c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

01 November 2025

08:00 WIB

Kemenbud Inisiasi Pembangunan Rumah Budaya Syaikh Yusuf Di Cape Town

Syekh Yusuf adalah seorang ulama sekaligus pejuang asal Makassar, yang menghabiskan sisa hidupnya di tanah Afrika karena dibuang Belanda setelah kejatuhan Kerajaan Gowa pada abad ke-17. 

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p id="isPasted">Kemenbud Inisiasi Pembangunan Rumah Budaya Syaikh Yusuf Di Cape Town</p>
<p id="isPasted">Kemenbud Inisiasi Pembangunan Rumah Budaya Syaikh Yusuf Di Cape Town</p>

Menteri Kebudayaan RI bersama ulama di Cape Town menginisiasi pembangunan Rumah Budaya Syekh Yusuf sebagai tanda diplomasi budaya Indonesia dan Afrika Selatan, Cape Town, Jumat (31/10). Dok: Kemenbud.

JAKARTA - Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) Republik Indonesia menggagas pembangunan Rumah Budaya Syaikh Yusuf di Cape Town, Afrika Selatan. Wacana ini langkah stretegis diplomasi kebudayaan, dengan mempertegas lagi keterhubungan kedua negara lewat sosokSyekh Yusuf.

Syekh Yusuf, yang juga dikenal dengan nama Abadin Tadia Tjoessoep adalah ulama besar asal Makassar yang sampai ke Tanah Afrika pada abad ke-17, dan kemudian menyebarkan Islam.

"Syekh Yusuf Al-Makassari adalah jembatan peradaban antara Nusantara dan Afrika Selatan. Rumah Budaya Indonesia Syekh Yusuf akan menjadi simbol persahabatan abadi kedua bangsa yang sudah terjalin sejak ratusan tahun lalu," ungkap Menteri Kebudayaan, Fadli Zon dalam keterangan resmi, Jumat (31/10).

Wacana pembangunan Rumah Budaya Syekh Yusuf di Cape Town dibahas dalam kesempatan kegiatan Culture Ministers Meeting G20 di Afrika Selatan yang diikuti Indonesia. Dalam kesempatan itu, Fadli Zon berdialog dengan masyarakat dan sejarawan lokal seperti Imam Adam dari Masjid Nurul Latief dan Ebrahim Rhoda, peneliti sejarah Islam di Cape Town terkait jejak Syekh Yusuf di kawasan tersebut.

Fadli mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk memperkuat ikatan historis dan persahabatan antara Indonesia dan Afrika Selatan melalui pembangunan Rumah Budaya yang direncanakan akan menjadi pusat kegiatan seni, budaya, dan interaksi antarkomunitas. Ruang itu nantinya juga akan menjadi ruang yang memperkuat jejaring diaspora Indonesia di Afrika Selatan serta mendorong pertukaran budaya dan riset sejarah.

Rencananya, Rumah  Budaya Indonesia Syekh Yusuf akan dibangun di atas lahan seluas 2.000 meter persegi di sekitar kompleks makam sang ulama.

Lebih jauh tentang Syekh Yusuf, ia adalah ulama besar yang berasal dari Kerajaan Gowa, keponakan dari Raja Gowa, Sultan Alauddin, raja pertama Gowa yang memeluk Islam pada tahun 1603.

Baca juga: Syekh Yusuf Al Makassari; Pejuang Agama, Pahlawan Dua Bangsa

Selain dikenal sebagai ulama, Syekh Yusuf juga pemimpin perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Perlawanan itu pula yang membawanya ke penjara, hingga dibuang sampai ke Tanjung Harapan, tak jauh dari jantung kota Cape Town saat ini.

Tepatnya di tahun 1693, Syekh Yusuf sampai di Afrika dan diterima oleh Gubernur Simon van der Stel yang ketika itu berkuasa. Ia lalu ditempatkan di lahan pertanian Zandvliet, di tepi Sungai Eerste yang kemudian dikenal sebagai Macassar, sebuah pilihan penamaan untuk menghormati asal usul sosok tersebut.

Di Zandvliet, Syekh Yusuf menjadikan masa pengasingannya sebagai ladang dakwah. Ia membuka tempat perlindungan bagi budak pelarian dan membentuk komunitas Muslim pertama di Afrika Selatan.

Dari tempat inilah ajaran Islam menyebar luas ke Cape Town dan sekitarnya, menjadikan Syekh Yusuf sebagai Bapak Islam di Afrika Selatan hingga beliau wafat pada 23 Mei 1699 di usia 73 tahun.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar