c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

19 Agustus 2024

11:36 WIB

Lakon "Anubis", Gelap Dan Sunyi Alam Kematian Mitologi Mesir Kuno

Numen Company yang dipimpin oleh Tibo Gebert, membawakan kisah tentang alam kematian dari versi mitologi Mesir kuno dalam lakon "Anubis".

Penulis: Andesta Herli Wijaya

Editor: Rendi Widodo

<p>Lakon &quot;Anubis&quot;, Gelap Dan Sunyi Alam Kematian Mitologi Mesir Kuno</p>
<p>Lakon &quot;Anubis&quot;, Gelap Dan Sunyi Alam Kematian Mitologi Mesir Kuno</p>

Pertunjukan teater “Anubis” oleh Numen Company dalam rangka SIPFest 2024 di Salihara Arts Center, Jakarta Selatan, Minggu (18/8). Dok. Komunitas Salihara/ Witjak Widhi Cahya.

JAKARTA - Panggung bermula dari sebentuk pusara yang disorot cahaya temaram. Sesosok berjubah hitam, sembari meraba-raba batu nisan, bertutur tentang dunia kematian dan jiwa manusia yang berjalan di dalamnya, dalam kegelapan yang pekat.

Lalu, cahaya beralih ke sisi lain panggung, menandakan transisi adegan. Sebuah perahu melayang di udara. Di atasnya, sesosok berjubah putih memandang ke sekeliling sembari perahunya menyusuri sungai.

Suara air tersibak membangun imajinasi tentang sungai, meski di panggung hanya terlihat perahu yang melayang di udara. Adalah seorang aktor yang menggerakkan perahu dan sosok boneka berjubah di atasnya. Permainan boneka yang mengesankan, berkat perpaduan teknik pemain dan juga tata cahaya panggung, sehingga menghasilkan pemandangan yang imajinatif bagi penonton.

Lalu setitik cahaya di sisi lainnya, menyorot sebuah timbangan yang digantung. Properti yang misterius, namun sekaligus menguatkan imajinasi penonton tentang ruang cerita yang tengah hadir di atas panggung.

Itulah “Anubis”, pertunjukan teater oleh Numen Company yang tampil di Galeri Salihara, komplek Salihara Arts Center, Jakarta Selatan, Minggu (18/8). Pertunjukan teater boneka oleh Numen Company yang berasal dari Jerman ini menjadi bagian dari helatan Salihara International Performing-Arts Festival (SIPFest) 2024.

Numen Company yang dipimpin oleh Tibo Gebert, membawakan kisah tentang alam kematian dari versi mitologi Mesir kuno. Anubis merujuk pada sosok dewa di gerbang kematian, sang penjaga pintu masuk ke dunia bawah dan menimbang hati para arwah di timbangan.

Cerita kuno tentang laku dan tindak-tanduk anubis dihidupkan di atas panggung lewat permainan boneka berjubah yang terasa penuh aura gelap dan mistis. Boneka tersebut diciptakan dari rangka jakal, yaitu hewan mamalia dari genus Canis yang melingkupi jenis anjing hutan dan serigala.

Apa yang digambarkan Tibo Gebert selaku direktur artistik sekaligus penampil di atas panggung, adalah gambaran aktivitas Anubis di alam kematian. Sang dewa meluncur di atas panggung dengan perahu yang mengeluarkan suara derit, dan menyeberangi sungai untuk mencapai tempat pemakaman untuk mengambil jiwa orang-orang yang mati.

Jiwa orang-orang yang mati divisualisasikan dengan sebentuk benda bercahaya merah yang dibawa Anubis ke dunia bawah, tempat jiwa tersebut ditimbang. Dalam ritual itu, Anubis tampil dengan laku yang penuh aura gelap, penuh kengerian, namun terkadang juga seperti dewa yang nakal ketika menari dan bermain-main dengan timbangan.

Namun karya ini lebih dari sekadar cerita. Sebagai sebuah karya teater, “Anubis” menawarkan bentuk teater yang mengesankan. Teknik teater boneka dibawakan dengan ciamik sehingga menjadi begitu hidup.

Permainan aktor yang bersembunyi di balik cahaya, menyajikan pertunjukan gerak dan visual yang memanjakan penonton, meski ada suasana kengerian atau emosi yang terasa begitu dingin di panggung. Keindahan visual melebur dengan kegelapan pekat yang mengitari boneka dan set, kelam yang entah seberapa sunyi dan dalam.

“Anubis” dipertunjukkan dalam durasi sekitar 30 menit. Selama itu pula, karya ini sukses ‘mengusik’ kedamaian jiwa penonton.

Lakon “Anubis” mengisi rangkaian agenda pekan ketiga SIPFest 2024, sejak mulai bergulir awal bulan ini. SIPFest menyuguhkan pertunjukan teater, tari, musik hingga pentas ceramah dengan para penampil dari Indonesia dan mancanegara.

SIPFest 2024 di antaranya telah menampilkan pertunjukan tari “Kusukusu II” oleh Jecko Siompo, pentas ceramah “50 Tahun Seni Peran di Jalur Olahraga Kesehatan” oleh aktor kawakan Landung Simatupang, hingga pertunjukan interaktif “Giant’s Table” oleh kelompok teater CCOTBBAT asal Korea Selatan.

Hingga akhir bulan, SIPFest 2024 masih akan dimeriahkan dengan sederet pertunjukan, di antaranya musik oleh Gamelan Salukat dari Bali, tari Megatruh Banyu Mili dan Annastasya Verina, hingga teater yang dipersembahkan oleh Teater Koma.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar