c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

18 Maret 2024

14:46 WIB

Kurangi Kerupuk Mi Untuk Berbuka Puasa, Ganti Dengan Asinan Betawi

Asinan Betawi dapat digolongkan sebagai makanan selingan atau makanan dengan kalori yang cukup rendah. Namun, dapat menjadi makanan mengandung kalori apabila dimakan bersama kerupuk mi terlalu banyak

Kurangi Kerupuk Mi Untuk Berbuka Puasa, Ganti Dengan Asinan Betawi
Kurangi Kerupuk Mi Untuk Berbuka Puasa, Ganti Dengan Asinan Betawi
Ilustrasi asinan betawi. Shutterstock/Ariyani Tedjo

JAKARTA- Krupuk mi kuning, sudah sekain lama hadir dalam menu berbuka puasa. Padahal, banyak orang tak menyadari, kerupuk jenis ini punya kalori yang tinggi.

Dokter spesialis gizi klinik dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia-Jaya dr Adelina Haryono, Sp.G.K, AIFO-K pun menyarankan masyarakat berbuka puasa dengan asinan Betawi, tanpa kerupuk mi berkalori tinggi.

"Kerupuk kuning termasuk makanan dengan kalori yang besar dan memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi. Satu buah kerupuk mi kuning mengandung 120 kkal," ujarnya di Jakarta, Senin (18/3) seperti dilansir Antara.

Adelina mengatakan, sebenarnya satu porsi asinan Betawi yang bisa dijumpai termasuk saat Ramadan ini, memiliki kandungan kalori sekitar 150-200 kilokalori (kkal). Sehingga dapat digolongkan sebagai makanan selingan atau makanan dengan kalori yang cukup rendah. Namun makanan ini dapat menjadi makanan mengandung kalori apabila dimakan bersama kerupuk yang terlalu banyak.

Asal tahu saja, asinan Betawi merupakan sumber karbohidrat kompleks yang baik dan sumber serat karena mengandung sejumlah sayuran mentah seperti tauge, kol, mentimun, selada kering dan sawi asin. Lalu ada juga tahu kuning dan bahan lainnya.

Tidak hanya itu, sayur-sayuran dalam sajian ini juga merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat baik, seperti kalium, magnesium, zat besi, zink, kalsium, vitamin C dan vitamin K. Nutrisi dalam asinan Betawi diperlengkap dengan protein dari tahu dan kacang tanah.

Selain sumber protein, tahu dan kacang tanah juga merupakan sumber lemak, vitamin, mineral, dan zat fitokimia yang berperan sebagai antioksidan. Berbuka puasa dengan makanan yang mengandung banyak serat merupakan hal yang sangat baik, mengingat tingginya kebutuhan serat dalam satu hari (32-37 gram).

"Sedangkan umumnya orang Indonesia jarang mengonsumsi serat dalam jumlah yang cukup saat sahur," tutur dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah-Puri Indah itu.

Untuk diketahui, Asinan Betawi yang merupakan hasil akulturasi budaya Betawi dan China merujuk pernyataan Kementerian Kebudayaan, telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda pada tahun 2021. Makanan ini terdiri dari sejumlah bahan antara lain sayur-mayur seperti sawi, kembang kol, taoge, selada dan mentimun ditambah tahu.

Kata asinan sendiri, dalam nama asinan Betawi mengacu pada pengolahan sayuran menggunakan larutan air, garam dan cuka.

Bumbu Kacang
Hanya saja, sekalipun merekomendasikan asinan sayru sebagai menu berbuka puasa, Adelina menyarankan masyarakat, sebisanya untuk memisahkan sayur dan bumbu kacang bila berbuka puasa dengan asinan Betawi. Dengan begitu, sajian asinan dapat dikonsumsi dengan bumbu kacang yang tak berlebih.

"Kacang yang digunakan untuk bumbu kacang biasanya digoreng terlebih dahulu sehingga kandungan lemak jenuhnya semakin tinggi," imbuhnya.

Selain tentang bumbu kacang dan kerupuk, dia pun menyarankan pembatasan jumlah gula merah yang dimasukkan ke dalam sajian. Konsumsi gula merah yang terlalu banyak dapat meningkatkan kadar gula darah tubuh secara cepat.

"Hal ini penting untuk diketahui, terutama bagi orang-orang yang membutuhkan kendali gula darah yang ketat, misalnya, penyandang diabetes," ujar Adelina yang berpraktik di RS Pondok Indah-Puri Indah itu.

Sementara itu, Dokter spesialis gizi klinik di RS Koja dr Veronica Wijaya MGizi SpGK saat dihubungi secara terpisah mengingatkan, masyarakat tak mengonsumsi hidangan mengandung cuka dalam kondisi perut kosong. Begitu juga dengan makanan yang digoreng karena dapat memicu masalah pada lambung.

Terkait makanan lokal khususnya khas Betawi seperti es selendang mayang dan bubur pacar cina, Veronica berpendapat masyarakat dapat menyantapnya asalkan tetap mengacu asupan gula harian seperti anjuran Kementerian Kesehatan. “Yakni tak lebih dari empat sendok makan per hari," katanya.

Selain gula, Kementerian Kesehatan juga menyarankan masyarakat membatasi konsumsi garam dan lemak per hari, yakni 2.000 miligram natrium atau 5 gram atau 1 sendok teh garam (natrium/sodium) dan lemak sebanyak 67 gram atau 5 sendok makan minyak goreng.

Konsumsi gula, garam dan lemak berlebihan dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan di antaranya obesitas. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 dan 2018 menunjukkan terjadi peningkatan obesitas penduduk usia 18 tahun ke atas. "Yakni dari 15,4% pada 2013 meningkat menjadi 21,8% pada 2018," katanya.

Selain obesitas, pembatasan konsumsi gula, garam dan lemak harian juga demi mencegah seseorang terkena penyakit tidak menular (PTM) seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan jantung.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar