c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

30 September 2025

15:44 WIB

Kenalan Dengan Alba, Orangutan Albino Asal Kalimantan Tengah

Alba bukanlah orangutan biasa. Warna bulunya yang putih pucat lahir dari kelainan genetik yang sangat langka.

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Satrio Wicaksono

<p id="isPasted">Kenalan Dengan Alba, Orangutan Albino Asal Kalimantan Tengah</p>
<p id="isPasted">Kenalan Dengan Alba, Orangutan Albino Asal Kalimantan Tengah</p>

Orangutan albino Alba yang dilepasliarkan ke habitat aslinya di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR), Kalimantan Tengah. (Dokumentasi BOS Foundation)

JAKARTA - Hutan hujan Kalimantan Tengah menyimpan kehidupan liar yang menakjubkan. Di tengah lebatnya pepohonan, terdengar kicauan burung, gemericik sungai, dan suara satwa yang jarang dijumpai manusia. 

Namun, di balik keindahan itu, ancaman nyata terus mengintai yakni perambahan hutan, pembukaan lahan, hingga perdagangan ilegal satwa. Di tengah situasi ini, lahirlah sebuah kisah yang menggugah perhatian dunia, kisah tentang Alba, orangutan albino pertama yang pernah dikenal manusia.

Pada April 2017, perhatian dunia tertuju ke Kapuas, Kalimantan Tengah. Tepat pada 29 April 2017, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah bersama Kepolisian Sektor Kapuas Hulu dan Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation berhasil menyelamatkan Alba di Desa Tanggirang, Kecamatan Kapuas Hulu, Kabupaten Kapuas.

Awalnya, BOS Foundation menerima laporan dari sebuah desa di sekitar Mawas mengenai seekor orangutan albino yang dipelihara dalam kandang. Pemiliknya mengaku menemukan anak orangutan betina itu di kawasan hutan yang baru dibuka.

Saat ditemukan, Alba diperkirakan berusia sekitar lima tahun. Ia segera diselamatkan dan dibawa ke pusat rehabilitasi Nyaru Menteng. 

Di sana, ia mendapat perawatan medis sekaligus pengawasan intensif untuk menilai apakah mampu bertahan hidup bila suatu saat dilepas kembali ke hutan.

Melansir laman Save The Orangutan, Alba bukanlah orangutan biasa. Ia merupakan orangutan albino pertama yang diketahui ada di dunia. 

Warna bulunya yang putih pucat lahir dari kelainan genetik yang sangat langka. Tak heran jika kisah penyelamatannya sontak menjadi sorotan global, menarik perhatian media internasional hingga masyarakat luas.

Karena keunikannya, sekaligus fakta bahwa Alba sebagian besar hidup di alam liar, BOS Foundation menekankan pentingnya menjaga ia tetap berada di lingkungan yang aman. Hanya dengan cara itulah perilaku alaminya bisa terus distimulasi secara optimal.

Meski memiliki pesona yang memikat, kehidupan Alba tidaklah mudah. Pemeriksaan medis menunjukkan ia mengalami keterbatasan penglihatan dan pendengaran, dua kemampuan vital untuk bertahan hidup di hutan. 

Warna bulunya yang putih juga membuatnya mudah terlihat, sehingga lebih rentan menjadi target perburuan maupun perdagangan ilegal. BOS Foundation memang mengelola kawasan hutan yang relatif aman dan diawasi lebih ketat dibanding area lainnya. 

Namun, bagi Alba, perlindungan ekstra tetaplah mutlak diperlukan. Organisasi ini juga berkomitmen menciptakan kondisi paling alami bagi setiap orangutan yang mereka selamatkan, termasuk yang kehilangan induk atau terusir dari habitat aslinya.

Tujuan akhirnya jelas untuk mengembalikan kebebasan para orangutan, baik melalui reintroduksi ke hutan maupun pelepasan di suaka permanen yang aman. Setelah dua tahun menjalani rehabilitasi di Nyaru Menteng, Alba akhirnya dilepasliarkan ke habitat aslinya di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) pada 18 Desember 2018. 

Pelepasan itu menjadi momen bersejarah, bukan hanya bagi Alba, tetapi juga bagi upaya konservasi orangutan di Indonesia. Kabarnya, Alba cukup aktif sejak kembali ke alam. 

Setahun setelah dilepas, catatan menunjukkan ia menghabiskan rata-rata 56,5% dari jam aktifnya untuk makan, 27,2% untuk bergerak di pepohonan, 13,8% untuk beristirahat, dan 2,2% untuk perilaku lain seperti membuat sarang atau bersosialisasi. Angka-angka ini menegaskan, meski dengan segala keterbatasan, Alba mampu menyesuaikan diri kembali dengan kehidupan liar.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar