c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

23 November 2021

14:28 WIB

Lima Masalah Kesehatan Akibat Tidak Berhubungan Seks

Ternyata ada sejumlah masalah yang kurang bagus untuk tubuh akibat tidak melakukan seks dalam jangka waktu yang lama.

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

Editor: Rendi Widodo

Lima Masalah Kesehatan Akibat Tidak Berhubungan Seks
Lima Masalah Kesehatan Akibat Tidak Berhubungan Seks
Ilustrasi pasangan yang dingin. Pexels/Alex Green

JAKARTA - Hubungan seksual merupakan salah satu aktivitas yang umum dilakukan oleh pasangan. Namun, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kinsey Institute dari Indiana University Amerika Serikat menemukan bahwa 44% partisipan merasa kehidupan seksual mereka kurang bergairah selama pandemi. Padahal mereka banyak menghabiskan waktu di rumah bersama dengan pasangan selama pandemi.

Sementara itu, 30% di antaraternyata ada sejumlah masalah yang kurang bagus untuk tubuh akibat tidak melakukan seks dalam jangka waktu yang lama. nya juga mengatakan bahwa tidak ada gairah dalam kehidupan percintaan mereka bersama dengan pasangan. Menurut para peneliti, hal ini merupakan dampak dari pandemi yang dirasakan oleh partisipan. 

Karena harus menjalani lockdown dan pembatasan sosial dan fisik dalam jangka waktu tertentu, masyarakat mengalami kecemasan, ketakutan, kebosanan, dan kekecewaan.

Meski terdengar bukan masalah yang besar, ternyata ada sejumlah masalah yang kurang bagus untuk tubuh akibat tidak melakukan seks dalam jangka waktu yang lama. Apa sajakah itu? Berikut masalah yang dialami oleh tubuh karena tidak melakukan hubungan seksual, dikutip dari berbagai sumber.

Lebih mudah stres
Percaya atau tidak, berhubungan seksual di malam hari dapat membuat seseorang merasa lebih baik setelah menjalani hari yang panjang. Dikutip dari Men's Health, itu karena ketika orgasme tubuh melepaskan hormon endorfin.

Hormon tersebut dapat memperbaiki mood seseorang sehingga tidak jarang ada yang menjadikan seks sebagai coping mechanism stresnya. Selain itu, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Biological Psychology pada 2005 juga menemukan bahwa efek seks pada hormon endorfin lebih tinggi dibandingkan dengan masturbasi.

Meningkatkan tekanan darah

Tanpa seks, tekanan darah seseorang rupanya bisa mengalami peningkatan. Sebuah studi medis pada Biological Psychology di 2006 menemukan bahwa mereka yang berhubungan seks secara rutin memiliki tekanan darah yang lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak berhubungan seks.

Peneliti memperkirakan hal ini disebabkan adanya kaitan antara seks dan stres. Mereka yang berhubungan seks secara rutin diketahui memiliki fisiologi tubuh yang lebih bagus dalam merespon stres sehingga tekanan darah pun menjadi rendah.

Berisiko penyakit jantung

Sebuah penelitian yang dirilis dalam Journal of Sexual Medicine menemukan bahwa seks menurunkan kadar homocysteine pada laki-laki, di mana senyawa tersebut dapat memicu terjadinya masalah kardiak. Sehingga berhubungan seksual secara rutin dapat membuat sirkulasi pembuluh darah menjadi lebih baik dan juga lebih sehat.

Penelitian lain yang ada di American Journal of Cardiology pada 2010 pun menemukan kalau laki-laki yang berhubungan seksual paling tidak dua kali seminggu bisa mengurangi risiko penyakit jantung. Efek tersebut juga dapat dirasakan oleh perempuan meskipun tidak berpengaruh banyak. Sebab berbeda dengan laki-laki, gairah perempuan tidak bergantung pada aliran pembuluh darah.

Lebih berisiko kanker prostat

Hubungan seksual berkaitan erat dengan ejakulasi pada laki-laki. Tanpa rutin ejakulasi ternyata laki-laki lebih berisiko terkena kanker prostat, kanker yang berkembang di dalam kelenjar prostat. Hal ini dibuktikan dalam sebuah penelitian pada jurnal European Urology di 2016 yang menunjukkan bahwa laki-laki yang sering ejakulasi bisa menurunkan risiko kanker prostat hingga 10%.

Penelitian lain di 2004 oleh American Medical Association juga menemukan kalau laki-laki yang ejakulasi hingga 21 kali atau lebih per bulan memiliki risiko kanker prostat yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak.

Sulit ereksi
Bagi laki-laki, mereka yang jarang berhubungan seksual memiliki risiko terjadinya disfungsi ereksi dibandingkan yang berhubungan seks secara rutin. Disfungsi ereksi merupakan kondisi ketidakmampuan mendapatkan atau mempertahankan ereksi yang cukup kuat untuk aktivitas seks.

Disfungsi ereksi biasanya terjadi pada laki-laki usia 40 hingga 80 tahun, meski dapat pula terjadi pada usia yang lebih muda.

Itu dia sejumlah masalah kesehatan yang bisa dialami oleh seseorang apabila tidak melakukan hubungan seksual. Tidak hanya masalah kesehatan, hubungan dengan pasangan pun bisa terganggu karena tidak adanya kedekatan emosional dari seks.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar