c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

09 Agustus 2024

11:32 WIB

Kuasai 70% Ekosistem Elektrifikasi, Mobil Hybrid Laris Manis Di Tanah Air

Berbagai alasan mendorong mobil hybrid sangat mudah diterima pasar, salah satunya adalah bagaimana kendaraan semi bertenaga listrik ini tidak memerlukan infrastruktur pengisi daya layaknya BEV.

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Kuasai 70% Ekosistem Elektrifikasi, Mobil <em>Hybrid&nbsp;</em>Laris Manis Di Tanah Air</p>
<p>Kuasai 70% Ekosistem Elektrifikasi, Mobil <em>Hybrid&nbsp;</em>Laris Manis Di Tanah Air</p>

Ilustrasi mobil hybrid dari Toyota. Unsplash

JAKARTA - Direktur PT Astra International Tbk., Henry Tanoto pada jumpa pers virtual Public Expose 2024 PT Astra International Tbk, Kamis, mengungkap bahwa hampir 70% pasar kendaraan elektrifikasi Indonesia didominasi mobil hybrid.

“Elektrifikasi memang tumbuh di pasar Indonesia mulai dari 6,6% tahun lalu, sekarang menjadi sekitar 9,3% dan mayoritas dari 9,3% ini hampir 70% adalah hybrid,” kata Henry dikutip dari Antara, Kamis (8/8).

Meski pasar mobil listrik murni atau Battery Electric Vehicle (BEV) juga terus bertumbuh, Henry mengungkap penerimaan masyarakat terhadap mobil hybrid jauh lebih baik.

Hal ini disebabkan keunggulan mobil hybrid selain efisien dalam hal konsumsi bahan bakar, mobil ini juga tidak memerlukan infrastruktur khusus seperti BEV, ungkap Henry.

Mobil kombinasi listrik dan bensin ini juga merupakan mobil rendah emisi, dan kini memiliki nilai jual kembali (resale value) yang tinggi di pasar.

“Selain dari konsumsi bahan bakar yang lebih baik, emisi yang lebih baik, juga ternyata resale value-nya juga cukup baik, bahkan beberapa model hybrid kita resale value-nya lebih baik daripada mobil ICE (mesin pembakaran internal alias non elektrifikasi),” imbuh Henry.

Henry, yang juga Wakil Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor (TAM) itu, mengungkap bahwa pangsa pasar (market share) kendaraan hybrid di Indonesia juga cukup baik, yakni mencapai hampir 60%.

Sebelumnya, Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan tidak ada penambahan kebijakan baru untuk sektor otomotif pada tahun ini.

Kebijakan pemerintah ini menjawab permintaan dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) untuk tersentuhnya mobil-mobil hybrid kebijakan insentif dari Pemerintah.

Dengan tidak adanya perubahan, artinya pemerintah juga tidak akan mengeluarkan kebijakan dalam memberikan insentif untuk kendaraan hybrid di Indonesia. Pihak GAIKINDO pun sudah menerima keputusan Pemerintah dan mendorong pabrikan untuk lebih bermain di sektor strategi pemasaran dalam memasarkan mobil-mobil hibrida.

Menurut dia, segmen ini sudah disambut sangat baik, bahkan tumbuh hingga dua kali lipat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.  


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar