07 Juni 2025
08:18 WIB
Keseruan AFAID25, Dari Tokyo Orchestra Sampai Ramalan Ala Jepang
Anime Festival Asia Indonesia kembali digelar sampai 8 Juni besok. Ada yang baru dipenyelenggaraannya tahun ini, salah satunya mendatangkan Tokyo Orchestra untuk bawakan musik dari Studio Ghibli.
Suasana acara Anime Festival Asia Indonesia yang diselenggarakan di Jakarta, Jumat (6/6/2025). (ANTARA/Adimas Raditya)
JAKARTA - Anime Festival Asia Indonesia (AFAID) kembali digelar di Jakarta, mulai tanggal 6 hingga 8 Juni 2025, sebagai kelanjutan perayaan budaya pop Jepang terbesar di Asia Tenggara.
Direktur Sozo, Mari Hendro selaku penyelenggara menyampaikan, Anime Festival Asia Indonesia 2025 (AFAID25) menghadirkan konten baru yang belum pernah ditampilkan sebelumnya, demi memberikan pengalaman maksimal kepada para pengunjung.
“Banyak sih yang baru. Salah satunya Ghibli. Tahun ini kami mendatangkan Tokyo Orchestra untuk membawakan musik dari Studio Ghibli secara langsung,” kata Mari Hendro.
Mari menyampaikan, AFAID25 juga menghadirkan Hatsune Miku melalui proyek Sekai, serta menyediakan berbagai merchandise eksklusif yang tidak bisa ditemukan di tempat lain.
Ia menjelaskan, acara ini menghadirkan tiga zona hiburan utama yakni Akiba Town yang merupakan sebuah ruang pameran berbagai perusahaan besar Jepang dan kreator-kreator baru; Day Stage yang menyajikan talk show menarik secara langsung dan pemutaran eksklusif bersama artis-artis favorit. Ada juga Night Concerts yang menampilkan para artis J-pop dan anisong terbaik langsung dari Jepang di antaranya Shion Wakayama, Kazuki Ura hingga Yuuki Kuwahara.
Tidak hanya itu, para penggemar Cosplay dapat bertemu langsung dengan Cosplayer internasional ternama seperti Baobao, Thames Malerose, Weian Vann, dan YingTze.
Lebih lanjut, AFAID25 menghadirkan sejumlah pengalaman unik lainnya seperti meramal nasib dengan gaya Jepang serta mencoba keberuntungan dan berkesempatan memenangkan berbagai hadiah menarik seperti tiket konser, merchandise edisi terbatas, dan berbagai koleksi lainnya.
Dengan konsep all-in-one house, Mari menyebut AFAID25 sebagai ajang lengkap bagi penggemar budaya Jepang untuk menikmati musik, pertunjukan, interaksi komunitas, hingga pengalaman unik dalam satu tempat.
AFAID25 menargetkan 50.000 pengunjung selama tiga hari pelaksanaan dan menarik ratusan tamu dari Jepang.
"Setiap tahun, kami membawa banyak tamu dari Jepang, termasuk artis dan staf produksi. Sekali datang bisa lebih dari seratus orang," katanya.
Berharap Dukungan Pemerintah
Di sisi lain pihaknya berharap agar pemerintah Indonesia memberikan dukungan lebih besar terhadap penyelenggaraan acara budaya pop internasional seperti AFAID.
“Harapannya semoga disupport. Kami sudah push terus dari tahun 2012. Kami ingin budaya Jepang ini juga dilihat sebagai bagian dari ekonomi kreatif,” kata, dikutip dari Antara.
Menurut Mari, AFAID tidak hanya sekadar acara hiburan, melainkan juga wadah pengembangan industri kreatif di Indonesia, terutama melalui Creators Hub. Di ruang ini, para kreator lokal dapat memperkenalkan karya mereka dan berpotensi dikolaborasikan dengan pasar internasional.
“Sengaja kita turunkan harganya supaya teman-teman bisa masuk. Kalau ada yang bagus, bisa kita submit ke Jepang,” kata Mari.
Dengan target pengunjung mencapai 50.000 orang dan ratusan tamu dari Jepang, Mari menilai AFAID punya nilai ekonomi yang signifikan. Namun ia menyebut bahwa target transaksi masih bersifat sensitif untuk diungkapkan secara terbuka.
Mari berharap pemerintah tidak hanya mendukung dari sisi regulasi, tetapi juga membuka lebih banyak peluang untuk kolaborasi lintas negara, terutama di sektor kreatif berbasis budaya pop.
“Semoga ke depannya dukungan pemerintah lebih besar, supaya kami bisa balik lagi dan bikin yang lebih besar lagi. Fokus kami adalah pertumbuhan berkelanjutan di Indonesia,” katanya.