19 April 2025
18:00 WIB
Lebih Setengah Penonton Coachella Mengandalkan Pay Later
Di tengah bayang-bayang ekonomi global yang tak menentu, ternyata masih banyak yang tetap 'hedon'. Tak ingin ketinggalan, setengah lebih dari penonton Coachella menjadikan pay later sebagai solusi.
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Penampilan Lady Gaga dalam acara musik Coachella di Amerika Serikat. Sumber foto: Antara/ Instagram @coachella.
JAKARTA – Di tengah tekanan ekonomi dan bayang-bayang tantangan finansial di masa depan, anak muda masih memiliki cara untuk memaksimalkan pengalaman rekreatif. Generasi baru ini, yang memberi penghargaan tinggi pada pengalaman dan momentum berharga, bisa membelanjakan uang lebih banyak untuk hiburan tinimbang menabung untuk membeli properti atau investasi.
Kebutuhan yang tinggi pada pengalaman rekreatif, dalam hal ini mengakses hiburan, memberikan tekanan tersendiri pada keuangan generasi muda. Namun, mereka menemukan solusinya, yaitu berbelanja dengan sistem ‘beli sekarang bayar nanti’ alias pay later.
Tren transaksi menggunakan pay later untuk mengakses hiburan, termasuk untuk konser-konser musik, belakangan meluas. Salah satu potretnya tampak pada gelaran musik paling populer di dunia, Coachella yang saat ini masih berlangsung di wilayah California, Amerika Serikat.
Coachella 2025 yang menampilkan Lady Gaga hingga Post Malone, menjadi magnet bagi anak muda. Popularitas festival ini membuat semua orang ingin datang, bahkan menjadi kesempatan untuk melihat banyak bintang hiburan hadir sebagai penonton.
Perasaan tak ingin melewatkan Coachella membuat banyak anak muda bersiasat dengan tantangan keuangan mereka, agar tetap bisa membeli tiket yang harganya sangat mahal. Salah satu caranya dengan memilih metode pembayaran pay later, yang memungkinkan seseorang mendapatkan tiket dengan sistem cicilan. Artinya, dengan sedikit saja uang, Anda bisa menonton Coachella.
Forbes melaporkan, sekitar 60% pembeli tiket masuk umum untuk festival Coachella menggunakan skema pay later. Bahkan tak hanya untuk tiket, mereka juga menggunakan cara pembayaran yang sama untuk penginapan hingga pembelian barang terkait perjalanan mereka ke Coachella.
Skema pay later tiket Coachella ditawarkan melalui platform tiket seperti AXS, yang memungkinkan penggemar mendapatkan tiket masuk umum seharga $599 (sekitar Rp10,1 juta) dengan uang muka minimal sebesar $49,99 atau sebesar Rp800ribu-an, kemudian ditambah biaya $41 (Rp600 ribu-an). Sisanya, bisa dicicil selama tiga bulan.
Pilihan pembayaran cicil di Coachella ditawarkan lewat kerja sama promotor dan penyedia layanan penjualan tiket. Selain tiket, penonton Coachella juga menggunakan layanan pay later untuk hal-hal tambahan seperti hotel, pakaian, hingga makanan.
Fenomena di atas menunjukkan adanya dorongan kuat pada anak muda untuk mendapatkan pengalaman namun dengan tetap ‘menghemat’ pengeluaran tunai atau langsung. Ini sekaligus memperkuat potret fenomena ‘ekonomi YOLO’, sebuah gagasan populer di kalangan muda yang berpikir mereka harus memaksimalkan pengalaman karena hidup hanya sekali (You Only Live Once).
Fenomena pay later tak hanya di Coachella, tetapi meluas di seluruh dunia, utamanya di acara-acara musik. Berbagai platform layanan tiket pun menyediakan pilihan transaksi dengan skema ‘bayar nanti’ ini.
Coachella sendiri, sebagaimana dilaporkan Forbes, memperkenalkan paket pembayaran cicilan sejak 2009 silam. Penawaran ini pun disambut baik oleh penonton, dengan data pembelian tiket secara cicil melonjak dari semula 18% menjadi 60% pada tahun 2025.
Pay later dalam hal ini menjadi pilihan yang masuk akal bagi banyak anak muda, di mana biaya awal yang rendah membuat acara yang mahal menjadi terjangkau.