dua jenis limbah yang dihasilkan, yakni limbah cair yang dihasilkan dari proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi CPO, dan limbah padat yang berasal dari tandan kosong, cangkang, sabut, dan bungkil sawit.

Hal ini memunculkan keprihatinan tiga mahasiswa Departemen Fisika IPB University, yakni Pristy Tasya Nabila, Salsabilla Permata Bayah, dan Annisa Nur Azahra, yang sempat meninjau langsung kondisi perkebunan sawit di daerah Kalimantan. Mereka berinisiatif mengolah limbah kelapa sawit menjadi produk panel akustik ramah lingkungan, yang dinamakan Trangton.

"Kami melihat dampak kelapa sawit di Indonesia sangat besar, terutama dari sisi limbah yang dihasilkan. Mulai dari batang sawit hingga tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Dari situ, kami mencoba mencari cara agar limbah tersebut bisa diolah menjadi bahan yang lebih bermanfaat," jelas Pristy, dikutip dari laman ipb.ac.id.

Prosesnya pembuatan Trangton ini cukup sederhana. Batang sawit yang telah dikeringkan kemudian digiling hingga menjadi bubuk, sementara tandan kosong kelapa sawit dipotong menjadi serat. Kemudian keduanya dicampur dengan tepung tapioka sebagai perekat alami, dicetak, lalu dipanaskan dalam oven.

"Tepung tapioka kami pilih karena alami, mudah diperoleh, dan memiliki kandungan starch yang efektif sebagai pengikat," kata Annisa.

Trangton tidak hanya ramah lingkungan, tapi terbukti memiliki performa setara dengan panel pabrikan. Bahkan hasil uji laboratorium menunjukkan panel akustik ini memiliki koefisien serap suara 0,8 (80%), atau mendekati kualitas panel akustik komersial, yang mampu mereduksi suara hingga 21%.

Inovasi ini mengantarkan tim mahasiswa IPB University ini meraih Juara Pertama sekaligus Best Presentation pada ajang International Oil Palm Trunk Product Design Competition 2025. Pencapaian ini diharapkan bisa membuka peluang besar bagi Trangton untuk melangkah ke tahap komersialisasi. 

Meski demikian, masih ada sejumlah tantangan yang perlu dicarikan solusi, seperti lokasi pengeringan dan pengiriman batang sawit berukuran besar. Selain itu, Pristy dan kawan-kawan meyakini masih perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut melalui berbagai uji coba ketahanan (uji bakar, rendam, dan kekuatan), agar kualitasnya bisa lebih baik lagi.

Dengan upaya yang dilakukan, mereka optimistis inovasi ini dapat dikembangkan lebih luas dengan dukungan investor maupun mitra industri. Dengan begitu, limbah sawit yang sebelumnya terbuang percuma bisa memiliki nilai tambah sekaligus menjadi alternatif panel akustik berkelanjutan yang ramah lingkungan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar