c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

17 Maret 2022

19:02 WIB

Kesalahan Awal MPASI Sebabkan Anak Picky Eater

Anak picky eater ternyata bisa disebabkan karena kesalahan berulang selama proses MP ASI.

Penulis: Tristania Dyah Astuti

Editor: Rendi Widodo

Kesalahan Awal MPASI Sebabkan Anak <i>Picky Eater</i>
Kesalahan Awal MPASI Sebabkan Anak <i>Picky Eater</i>
Ilustrasi anak picky eater. Pixabay

JAKARTA – Istilah anak picky eater disematkan kepada anak yang hanya mau makan menu yang ia suka, menu makanan yang itu-itu saja. Dengan kata lain, anak picky eater dilabeli anak yang sulit makan karena cenderung menolak makanan yang diberikan.

Dokter Spesialis Anak Dr. dr. Fitri Hartanto mengatakan bahwa anak menjadi picky eater karena kesalahan pada proses belajar makan yang diterapkan orang tua di awal MP-ASI. 

“Kalau sejak awal kita biasakan apa yang anak mau kita kasikan, apa yang anak tidak mau tidak kita kasih itu anak akan jadi pilih-pilih makan. Ini kebiasaan ga baik. Akhirnya nanti anak cuma terbiasa makan apa yang dia mau saja,” kata Fitri dalam unggahan di Instagram pribadinya, Rabu (16/3).

Lebih rinci, ia menjelaskan, picky eater muncul akibat kebiasaan yang salah. Kebiasaan ini terjadi karena prinsip dan pemahaman pemberian makan yang keliru.  

Awal MP-ASI adalah momen anak belajar makan, belajar menguasai kemampuan mengunyah sekaligus motorik kasarnya. “Diawal MPASI prinsipnya yang penting anak belajar makan dulu bukan yang penting anak mau makan banyak,” jelas Fitri.

Keinginan orang tua yang menginginkan anaknya makan banyak cenderung mengarahkan orang tua untuk memberikan anak menu yang anak lahap saja. Padahal, orang tua perlu memperkenalkan berbagai menu dan jenis lauk pauk yang beragam. 

“Sebenarnya kalau kita tau bahwa prinsip anak itu belajar dari kebiasaan maka kita tidak menganggap picky eater itu masalah anak, itu adalah bagaimana orang tua memberikan pembelajaran makan yang benar,” ujarnya.

Proses belajar, lanjutnya, memang membutuhkan konsistensi agar anak akhirnya mampu melakukan apa yang diajarkan. Jika anak menolak, tawarkan lagi satu minggu kemudian, tidak perlu dipaksakan. 

Ia mengingatkan agar orang tua juga menerapkan aturan makan atau feeding rules, yakni 2 jam sebelum makan anak tidak mengkonsumsi apapun. Jadi saat waktu makan anak dalam kondisi lapar dan bersedia makan.

“Konsistensi dalam memberikan pembelajaran itu sangat penting. Kalau anak belum bisa melakukan apa yang kita harapkan jangan menyerah, aturan harus terus berjalan,” tegasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar