c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

25 April 2025

11:44 WIB

Kronik Ricky Siahaan; Tumbang Di Belakang Panggung Usai Tampil Penuh Energi

Penampilannya di Tokyo menjadi salah satu yang amat berkesan bagi Seringai dan bagi Ricky Siahaan. Di belakang panggung usai tampil, seketika suasana berubah. Ricky tumbang tanpa tanda-tanda. 

Penulis: Andesta Herli Wijaya

<p id="isPasted">Kronik Ricky Siahaan; Tumbang Di Belakang Panggung Usai Tampil Penuh Energi</p>
<p id="isPasted">Kronik Ricky Siahaan; Tumbang Di Belakang Panggung Usai Tampil Penuh Energi</p>

Manajer band Seringai, Wendi Putranto saat persemayaman jenazah Ricky Siahaan di Rumah Duka Sentosa, RSPAD, Senin, Jakarta Pusat, Kamis (24/4). Dok: Validnews/ Andesta.

JAKARTA - Gitaris band Seringai, Ricky Siahaan menghembuskan nafas terakhir di salah satu momen terbaiknya. Dia tumbang di belakang panggung sesaat setelah menuntaskan penampilan ciamik bersama Seringai di Tokyo, Jepang, Sabtu (19/4) lalu.

Manajer Seringai, Wendi Putranto mengungkapkan, penampilan di Tokyo, Jepang pada 19 April lalu merupakan set penutup untuk rangkaian tur Seringai bertajuk “Wolves of East Asia Tour 2025”, pada Sabtu (19/4) lalu.

Menurut Wendi, penampilan kala itu merupakan salah satu yang amat berkesan bagi Seringai dan juga bagi Ricky Siahaan. Pasalnya, mereka tampil di hadapan para penonton yang didominasi warga Jepang yang tak mengerti lirik berbahasa Indonesia, namun mampu mengapresiasi musik yang sifatnya universal.

Energi dari penonton itu pun diserap oleh Seringai, sehingga juga tampil penuh energi di atas panggung. Ricky Siahaan bersama Arian, Sammy Bramantyo dan Edy Khemod saat itu menampilkan salah satu pertunjukan terbaik Seringai.

Setelah tampil, masing-masing personil Seringai kembali ke belakang panggung dengan hati penuh, tiba-tiba suasana itu berubah. Ricky tumbang tanpa tanda-tanda.

“Hanya lima menit setelah manggung, situasinya masih sangat bahagia, mungkin teman-teman sudah lihat videonya juga di sosmed bahwa di konser terakhir tidak ada tanda-tanda beliau kepayahan atau kecapean. Ya Ricky memang Ricky yang selalu kita kenal, selalu energik di atas panggung,” ungkap Wendi ditemui di Rumah Duka Sentosa RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Kamis (24/4).

Menurut kronologis yang dituturkan Wendi, Ricky Siahaan sempat mendapatkan upaya pertolongan medis dari pihak promotor di Jepang, saat di belakang panggung. Sesaat kemudian, ambulan pun didatangkan untuk membawa Ricky ke rumah sakit. Sayang, nyawa Ricky kemudian tak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia sekira pukul 21.30 waktu Tokyo, Sabtu (19/4).

Penampilan Seringai di Tokyo pada Sabtu malam adalah sebagai line-up festival musik di sana, di samping menjadi bagian dari tur mereka. Menurut Wendi, festival tersebut berhenti di hari kedua setelah insiden Ricky, di mana semua pihak, termasuk promotor memberikan perhatian sepenuhnya untuk Ricky Siahaan.

Riwayat Serangan Jantung
Ricky Siahaan sejatinya telah lama mengalami masalah jantung. Wendi mengatakan, ini merupakan serangan jantung yang kedua kali bagi Ricky, setelah serangan pertama pada 2014 silam. Di waktu itu, serangan jantung yang dialami Ricky juga membuat tubuhnya kepayahan, hingga kemudian ditangani dengan penggunaan dua ring jantung (stent).

“Jadi memang sebelum berangkat tidak ada problem kesehatan, almarhum sehat walafiat dan sangat menikmati tur kali ini, jadi ini merupakan serangan jantung yang kedua. Yang pertama udah lama tahun 2014,” ujar Wendi.

“Setelah serangan pertama beliau sempat menggunakan ring, ada 2 ring. Setelah itu tidak ada apa-apa lagi,” imbuhnya.

Sedianya, pihak rumah sakit di Tokyo melakukan otopsi terhadap jenazah Ricky Siahaan. Namun menurut Wendi, karena keluarga datang dan menjelaskan ke pihak kepolisian dan rumah sakit tentang riwayat penyakit Ricky, otopsi pun urung dilakukan.

Kemudian para personil dan keluarga, dengan dukungan dari banyak pihak, fokus mengurus pemulangan jenazah ke Indonesia.

“Mewakili keluarga dan Seringai, terima kasih atas dukungan dari pihak KBRI Tokyo, promotor, teman-teman diaspora di Jepang, juga para penggemar Seringai (Serigala Militia) yang ada di Taiwan dan Jepang,” ucap Wendi.

Jenazah Ricky Siahaan tiba di Indonesia pada Kamis (24/4) petang, dan disemayamkan di Rumah Duka Sentosa RSPAD, Senen. Rencananya jenazah akan dimakamkan di San Diego Hills, Karawang Barat besok, Sabtu 26 April 2025.

Ricky Siahaan pergi dalam usia 48 tahun, meninggalkan istri dan satu orang anak. Dia juga meninggalkan ruang kosong di hati banyak sahabat, khususnya para koleganya di Seringai.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar